Marta Uli Emilia, CEO PT Shali Riau Lestari ( ketiga dari kiri) bersama poktan binaan untuk kembangkan desa wisata.
KOTA BARU, Riau, bisniswisata.co.id: Aktivitas Kelompok Tani Mandiri Gunung Jati ( MGJ) di Desa Kota Baru, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau, berpotensi menjadi desa wisata sentra lada, kata Marta Uli Emilia, CEO PT Shali Riau Lestari.
“Kelompok Tani ( Poktan) ini sejak 2 tahun terakhir merintis budi daya lada dengan sistem stek sulur panjat ( bolor) dan stek lada perdu. Selama ini banyak organisasi dan institutisi pendidikan yang berkunjung jadi saatnya Poktan membuat paket-paket wisata untuk melayani tamu-tamu,” ungkap Martha.
Takroni Ranca S. Pd, penyuluh kehutanan Swadaya Masyarakat ( PKSM) yang juga Ketua Kelompok Tani Mandiri Gunung Jati ( MGJ) ini menjelaskan bersama 25 orang anggotanya telah melakukan budidaya lada atau merica yang tidak membutuhkan lahan luas, bahkan dengan lahan sempit pun bisa diterapkan yaitu dengan cara tumpang sari atau menggunakan polybag.
Himbauan Marta Uli Emilia, CEO PT Shali Riau Lestari untuk menjadikan Desa Kota Baru, Kecamatan Tapung Hilir , Kabupaten Kampar, Riau sebagai desa wisata disambut positif oleh Takroni Ranca dan para anggotanya di seketariat Poktan MGJ, pekan lalu.
“ Kami siap mendapatkan bimbingan untuk menjadi desa wisata karena secara informal desa kami ini sudah dikunjungi murid-murid sekolah swasta dari ibukota Pekanbaru, kunjungan dinas pejabat dari berbagai instansi maupun dari sejumlah organisasi masyarakat,”
Marta Uli Emilia dalam penjelasannya mengatakan produk ekonomi hijau Provinsi Riau bukan hanya kelapa sawit tetapi juga agroforestry lada yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.
Kepeduliannya pada Poktan Mandiri Gunung Jati ini karena Takroni dan kawan-kawan selain bisa mengembangkan tanaman lada juga tumbuhan lainnya seperti budi daya coklat, buah naga dan tanaman lainnya yang punya nilai ekonomi tinggi sehingga setiap hari banyak mendapat kunjungan dari berbagai organisasi masyarakat.
“Di Pulau Jawa banyak desa yang kini bisa berkembang menjadi desa wisata oleh karena itu kunjungan anak-anak sekolah maupun masyarakat untuk belajar menanam lada seharusnya bisa menambah penghasilan warga desa dengan membuat paket belajar plus makan siang dan pulangnya anak-anak membawa bibit lada?” ungkap Marta.
Apalagi disamping menjadi konsultan lada antar provinsi, Takroni juga melayani pengadaan bibit lada tingkat provinsi dan kabupaten dengan ketentuan pemesanan minimal 1000 bibit. Ribuan bibit lada juga telah disebarkannya pada 25 desa dengan bantuan dari KPHP Tahura Mina sebagai pembina kelompok taninya.
“Sudah saatnya Desa Kota Baru menjadi pilot project desa wisata Agroforestry di Provinsi Riau sehingga instansi terkait juga dapat melakukan pembinaan dan dukungan infrastruktur jalan yang bagus apalagi Takroni dan kawan-kawan juga melakukan budidaya ikan seperti baung dan lainnya,” kata Marta
Dua tahun terakhir kegiatan Corporate Social Responsibility ( CSR) perusahaannya memang di fokuskan pada pengembangan kelompok tani MGJ ini dan pihaknya berharap bisa segera ada homestay mengingat untuk seluruh provinsi di Sumatra ini, Desa Kota Baru inilah yang mengembangkan agroforestry lada sistem stek sulur panjat ( bolor) dan stek lada perdu.
Takroni mengatakan pihaknya siap membina anggota dan masyarakat desanya untuk menjadi sentra training budidaya lada karena perawatan tanaman tidaklah rumit, dengan lahan sempitpun bisa bahkan lahan berpasir sekalipun.
Sementara harga lada juga cendrung meningkat per kilogram bisa mencapai 120 ribu, harga lada cendrung naik pertahunnya, menjelang Lebaran dan Natal bisa mencapai 170 ribu per kilogramnya.
Bimbingan langsung Marta Uli Emilia sebagai pribadi maupun sebagai CEO PT Shali Riau Lestari yang tidak segan -segan mendatangkan nara sumber profesional dibidangnya untuk membuka wawasan petani bukan hanya soal lada juga sangat dihargainya.
“Bersama anggota kami juga menanam buah-buahan, sayuran hingga budi daya coklat dan buah naga sehingga hasilnya kami harapkan nantinya bisa memasok industri perhotelan di Riau maupun provinsi lainnya,” kata Takroni optimistis.