EVENT KOMUNITAS NEWS PENDIDIKAN

Mengisi Akhir Pekan di Menara 165, Menjawab Tiga Pertanyaan Dasar Umat  

Ary Ginanjar bersama peserta dari luar negri, Emad dari AS dan Ruud dari Belanda. ( foto ESQ Media).

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sedikitnya 700  peserta mengikuti training ESQ 165 New Chapter selama tiga hari dari 16-18 November 2018 yang dipimpin langsung oleh DR HC Ginanjar Agustian di Granada Ballroom, Menara 165, hari ini

“ Alhamdulilah peserta datang dari berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta maupun perorangan. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan juga ada dari Singapura, Kuala Lumpur dan Amerika Serikat,” kata Ary Ginanjar.

ESQ Training adalah sebuah latihan kepimpinan dan pembinaan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang mengintegrasikan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui 1 ihsan, 6 prinsip iman dan 5 prinsip Islam. Oleh karena itu gedung menjulang tinggi dengan lafadh Allah di atas puncaknya  dinamakan Menara 165.

Dengan jumlah alumni mencapai 1.617.239 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara, pihaknya memiliki visi Indonesia Emas 1 yaitu berkontribusi pada negara dengan membangun SDM Indonesia yang  berkarakter pada 2020.

Training ESQ New Chapter ini bertujuan untuk mencapai visi mulia dari lembaga ESQ Leadership Center, yaitu mewujudkan Indonesia Emas 2020 itu dimana kelak diharapkan Indonesia memiliki karakter yang mulia, karakter tangguh yang akan membuat Indonesia menjadi sejahtera.

Melalui visi Indonesia Emas 2020 maka diharapkan kelak masyarakat Indonesia akan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, melalui 7 budi utama ESQ yaitu Jujur,Tanggung jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama,Adil dan Peduli.

“Budi utama akan menjadi karakter bangsa ini sehingga kita menjadi bangsa  yang hebat, disegani dan diperhitungkan oleh bangsa lain. Akan terwujud Indonesia yang lebih baik dan sejahtera,’ kata Ary Ginanjar,  pendiri ESQ Leadership Center, pencipta dan penyelenggara beragam modul training ini.

Menurut dia , Budi utama akan menjadi ciri khas atau karakter dari masyarakat sehingga jika visi  Indonesia berkarakter pada tahun 2020 terwujud maka selanjutnya Indonesia menjadi negara sejahtera pada tahun 2030 dan Indonesia Adidaya pada tahun 2045

“Inshaa Allah visi Indonesia Emas pada tahun 2020, 2030 dan 2045 itu akan tercapai dan lewat training kami membimbing peserta untuk tidak terjebak rutinitas tapi mampu  menjawab pertanyaan Siapa Saya ?, Dimana Saya ? Mau kemana Saya?.” jelasnya.

Jika seorang umat dari agama apapun sudah memiliki jawaban dan kesadaran maka bisa menjadi pribadi yang lebih baik yaitu mental yang ajeg, hati yang puas dan tahu bagaimana cara mencapai achievment atau cita-cita dalam hidupnya.

Ibunda Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.PD. ibu dari Gubernur DKI Anies Bawesdan bersama Hj. Anna Rohana Rohim, ibunda Ary Ginanjar saat pembukaan training.

 

Renungan 165

Ary dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan pentingnya memahami tuga pertanyaan dasar dan mengajak kita sama-sama Coba mengevaluasi diri kira-kira termasuk golongan yang manakah diri ini ?

“Coba kalau kita sudah punya 6 dan 5,  tapi tanpa 1. Artinya adalah sudah tergolong orang yang  beriman dan sudah melaksanakan shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi diri kita tidak “ihsan”, atau tidak indah ahlaknya. Bagaimana kepribadiannya ?,” tanya Ary.

Atau bila Kita sudah melaksanakan yang 5, tapi tanpa 1 dan tanpa 6. Artinya menjadi  seorang yang sudah shalat, puasa, zakat dan haji, melaksanakan rukun Islam, tapi hatinya kosong tidak ada iman, dan tidak ihsan ahlaknya atau tidak indah ahlaknya.

Bisa juga kita sudah memiliki sifat baik ( Ihsan)  tanpa menjalan 6 rukun iman dan 5 rukun Islam. Artinya menjadi orang yang sudah berbuat ihsan atau kebaikan seperti jujur, suka menolong,suka  membantu, tanggung jawab, tetapi tidak punya 6 Rukun Iman di hatinya, dan tidak melaksanakan 5 Rukun Islam.

