Uncategorized

Pariwisata Thailand Hadapi tantangan Jumlah Wisman Tidak Capai Level 2019?

BANGKOK, bisniswisata.co.id: Sektor pariwisata Thailand, yang sering dianggap sebagai landasan ekonominya, telah mengakhiri tahun 2024 dengan jumlah kedatangan pengunjung yang menandakan potensi tantangan di masa mendatang.

Dilansir dari travelandtourworld.com, meskipun mencapai peningkatan sebesar 26,27% dari tahun 2023, total awal 35.545.714 kedatangan masih 10,68% di bawah tolok ukur tahun 2019 sebesar 39,8 juta, tahun yang dianggap sebagai dasar untuk “kenormalan.”

Angka ini sebanding dengan kedatangan tahun 2017 dan menyoroti tanda-tanda peringatan dini stagnasi di sektor ini, yang diperburuk oleh tantangan internal dan eksternal.

Perbandingan Global dan Regional
Meskipun kinerja Thailand menunjukkan beberapa pemulihan, namun tertinggal dari tren global.

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), kedatangan pengunjung global pada tahun 2024 mencapai 98% dari level tahun 2019 pada bulan September.

Namun, pemulihan Thailand tetap lambat, dipengaruhi oleh penurunan sumber-pasar utama;

Tiongkok: Kedatangan dari sumber pasar massal terbesar Thailand turun 38,77% dibandingkan dengan tahun 2019.
Asia Timur Laut: Jepang dan Korea Selatan juga menunjukkan penurunan yang signifikan.
ASEAN: Singapura dan Laos, yang secara tradisional merupakan kontributor kuat, mengalami penurunan jumlah pengunjung.

Titik Cerah dalam Pariwisata

Meskipun ada tantangan, beberapa pasar melaporkan pertumbuhan:

Malaysia: Melanjutkan kinerja yang kuat sebagai pasar lintas batas utama. Rusia: Ketahanan yang mengejutkan meskipun ada tantangan geopolitik, dengan kedatangan yang stabil.

India: Pasar yang tumbuh pesat, dengan prospek yang menjanjikan seiring dengan peningkatan konektivitas penerbangan.
Tantangan Struktural dan Pergeseran Pasar

Beberapa faktor telah berkontribusi terhadap kinerja buruk Thailand:

Ketidakstabilan Politik: Seringnya terjadi perubahan dalam kepemimpinan pariwisata, dengan tiga menteri dalam 18 bulan, telah mengganggu perencanaan strategis.

Perselisihan Sektor Swasta: Pertikaian internal dalam organisasi seperti Dewan Pariwisata Thailand telah semakin melemahkan tindakan terpadu.

Persaingan Berlebihan: Destinasi global memanfaatkan strategi serupa, seperti pelonggaran visa dan pemasaran kreatif, yang menciptakan persaingan yang ketat.

Publisitas Negatif: Laporan penipuan, penipuan, dan penipuan terus mencoreng citra Thailand, meningkatkan kekhawatiran tentang pengalaman pengunjung.

Kekhawatiran masa depan

Analis pariwisata memperingatkan potensi “Kelelahan Thailand” di antara pasar-pasar utama. Paparan berlebihan, ditambah dengan masalah akar rumput yang belum terselesaikan, dapat menghalangi pengunjung yang berulang.

Fokus pada kampanye tingkat tinggi, seperti “Tahun Pariwisata dan Olahraga Besar-besaran Thailand yang Menakjubkan”, mungkin mengabaikan kebutuhan untuk mengatasi tantangan praktis yang dihadapi oleh wisatawan.

Rekomendasi untuk Revitalisasi

Para ahli menyarankan Thailand harus mengubah pendekatannya untuk mendapatkan kembali momentum dan tetap kompetitif:

Diversifikasi Fokus ASEAN: Pasar seperti Indonesia, Filipina, dan Vietnam memerlukan upaya pemasaran yang disesuaikan.
Manfaatkan Batas Baru: Pasar yang sedang berkembang di Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan (misalnya, Bangladesh dan Pakistan) menawarkan potensi yang belum dimanfaatkan.

Pergeseran Metrik: Beralihlah dari sekadar jumlah pengunjung untuk fokus pada metrik seperti lama tinggal rata-rata dan kunjungan berulang.

Bersiap untuk Guncangan: Kembangkan rencana kontinjensi untuk gangguan eksternal guna memastikan ketahanan.

Target dan Prospek 2025

Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) telah menetapkan target ambisius 40 juta kedatangan untuk tahun 2025, yang setara dengan level tahun 2019.

Jika tercapai, ini akan menandai perjalanan enam tahun kembali ke “kenormalan” pra-pandemi. Namun, dengan ketidakpastian global dan persaingan yang ketat, memenuhi target ini akan memerlukan kalibrasi ulang strategi dan fokus pada penyediaan pengalaman pengunjung yang luar biasa.

Saat data lengkap untuk tahun 2024 tersedia, industri perlu mengambil pelajaran dan beradaptasi dengan cepat untuk mengatasi tren dan tantangan

Evan Maulana