Suasana musim panas di pinggir pantai ( Foto: Lonelyplanet.com)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Saat ini hampir seluruh negara di dunia berkutat mencari cara bagaimana hidup ‘berdamai’ dengan virus corona. Karena, meskijumlah warga yang terinfeksi mulai menurun, bukan berarti pandemi sudah berlalu. Selama vaksin belum ditemukan, orang diminta untuk tetap menjaga jarak sosial, mengenakan masker, dan rajin mencuci tangan.
Sejumlah negara mencatat, penambahan kasus positif virus corona mulai melandai. Pekan lalu Uni Eropa menyerukan dibukanya kembali perbatasan antara negara-negara anggota yang memiliki tingkat infeksi COVID-19 yang sama.
Beberapa negara bahkan menyatakan telah berhasil mengatasi pandemi ini. Mereka memutuskan mengambil langkah nyata untuk kembali membuka hotel dan fasilitas penginapan lain, serta membangun zona perjalanan yang aman.
Sayangnya, hingga kini orang belum berhasil mengetahui pola perilaku virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Kebijakan negara dapat berubah setiap saat, bahkan dalam hitungan menit jika kemudian ditemukan ada potensi peningkatan jumlah orang yang terinfeksi.
Dalam beberapa bulan ke depan, waktu bepergian akan bergantung pada kebijakan kesehatan publik negara tujuan, kemampuan melacak dan menguji virus corona, serta penerapan hukum pembatasan sosial.
Berikut ini panduan yang dilansir Lonely Planet di beberapa negara terkait waktu yang pas untuk memulai perjalanan wisata:
Australia dan Selandia Baru
Australia dan Selandia Baru secara resmi menyepakati pembentukan “gelembung trans-Tasman” yang memungkinkan keduanya mencabut larangan atura perjalanan selama pandemi. Artinya, orang-orang di dua negara ini dapat saling bepergian tanpa 14 hari karantina.
Sementara itu izin bagi wisatawan internasional kemungkinan baru bisa dibuka pada Oktober mendatang, seperti disampaikan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Dubai
Penguasa Dubai mempertimbangkan untuk kembali membuka diri bagi pelancong pada Juli. Meski demikian, mereka mengingatkan keputusan ini bisa berubah sewaktu-waktu dan menundanya hingga September. Restoran dan toko-toko akan kembali buka pada 24 April saat negara tersebut melonggarkan kebijakan lockdown. Namun aturan jarak sosial yang ketat akan terus diberlakukan. Dubai masih mencari cara untuk menyambut wisatawan dengan aman.
“Tempat-tempat masih banyak yang tutup. Apakah akan dibuka pada Juli saat perlahan-lahan semua mulai dibuka? Atau September? Kami perlu memastikan bahwa kami siap jika ternyata semuanya berjalan lancar lebih awal,” kata Helal Al Marri, direktur jenderal Departemen Pariwisata dan Perdagangan Dubai, kepada Bloomberg TV yang dilansir Lonely Planet.
Indonesia
Sementara itu Pemerintah Indonesia menyatakan akan mulai menyambut wisatawan asing pada Oktober mendatang. Itupun tidak berlaku di seluruh wilayah, hanya beberapa tempat yang dianggap aman, seperti Bali, Riau, dan Yogyakarta.
Italia
Italia akan melonggarkan larangan perjalanan internasional pada 3 Juni dengan mulai membuka perbatasan.Mengizinkan warga asing masuk tanpa karantina. Sejak lockdown dibuka, beberapa kafe dan restoran mulai beroperasi, tetapi masih outdoor.
Sementara itu pantai-pantai akan segera mengikuti jejak dengan aturan baru yang ketat seperti menyiapkan kursi berjemur dan payung-payung berjarak 5 meter. Pengunjung juga diwajibkan mengenakan masker jika hendak menjauh dari payung. Larangan berkumpul di pasir dan laut pun diberlakukan.
Portugal
Hotel-hotel di beberapa wilayah seperti Algarve diharapkan dapat dibuka pada Juni dan Juli. Meski demikian, pemerintah setempat memutuskan untuk tetap menutup perbatasan dengan sejumlah negara.
Dewan Pariwisata Portugal bekerjasama dengan otoritas kesehatan nasional membantu sektor pariwisata untuk menyambut para pelancong dengan kampanye “bersih & aman”. Pemerintah juga mengeluarkan sertifikat bagi pelaku industri yang berhasil memenuhi standar kebersihan baru. Jurubicara dewan pariwisata kepada Lonely Planet mengatakan: Pada 14 Mei lalu sudah ada 3.856 pelaku bisnis yang mengajukan untuk mendapat sertifikat itu.
Portugal telah memasuki fase kedua dari tiga tahapan sebelum betul-betul melonggarkan kebijakan lockdown. Restoran, kafe, toko kue, dan tempat-tempat belanja sebagian mulai dibuka.