NEWS

'Potensi Wisata Birdwatching di Tambrauw Papua Barat Agar di Tingkatkan'

 

‘Potensi Wisata “Birdwatching” di Tambrauw Papua Barat Agar di Tingkatkan’

TAMBRAU, Papua Barat, bisniswisata.co.id Potensi destinasi wisata “birdwatching” di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang selama ini banyak diminati wisatawan segera ditingkatkan. Jeberadaan burung cenderawasih yang bisa ditemui dengan mudah di Tambrauw ini.menjadi keunggulan dari Papua Barat,  kata Rizki Handayani

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf ini  menjelaskan bahwa Tambrauw memiliki keunggulan flora dan fauna yang potensial untuk dikembangkan serta diperkenalkan pada publik.

“Kita tahu Papua punya keunggulan flora dan fauna, seperti cenderawasih yang bisa ditemui dengan mudah di Tambrauw ini. Kita lihat Tambrauw sebagai potensi di Papua Barat, bersama Raja Ampat dan Sorong,” ujar Rizki Handayani.

Itylah sebabnya pihaknyapun menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pola Perjalanan Birdwatching di Sorong, Papua Barat, Rabu (18/08/2020). Rizki kemudian mengimbau agar masyarakat menjaga status Tambrauw sebagai daerah konservasi.

Hal ini akan sangat mendukung nilai jual destinasi dalam industri pariwisata. Selain itu, justru ketika status konservasi hilang dari Tambrauw, maka Tambrauw akan dinilai sama seperti tidak memilik keunikan atau sesuatu yang dapat ditonjolkan.

“Status sebagai daerah konservasi jangan sampai hilang dari Tambrauw, karena inilah yang menjadi keunggulan dan nilai jualnya. Kami akan coba kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain untuk menjaga dan memaksimalkan serta mengembangkan konservasi di Tambrauw,” kata Rizki.

Sementara itu Bupati Tambraw, Gabriel Asem, berharap Tambrauw yang dikenal sebagai destinasi pariwisata burung khususnya jenis cendrawasih ini, dapat menjadi pintu masuk untuk pengembangan ikon destinasi wisata alam lainnya.

“Hutan adat bila mempunyai nilai ekonomi tinggi, maka akan membantu masyarakat. Termasuk untuk mendukung kegiatan seperti birdwatching. Kami juga sudah membahas dalam sidang adat. Jadi bila tempat ini dikunjungi wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, tidak akan ada masalah,” ujar Gabriel.

Gabriel juga meminta pemerintah daerah dan masyarakat agar turut menjaga dan melestarikan lingkungan. Sebab, hal ini merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menjaga flora dan fauna yang ada di hutan terjaga dengan baik.

“Dengan kita menjaga lingkungan secara baik otomatis isi dalam hutan itu terjaga dengan baik termasuk fauna dan flora di dalamnya. Pasti terjaga dengan baik,” pungkas Gabriel.

Kegiatan FGD dilaksanakan pada 18-21 Agustus 2020, yang diikuti oleh Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata, akademisi, komunitas, media, dengan total 100 orang.

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)