MATARAM, bisniswisata.co.id: Para pendaki dan wisatawan nampaknya harus bersabar karena seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditutup hingga Maret 2020. Penuntupan itu diumumkan melalui pengumuman resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang menyebutkan, seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup 1 Januari 2020 dan dibuka pada 31 Maret 2020.
Empat jalur pendakian Rinjani yang ditutup diantaranya jalur Senaru, jalur Sembalun, jalur Timbanuh dan jalur Aik Berik. “Jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup karena saat ini sudah memasuki musim hujan dan cenderung terjadi cuaca ekstrem,” papar Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady, dalam keterangan resminya, Sabtu (28/12/2019).
Berdasarkan informasi dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Lombok Barat, bahwa saat ini memasuki musim hujan dengan kecenderungan terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan penggunjung. ” Penutupan pendakian saat musim hujan dilakukan demi keselamatan pendaki sekaligus pemulihan ekosistem,” sambungnya,
Dilanjutkan, jika terjadi perubahan situasi di jalur pendakian, Balai TNGR akan menginformasikan pada pelaku wisata dan masyarakat. “Tentu setelah dilakukan survei kondisi jalur pendakian oleh tim,” katanya.
Gunung Rinjani yang merupakan salah satu gunung dengan destinasi wisata alam terbaik di Indonesia dan merupakan gunung yang menjadi tujuan pendakian bagi pendaki pemula maupun profesional di Indonesia. Bahkan karena pesona gunung Rinjani Lombok yang menakjubkan, gunung ini juga menjadi tujuan wisata petualangan turis mancanegara.
Pada waktu-waktu tertentu seperti pada bulan-bulan yang penuh dengan hari libur, terkadang pendakian di gunung Rinjani didominasi oleh pendaki mancanegara. Faktor utama yang menjadikan gunung Rinjani menjadi tujuan pendakian adalah karena di sepanjang pendakian gunung Rinjani terdapat spot-spot yang sangat indah.
Selain karena adanya spot yang indah, pada pendakian gunung Rinjani jakur yang dilalui tidak berbahaya dan juga suhu yang tidak terlalu dingin sehingga aman bagi pendakian. Mungkin ada beberapa gunung di Indonesia yang memiliki trek berbahaya untuk pendakian akan tetapi untuk gunung Rinjani semua jalur pendakian cukup aman bagi para pendaki.
Meskipun memiliki jalur pendakian yang aman, akan tetapi ada beberapa jaliur pendakian yang memiliki kategori berat karena terjal. Sehingga meskipun aman, para pendaki diwajibkan memiliki stamina yang cukup kuat untuk melewati beberapa trek yang masuk kategori berat tersebut.
BTNGR mencatat Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihimpun dari pembayaran tiket masuk para wisatawan ke kawasan Gunung Rinjani mencapai Rp 3,3 miliar. Angka itu diperoleh selama Januari hingga pertengahan November 2019. “Realisasi PNBP baru mencapai 77,93 persen dari target yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada BTNGR sebesar Rp 4,3 miliar pada 2019,” kata Kepala BTNGR Dedy Asriady
Penarikan biaya tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani didasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas PNBP yang berlaku di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, tarif tiket masuk bagi wisatawan asing sebesar Rp 150 ribu per hari. Sedangkan bagi wisatawan nusantara hanya Rp 5 ribu per hari.
Meskipun baru mencapai 77,93 persen, Dedy optimistis target PNBP pada 2019 akan tercapai. Sebab, kunjungan wisatawan ke Gunung Rinjani diperkirakan akan ramai. Terutama turis asing yang akan melakukan pendakian gunung pada Desember 2019, atau menjelang perayaan Tahun Baru 2020. “Target PNBP pada 2019 Insya Allah tercapai sebelum aktivitas pendakian Gunung Rinjani ditutup seperti biasa pada awal tahun nanti,” ucapnya.
Angka kunjungan wisatawan ke Gunung Rinjani mencapai 14.256 orang. Mereka terdiri atas wisatawan asing sebanyak 11.414 orang dan wisatawan domestik sebanyak 2.842 orang. Angka kunjungan tersebut dicatat sejak jalur pendakian dibuka pada 14 Juni hingga 21 November 2019. (end)