Bisa jadi kita sudah memiliki 1 dan 6 saja tapi tanpa 5. Yaitu orang yang berbuat baik atau ihsan seperti suka menolong, suka membantu, jujur, tanggung jawab. Dan juga sudah punya 6 rukun iman, akan tapi dia tidak shalat, tidak zakat, tidak puasa, atau tidak melaksanakan Rukun Islam.

Bagaimana kalau sudah punya 1 dan 5, tapi tanpa 6 ?. Yaitu orang yang berbuat baik atau ihsan ahlaknya, sudah juga  melakukan shalat, zakat, puasa, atau Rukun Islam, namun tidak beriman, atau kosong jiwanya ?.

“ Tentunya yang paling merugi adalah golongan umat yang  tidak punya 165
sama sekali. Orang yang tidak ihsan ahlaknya, tidak punya iman, dan tidak pula Islam.. Nah, kita tergolong kelompok yang mana ?, ungkap Ary Ginanjar.

Emad Abdellatif Hamdan, Direktur Saleema Foundation Amerika Serikat.

Lewat training ESQ maka pertanyaan Siapa saya ?, Dimana saya dan Mau kemana saya ? akan terjawab dengan sendirinya. Tidak heran setelah mengikuti training maka sedikitnya ada 12 ciri alumni ESQ  165 yang baik a.l adalah memiliki satu hati

Satu atau menyatu  antara hati, kata dan perbuatan. Hati dan pikirannya bersih dengan ZMP ( Zero Mind Process ) dan senantiasa berzikir. Dalam kehidupannya sehari-hari mampu mengaplikasikan 7 nilai dasar yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli dalam keseharian.

“Untuk  7 dasar Budi Utama ini kalau sudah mampu diaplikasikan dengan baik di lingkungan keluarga hingga ke berbagai perusahaan maka hasilnya akan luar biasa. Itulah sebabnya banyak perusahaan yang sukses terus mengirimkan karyawan agar punya satu cita-cita dan menyamakan gerak langkah untuk mewujudkannya,” kata Ary Ginanjar yang selama 3 hari training dibantu tim trainer.

Ary mengaku tidak terasa kegiatan training ini sudah berjalan selama 18 tahun. Oleh karena itu Training ESQ 165 New Chapter adalah pembaruan dari training ESQ sebelumnya yang telah berusia 16 tahun. Perubahan tersebut antara lain pada desain dan teknologi yang digunakan.
Training ESQ New Chapter ini menggunakan pendekatan teknologi terbaru yang tidak hanya dengan teknologi sistem audio dan visual, tapi juga dengan pendekatan psikologis terbaru.

“Ini karena banyak tantangan yang dihadapi Indonesia masalah narkotika, korupsi, kenakalan remaja, serta prostitusi daring. Ini akibat kita terlalu mengandalkan kecerdasan intelektual, sehingga ada yang dirasa kering yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual,” ungkapya.

Hasil pelatihan sedikitnya membentuk enam prinsip yang tertanam dalam diri alumni yaitu bersikap teguh, tidak mudah stress dan nampak tenang dan ajeg  karena selalu meletakkan Allah dalam hatinya.

Prinsip lainnya adalah mampu berbuat kebaikan dan suka menolong karena percaya malaikat mencatat perbuatannya. Alumni mampu memimpin dirinya sendiri dan orang lain
dan menjadikan Rasulullah uswatun hasanah.

Ciri lainnya dari alumni ESQ adalah suka belajar dan terus melakukan perbaikan dengan tuntunan Al Qur’an dan Hadist, selalu berupaya maksimal mencapai tujuan dan senantiasa berorintasi jauh ke depan, bahkan hingga “Hari Akhir”.

Hasil pelatihan yang utama adalah memiliki hati yang selalu Ikhlas dalam setiap peran dan hasil sebagai sebuah takdir terbaik dari Allah.  Keraguan, kegelisahan pikiran yang mempengaruhi aktivitas kehidupannya selama ini hilang seiring mampunya menjawab pertanyaan dasar Siapa Saya ?, Dimana Saya?, Mau Kemana Saya ?.

Dalam aktivitas sehari-hari mereka selalu semangat dan pantang menyerah dijiwai oleh syahadat, terus berlatih meningkatkan karakter positif yang dibentuk oleh shalat serta terus berupaya membuang karakter negatif yang dilatih oleh kebiasaan berpuasa.

Para alumni juga terus berlatih mengeluarkan potensi positif dan senantiasa berbagi,karena
dibentuk oleh zakat. Mereka menjadi individu yang bisa mengeluarkan seluruh potensinya untuk kebaikan dan kemajuan ummat-bangsa hasil bentukan prinsip Haji. 

