DAERAH DESA WISATA

2020, 5 Desa Wisata Jadi Destinasi Baru Bali

MANGUPURA, bisniswisata.co.id: Pengembangan lima desa wisata di wilayah Kabupaten Badung, Bali, yaitu Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Baha Mengwi, Carangsari dan Pangsan, ditargetkan akan selesai pada tahun 2020 dengan konsep Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) yaitu menyeluruh dan terpola.

“Hingga saat ini tahapan yang telah selesai dilakukan adalah feasibility study yang akan ditidaklanjuti dengan master plan,” ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta seperti dilansir Antara, Sabtu (17/11/2018).

Dilanjutkan, untuk DED dan konsep pengembangannya, telah dibuatkan oleh masing-masing desa wisata melalui Kelompok Sadar Wisata yang nantinya akan masuk ke Badan Usaha Milik Desa yang diformat melalui dana hibah.

“Melalui dana hibah ini dapat melakukan kegiatan sendiri dengan memanfaatkan potensi yang ada, baik tukang maupun bahan-bahan yang dipakai harus dibeli dari desa itu sendiri,” katanya.

Dengan begitu, menurut Giri Prasta, perputaran ekonomi dapat berjalan dan dapat memanfaatkan potensi yang ada di masing-masing desa. Selain itu, pembangunan lima desa wisata juga disesuaikan dengan potensi yang ada dan dengan adat, agama, tradisi, seni dan budaya setempat.

Diharapkan, program pengembangan desa wisata di Badung harus benar-benar terwujud dan jangan hanya sebatas wacana. Pihaknya juga ingin, desa di Badung menjadi desa yang membangun, bukan membangun desa. “Ketika desa membangun, peluang kerja dan potensi yang ada di desa itu sendiri akan dinikmati oleh masyarakat sebagai tuan di rumahnya sendiri,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra, mengatakan, konsep desa wisata itu terintegrasi secara menyeluruh dengan dilaksanakannya feasibility study. “Selain lima desa ini, wilayah Badung Utara juga memiliki 17 desa yang berpotensi untuk diwujudkan menjadi desa wisata. Guna menarik wisatawan ke Badung Utara, kami juga telah berencana menyiapkan wisata kereta gantung yang akan menjadi ikon baru di Badung utara,” ujarnya.

Terwujudnya desa wisata itu, sambung dia, akan mendukung keberadaan kereta gantung yang dapat menghidupkan pariwisata di Badung Utara. Menururnya, nantinya atraksi-atraksi yang ada di masing-masing desa wisata tidak harus sama, karena dengan berbedanya atraksi dan tampilan dapat menjadi roh dari desa wisata tersebut.

#. Desa Wisata Bongkasa Pertiwi

Sebagian besar penduduk sebagai petani dan peruntukkan lahan utamanya berupa pertanian padi lahan basah. Desa Bongkasa Pertiwi juga di lewati Sungai Ayung, salah satu sungai tertua dan terpanjang di Bali. Sungai ini untuk pertanian, perkebunan dan peternakan. Selain aktivitas bertanam dan peternakan menjadikan Bongkasa Pertiwi memiliki sajian landscape menarik bagi wisatawan.

Ada wisata alam dan wisata buatan dikembangkan. Juga kegiatan ritual keagamaan di areal sawah dan Pura Khayangan Tiga menjadi daya tarik tersendiri. Dari sisi arsitektur Pura dan rumah tradisional Bali menjadi simbol budaya. Bahkan ada kerajinan perak. Selain itu wisata buatan yang memacu adrenalin dapat dijumpai pada obyek wisata swing, arung jeram, paintball dan ATV (All Terrain vehicles).

#. Desa Wisata Sangeh

Desa wisata ini memiliki kawasan Taman Mumbul atau yang biasa dikenal dengan tempat panglukatan pancoran solas dan kolam besar yang disucikan. Sudah banyak wisatawang asing yang mengunjungi taman Umbul ini. Objek wisata lain di Sangeh dengan monyet berkeliaran bebas. Di tengah hutan ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari. Pura ini dibangun oleh Kerajaan Mengwi.

