KOMUNITAS NEWS PENDIDIKAN

Dr Ali Nurdin MA: Sabar Itu Keberuntungan

Dr Ali Nurdin MA membuka pengajian awal tahun 2025 Citos Swimmer Community ( CSC).

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Selama umat manusia masih hidup maka ujian akan datang padanya dalam bentuk kesusahan maupun kesenangan .Kuncinya adalah sabar karena dengan bersabar maka umat Islam akan menerima keberuntungan sesuai janji Allah SWT, kata Dr Ali Nurdin MA membuka pengajian awal tahun Citos Swimmer Community ( CSC).

“Setiap manusia pasti diuji dengan berbagai masalah, baik dalam bentuk kesulitan ekonomi, kesehatan, hingga hubungan antar sesama,” ungkapnya pada anggota CSC yang hadir baik Muslim maupun Non-Muslim.

Pengajian berlangsung di rumah salah satu anggotanya, Itje Her yang memiliki jaringan salon kecantikan. Di hadapan para perenang ini Ali Nurdin mengatakan janji Allah adalah menyayangi orang-orang yang sabar.

Oleh karena itu saat menerima ujian dalam bentuk kesusahan atau kesenangan maka seseorang yang bersabar dan mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya dan akan langsung beruntung karena terbukanya pintu-pintu kemudahan untuk mengatasi persoalan yang sedang diuji padanya

“ Kalau manusia, janji pada istri tapi dia juga yang mengingkari. Jadi si suami cuma insya Allah. Kalau janji Allah itu pasti dan ada di berbagai surat dan ayatnya seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 146, “Allah mencintai orang-orang yang sabar.”

Tidak heran data terbaru,  perceraian dalam rumah tangga 40% tuntutannya dari pihak istri. Perceraian tersebut banyak alasannya meski ada pepatah “Di balik sukses suami ada istri yang hebat. Namun kenyataannya sekarang pepatahnya jadi dibalik istri yang sukses ada suami yang stres, tambahnya disambut gelak tawa jamaahnya.”

Fenomena itu karena kurangnya seseorang untuk bersabar karena baik saat menerima kesusahan maupun kesenangan, harus direspons dengan sikap bersyukur dan cara seseorang menyikapi situasi ujian yang dihadapinya itulah yang penting dalam menghadapi segala bentuk ujian untuk meraih solusi, tambahnya.

Al-Qur’an secara jelas memberikan banyak pedoman untuk tetap sabar, tabah, dan beriman dalam menghadapi ujian tersebut. Sabar bukan hanya sebatas menahan diri, tetapi juga sebuah bentuk keimanan yang mendalam kepada Allah SWT.

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” (Q.S. Al-Baqarah : 155-157)

Ustad Ali Nurdin mengingatkan bahwa semua adalah milik Allah termasuk ketika diuji dengan berbagai penyakit maka ruh dan badan kita termasuk organ-organ tubuh di dalamnya adalah milik Allah sehingga ketika ujian kesehatan itu datang maka rawatlah tubuh kita ini sesuai ajaran agama dan menjaga pola makan.

ItjeHer, tuan rumah pengajian bersama komunitas CSC ( duduk paling kiri)

“ Bentuk ujian itu macam-macam dan dalam kehidupan rumah tangga juga masalahnya macam-macam bisa dari harta, dari anak. Tapi sekarang ujiannya bisa juga dari mantu atau besan yang tiba-tiba jadi tertuduh, tersangka kasus di luar kemauan kita,” ungkapnya.

Intinya seseorang tidak bisa memilih mau menghadapi ujian apa karena semuanya dari Allah SWT. Jadi yang penting adalah melatih diri untuk terampil mengatasi masalah dan menghadapinya dengan kesabaran dan beriman kepada Allah SWT.

Banyak orang mencari kebahagian di luar rumah supaya punya rumah baru, mobil baru padahal yang dicarinya semata-mata kesenangan bukan kebahagian yang justru ada pada anggota keluarganya sendiri baik istri maupun anak-anaknya. Ketika anak sudah menikah kekuarganya membesar dengan tambahan cucu, besan dan lainnya.

“Jadi jangan melihat keberuntungan orang lain yang memiliki kekayaan berlimpah, seolah hidupnya senang, bisa jalan-jalan ke luar negri karena ada ujian kesenangan tersendiri yang Allah berikan pada tetangga kita itu,” kata Ali Nurdin.

Dia mengingatkan pepatah “Sawang sinawang” berasal dari kata “sawang” dalam bahasa Jawa yang berarti “lihat”. Jika diartikan dalam satu ungkapan maka “sawang sinawang” merupakan perilaku untuk tidak membandingkan kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain, karena apa yang dilihat atau dipandang dari kehidupan orang lain belum tentu seindah kenyataannya.

Hal yang harus kita miliki adalah yakin dan percaya bahwa ujian itu datang atas izin Allah jadi kalau bisa mengambil hikmahNya maka Allah SWT dengan 99 Asmaul Husnanya tidak akan pernah menzolimi umatnya.

“ Sementara umatnya yang sedang diuji berprasangka buruk pada penciptanya dengan menulis di status media sosialnya “ Apa salahku Tuhan ?,”. Padahal kalau memilih bersabar dan Allah izinkan kita bersabar maka dia memberikan kekuatan,”

Allah Subhanahu Wata’ala juga akan memberikan keberuntungan bagi orang-orang yang sabar, sesuai dengan surat Ali Imran ayat 200.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung,” (Q.S Ali Imran : 200)

Itulah sebabnya untuk menghindari masalah atau ujian-ujian hidup dan tidak membanding-bandingkan kekayaan orang lain maka kuncinya harus bersyukur. Orang yang bergelimang harta juga harus bersyukur dari ujian harta karena tuntunan agama untuk itu juga ada agar hidup selamat di dunia dan di akhirat.

“Hati-hati kalau sudah kaya tapi tidak bahagia dan tidak bersyukur maka jawabannya adalah introspeksi diri. Surat Ibrahim ayat 7 mengingatkan umat Islam untuk selalu bersyukur. Sebab jika sering bersyukur, Allah SWT akan melipatgandakan nikmat, sedangkan jika kufur ada azab yang menanti,”

Ustad yang penuh rasa humor ini juga mengungkapkan Samadya dari ajaran atau nilai dalam kebudayaan Jawa yang menekankan pada kehidupan yang sederhana, tidak berlebihan atau mengambil secukupnya. Kehidupan yang sederhana, tutupnya.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)