ZURICH, bisniswisata.co.id:Peringati Hari Perempuan Internasional 2025, Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju ( PERINMA) mengadakan webinar internasional ber tema “Empower, Inspire, Act: Driving Gender Equality in Every Sphere”.
Azizah Seiger ( Zee), Ketua Departemen
Sosial dan Kemanusiaan PERINMA, mengambil tema itu sebagai bentuk kepedulian terhadap isu kesetaraan gender yang masih relevan hingga hari ini dan pentingnya peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.
Tema tersebut diangkat untuk mengingatkan bahwa kesetaraan tidak dapat dicapai hanya lewat wacana, melainkan harus dimulai dari keberanian untuk bertindak, saling menguatkan, dan terus menginspirasi satu sama lain.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi perempuan untuk lebih percaya diri, berani bermimpi, berani berubah, dan berani menjadi diri sendiri,” ujar Azizah.
Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Minggu 23 Maret 2025 pukul 10:30 waktu
Eropa tengah ini dibuka oleh Sakaria Wielgosz, Wakil Ketua Umum yang berharap webinar ini dapat memberikan inspirasi setelah mendengar langsung sepak terjang narsumber sebagai perempuan.
Terutama ditengah persaingan dalam
berbagai industri yang tidak hanya berhadapan dengan kaum Adam, melainkan juga menghadapi kondisi sosial yang masih sering kali menyampingkan peranan perempuan atau bahkan menempatkannya sebagai kaum yang harus tunduk pada nilai sosial.
Hal ini memberikan kesenjangan pada perempuan sehingga menjadi kaum yang tidak bebas, baik dalam berekspresi, cara berpakaian, berperilaku maupun berpendapat.
Begitu pula pada hak untuk memperoleh kesempatan dan meraih kesuksean di segala bidang. Selain itu Sakaria juga menyatakan harapannya agar kegiatan webinar ini dapat memberikan pencerahan kepada semua orang.
Bukan hanya para perempuan, tapi juga setiap individu, agar terus perjuangkan dan memberikan kesempatan yang sama,
bagi setiap orang sesuai dengan hak dan keahlian masing-masing. “Bukan karena perbedaan jenis kelamin semata”,ujarnya.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber yang memiliki latar belakang berbeda. Narasumber pertama, Tri Ambar Indriasti-Hafner atau yang akrab dipanggil Ambar, selaku Ketua Departemen Budaya dan Pariwisata PERINMA.
Ambar dikenal sebagai perempuan
Indonesia yang konsisten mengenakan busana tradisional di Eropa dan merupakan sosok
yang membawa semangat pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Lulusan Sastra UGM ini menjadikan batik, tenun, dan kebaya sebagai bentuk ekspresi identitas dan kontribusi nyata terhadap pelaku UMKM batik di Indonesia.
Alasan lainnya karena adanya kedekatan emosional, adanya keinginan dari dalam diri Ambar sendiri, dan kebanggaan menjadi perempuan Indonesia yang tinggal di Eropa tapi tetap menjaga warisan budaya Indonesia disini.
Salah satu hambatan dalam berbusana Indonesia di Eropa yaitu cuaca, terutama musim dingin. Namun menjadi tantangan tersendiri, ia tetap konsisten mengkampanyekan kebanggaan terhadap warisan leluhur Indonesia.
Aksi yang selalu ia lakukan yaitu Selasa Berkebaya dimana Ambar selalu mengenakan kebaya dan batik di hari Selasa. Ia percaya bahwa mengenakan warisan budaya adalah bagian dari memperkuat identitas dan jati diri bangsa.
Peringati Hari Perempuan Internasional, Ambar berpesan jangan pernah melupakan jati diri kita. Selalu ingatkan diri sendiri tentang asal usul budaya leluhur kita, tutupnya.
Narasumber kedua, Anne Patricia Sutanto, adalah Vice CEO PT Pan Brothers Tbk. Anne adalah sosok pemimpin perempuan yang tidak hanya sukses menakhodai PT Pan Brothers
Tbk sebagai produsen garmen terbesar di Indonesia, tetapi juga menginspirasi lewat
ketangguhan dan integritasnya.
Bagi Anne, kesuksesan tidak diukur dari jabatan atau jumlah penghargaan semata. “Sukses harus dilihat secara 360 derajat. Kebahagiaan juga merupakan faktor dari kesuksesan. Bukan berapa jumlah penghargaan dan pekerjaan yang kita miliki,” ujar Anne.
Dia juga menegaskan bahwa salah satu alasan bagaimana dirinya sukses menjalani tiga peranan dalam hidupnya sebagai seorang istri, seorang ibu, dan seorang pembisnis adalah karena memegang tiga komitmen dalam menjalani kehidupannya.
“Komitmen pertama yaitu ke diri
sendiri, yakni seberapa jauh kita mau melangkah, seberapa tinggi kita mau melompat dan seberapa rendah kita mau untuk duduk. Komitmen kedua yaitu komitmen ke lingkungan mengenai waktu dan kehadiran yang kita berikan kepada orang di sekitar kita.
Komitmen ketiga adalah mengenai tanggung jawab atas apapun yang dipercayakan kepada kita, ujarnya.
Sebagai perempuan, Anne juga berulang kali dihadapkan pada situasi dimana dirinya harus melakukan pengorbanan, untuk memainkan tiga peranan penting yakni sebagai pengusaha, istri dan seorang Ibu.
Pengorbanan ini merupakan hal yang umum dirasakan oleh setiap perempuan yang menjalankan ketiga peran tersebut secara bersamaan. Dukungan dari sang suami lah yang merupakan kunci kesuksesan Anne, sehingga dirinya dapat meraih kesuksesan baik dalam karir, sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
“Menjaga komunikasi yang sehat dengan orang-orang terdekat kita juga merupakan kunci utama keberhasilan”, tambahnya. Anne menegaskan bahwa dirinya menjalani hidup dengan sikap positif serta pola pikir yang selalu membangun.
Kepercayaannya kepada Tuhan jugalah yang mengantarkan Anne pada pencapaian hidupnya.
Webinar ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara dan latar belakang, yang menunjukkan antusiasme besar terhadap isu kesetaraan gender.
Melalui kisah dan pesan inspiratif dari
para narasumber, PERINMA berharap dapat terus mendorong kesadaran, aksi nyata, dan kolaborasi lintas gender serta lintas generasi.