Daya tarik lainnya, ada hutan masih alami, tertata rapi dan cukup luas dan dianggap suci warga setempat. Hutan lindung seluas 14 Hektar dan tinggi pohon-pohonnya mencapai 50 meter. Hutan Sangeh ini terkenal tumbuhan pala (dipterrocarpustrinervis) yang usianya sudah cukup tua, dari 100 hingga 300 tahun.

#. Desa wisata Baha Mengwi

Desa ini sarat nilai kesejarahan Bali karena dulunya merupakan basis para pejuang kemerdekaan Bali. Selain itu, sangat kental budaya dan adat istiadat masyarakat Bali. Bahkan keindahan alami khas pedesaan yang dapat dinikmati juga disuguhi indahnya bangunan-bangunan dengan arsitektur tradisional khas Bali.

Bukan itu saja, penduduk Desa Baha memiliki keterampilan sebagai pengrajin ukir-ukiran, pengrajin anyaman, berbagai industri rumah tangga serta sering kali diadakan upacara keagamaan di desa ini. Tak hanya itu, juga melahirkan seniman legong. Penduduk Desa Baha mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dengan menggarap lahan persawahan mereka. Sistem pertanian di desa ini menerapkan sistem pengairan Subak dengan pengaturan irigasi sehingga sawah tidak mengalami kekeringan.

#. Desa Wisata Carangsari

Desa wisata ini kaya akan atraksi wisata mulai naik gajah, rafting, bersepeda, trekking lintas alam boleh juga belajar mengolah coklat atau olahan dapur khas Carangsari. Tak cukup waktu sehari atau dua hari menikmati desa wisata Carangsari, Anda ditawarkan ‘’pengalaman keseharian masyrakat Bali di Carangsari’’ dengan tinggal, menginap di rumah penduduk. Di desa ini tak cuma belajar sejarah perjuangan pahlawan I Gusti Ngurah Rai, tetapi menikmati Balinese experience ala Carangsari.

Desa agraris seluas 885 Ha. pada bagian utara berbatasan dengan Desa Getasan, bagian selatan berbatasan dengan Desa Sangeh, bagian barat berbatasan dengan Sungai Penet dan pada bagian sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ayung. Posisi strategis dan memiliki kekayaan alam yang mumpuni sebagai asset kepariwisataan. Wajar jika kemudian dikembangkan menjadi desa wisata berbasis konservasi berkelanjutan.

#. Desa Wisata Pangsan
Keunikan desa wisata ini setiap jengkal memiliki adat, tradisi dan budayanyaa sendiri. Desa wisata ini dapat melihat, mempelajari, ikut merasakan bagaimana masyarakat melaksanakan upacara. Upacara Ngenar atau menanak bubur yang dilaksanakan oleh anak-anak yang masih berusia 9 sampai 10 tahun di Pura Puseh Pingit.

Juga ada upacara Dahe Teruna, berupa tata upakara membuat lawar, base-base, ngias, dan lain-lainnya yang dilakukan oleh laki-laki. Sementara remaja perempuan mengolah aneka sayur Sad Rasa yang digunakan untuk upacara Lampadan. Ada tradisi Nyerahane Saye, berupa upacara serah terima petugas pembantu kelihan, yang dilaksanakan di pura Puseh Pingit, dilengkapi dengan upacara Malang – yaitu tatacara merebus ayam dengan bumbu kelapa parut, rajangan bumbu genep, plus gula Bali. Tradisi Urak Tradisi serah terima beragam bumbu di Pura Pucak Manik dan Pempatan Desa (Catus Patha Desa) oleh sejumlah anggota masyarakat (pengayah/keluarga) yang ditetapkan secara bergilir setiap hari. (EP)

Endy Poerwanto