Pandangan Alumni

Djendri Djusman, pengusaha yang juga calon anggota legislatif dari PDIP mengucapkan kalimat tasbih Subhanallah ( Maha suci Allah) saat ditanya mengapa sebagai alumni rajin datang ke acara training

“ ESQ Leadership Center Ini adalah lembaga yang saya pikir serius banget dalam memperjuangkan Pembangunan Kharakter Bangsa Indonesia, kata pria berdarah Sumatra Barat yang besar di Amerika Serikat.

Sebagai lembaga pelatihan SDM, ESQ tidak tanggung-tanggung karena semuanya lengkap mulai dari materinya, trainernya, ada gedungnya yaitu  Menara I65 di kawasan prestisius Jl. TB Simatupang,Jakarta dan ada organisasi alumni yaitu Forum Komunikasi Alumni ( FKA ESQ), tambahnya.

“Pokoknya Keren abis. Kini seluruh anggota keluarga dan karyawan sudah mendapatkan training ESQ karena jenis training banyak sekali mulai dari kebutuhan anak, wanita, orangtua, manajemen hingga ESQ New Chapter ini,” kata Djendi Djusman.

Djendri Djusman, salah satu alumn training ESQ

Kalimat tasbih “Masya Allah” kekaguman pada Alkah SWT diucapkan oleh peserta bule asal Amerika yang mengikuti Training ESQ New Chapter. Dia adalah Emad Abdellatif Hamdan, Direktur Saleema Foundation Amerika Serikat.

Pria berdarah Palestina yang besar di Amerika tersebut baru mengikuti rangkaian pembukaan di hari pertama training  dan himbauan Ary Ginanjar untuk sukses mengikuti yaitu fokus, enjoy dan bahagia dalam menjalani training langsung diterapkannya.

“Masya Allah baru kali ini ada training seperti ini di dunia dan saya menjadi bagian di dalamnya. Tidak sepenuhnya ucapan pak Ary bisa saya mengerti  tetapi takbir dan Alfatihah yang berkali-kali diucapkan berjamaah dan surat-surat Alquran yang ditunjukkan di layar multi media membuat saya paham Allah Maha Besar,” ujarnya dalam bahasa Inggris.

Sebagai Direktur Saleema Foundation yang berpusat di Amerika Serikat. Emad sudah dua tahun berada di Indonesia dan beristirikan Uci, salah satu alumni ESQ sejak 2005. Oleh karena itu Emad yang kini berusia 51 tahun fokus mengikuti training selama tiga hari bersama para karyawannya juga.

“Jutaan anak di Indonesia, mulai dari bayi hingga remaja, telah kehilangan satu atau kedua orang tuanya. Proyek kami mensponsori anak yatim dan panti asuhan, dan membantu komunitas mengangkat diri mereka keluar dari kemiskinan,” ungkap Emad sedikit mengungkap aktivitasnya di Indonesia.

Ibunda Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.PD hadir dalam gelaran training ESQ New Chapter. Aliyah yang hadir dalam acara pembukaan tersebut menyatakan mereka yang ikut training akan paham bagaimana menjawab pertanyaan dasar hidup.

Sebelum memimpin training, Ary Ginanjar turun dari panggung dan mencium tangan dosen dan guru besar emeritus Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif di berbagai kegiatan sosial, agama dan kemasyarakatan di DIY ini.

Ary juga mencium tangan ibundanya tercinta Hj Anna Rohana Rohim yang duduk bersebelahan dengan Aliyah Rasyid. Kesantunan pak Ary kepada kedua tokoh wanita ini menjadi panutan yang nyata tentunya.

Experience menjadi kata kunci untuk duduk dalam ruangan training selama tiga hari. Menikmati langsung dan pro aktif berperan serta dalam setiap urutan training makanya dari awal kami minta peserta fokus, enjoy dan bahagia sehingga dapat menerima materi yang diberikan,” kata Ary Ginanjar.

Bahasa hati yang bersifat universal adalah bahasa yang selalu dipakai di dalam training ESQ karena ketika kita bicara dengan ” bahasa ” yang sama sehingga  siapapun akan menerima, kata Ary Ginanjar.
.
Bahasa hati ini tidaklah mengenal perbedaan karena kita diciptakan oleh Tuhan yang satu, Tuhan yang telah menciptakan fitrah hati yang sama meskipun kita berbeda suku, berbeda bangsa dan berbeda agama sehingga training ini akan terus berjalan dan menjadikan SDM Indonesia berkarakter. 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)