JAKARTA, bisniswisata.co.id: Bisnis kedai kopi di Indonesia benar-benar menggiurkan. Tudingan selama ini bisnis kopi, sangat pahit. Ternyata hal itu terbantahkan. Diprediksi nilai pasar kedai kopi di penjuru nusnatara tembus Rp4,8 triliun per tahun dan jumlah nilai ini grafiknya terus naik. Bahkan tahun 2020, diperkirakan masih tumbuh positif.
Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton.
“Selain itu, jumlah kedai kopi di Indonesia semakin meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir. Bahkan munculnya gaya baru cara minum kopi di kalangan milenial seperti minuman kekinian berbahan kopi menjadi pendorong utama tumbuhnya bisnis kopi. Tingginya margin bisnis kopi kekinian pun membuat bisnis kopi menjadi semakin digandrungi. ,” papar Head of Marketing Toffin Indonesia, Ario Fajar dalam keterangan resminya, Rabu (18/12/2019).
Dilanjutkan, hasil riset Toffin menunjukkan jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016 yang hanya sekitar 1.000 gerai. Angka riil jumlah kedai kopi ini, bisa lebih besar karena sensus kedai kopi hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota besar, tidak termasuk kedai-kedai kopi independen yang modern maupun trandisional di berbagai daerah.
Disisi lain hasil riset menunjukkan, beberapa outlet baru bisnis kopi didominasi oleh kopi kekinian, seperti Kopi Kenangan (2016) sebanyak 175 outlet, Kopi Soe (2017) sebanyak 150 outlet, Kulo (2018) sebanyak 300 outlet, dan Janji Jiwa (2018) sebanyak 500 outlet.
Riset yang dilakukan melalui indepth interview dengan para pemangku kepentingan di industri kedai kopi Indonesia menunjukkan setidaknya ada tujuh faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia, yaitu kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi, meningkatnya daya beli konsumen, tumbuhnya kelas menengah, dan harga RTD Coffee di kedai modern yang lebih terjangkau.
“Dengan jumlah gerai yang terdata saat ini dan asumsi penjualan rata-rata per outlet 200 cup per hari, serta harga kopi per cup Rp22.500, kami memperkirakan nilai pasar kedai kopi di Indonesia mencapai Rp4.8 triliun per tahun,” lontarnya.
Dilanjutkan, proyeksi pertumbuhan pada 2020 ini juga berdasarkan insight dari konsumen yang dikumpulkan melalui survei online kepada kalangan muda (generasi Y dan Z) penggemar kopi di Indonesia.
Kemudian dominasi populasi anak muda Indonesia (Generasi Y dan Z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi, kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi, serta kehadiran platform ride-hailing (GrabFood dan Go-Food) yang memudahkan proses penjualan.
Tidak hanya itu, rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang ditunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin kopi), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi, dan margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi, juga menjadi faktor pendorong. (redaksibisniswisata@gmail.com)