POSO, bisniswisata.co.id: Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah pertama kali menggelar Festival Lembah Lore. Festival ini punya tujuan mulia, yakni menjaga kelestarian hutan dan alam. Juga mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman) bahwa Poso memiliki taman nasional yang kaya flora dan fauna endemik langka.
Festival yang mengusung tema ‘Merajut Tradisi Melestarikan Alam’, diselenggarakan di Desa Wanga, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso pada Jumat sampai Ahad, 20 – 22 September 2019. Festival ini mengangkat kearifan lokal masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) dalam menjaga kelestarian hutan dan alam.
Kepala Balai Besar TNLL, Jusman mengatakan UNESCO telah menetapkan Taman Nasional Lore Lindu sebagai salah satu cagar biosfer di dunia pada 1977. “Karena itu, semua pihak perlu menjaga kelestarian flora dan fauna di dalamnya,” kata Jusman dalam keterangan resminya, Rabu (18/09/2019).
Festival Lembah Lore menghadirkan pemeran produk komunitas makanan, minuman dan hasil-hasil kerajinan tangan yang bahan bakunya berasal dari desa masing-masing. Ada pula pameran tanaman obat-obat tradisional, pertunjukan seni tradisional dan berbagai lomba.
Festival ini diadakan guna mengangkat potensi daerah, mengembangkan produk, meningkatkan mata pencarian masyarakat lokal. Festival Lembah Lore juga diharapkan menjadi jalan bagi penghidupan dan kemajuan komunitas wirausaha berkelanjutan.
Di daratan Lore Lindu tersebar ribuan situs perbubakala yang selama ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan maupun peneliti mancanegara. Sebab itu, menurut Jusman, agenda wisata seperti festival ini penting diadakan untuk menambah daya tariknya.
Untuk mencapai Taman Nasional Lore Lindu, wisatawan biasanya menempuh perjalanan dari Palu. Mereka menggunakan kendaraan sepeda motor, mobil, maupun bus dan menempuh jarak sekitar 100-an kilometer dari Palu ke daratan Lore.
Sebelum sampai di daratan Lore, pelancong bisa mampir ke objek wisata Danau Tambing yang terletak di jalur Trans Sulawesi Palu – Palolo – Napu. Danau Tambing terletak di ketinggian sekitar 1.700 mdpl dan memiliki udara yang sejuk dan pemandangan indah. Masih banyak burung liar yang berkembang biak di hutan sekitar Danau Tambung.
Taman Nasional yang memiliki luas hingga 231.000 hektar, Taman Nasional Lore Lindu menjadi rumah bagi flora dan fauna endemik langka yang hanya terdapat di Sulawesi. Anda bahkan tidak akan bisa menemukan flora dan fauna tersebut di belahan dunia lainnya.
Di taman nasional ini, akan menjumpai kawasan pegunungan, rawa, danau, dan hutan dalam satu kompleks Taman Nasional yang begitu luas. Danau Lindudi di kaki Gunung Nokilalaki berada di ketinggian 2355 meter diatas permukaan laut dan menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan setempat. Sedangkan puncak tertingginya berada di Gunung Rorekatimbu yang terletak 2.600 meter di atas permukaan laut.
Kawasan hutan ini memiliki beberapa tipe ekosistem hutan yang berbeda-beda. Ada ekosistem hutan pamah tropika, hutan pegunungan, hutan pegunungan, dan ekosistem dengan komposisi jenis yang berbeda. Taman Nasional ini juga memiliki curah hujan yang berbeda. Di bagian Utara, curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm per tahun dan di bagian Selatan mencapai 3.000-4.000 mm per tahun.
Di Taman Nasional Lore Lindu tinggal 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilian, dan 19 jenis amfibi. Darisemua jenis fauna tersebut 50 persen diantaranya merupakan fauna endemik Sulawesi. Beberapa fauna endemik yang tinggal di sini antara lain adalah kera tonkean, babi rusa, tangkasi, kuskus, maleo, katak Sulawesi, musang Sulawesi, tikus Sulawesi, kangkareng sulawesi, ular emas, dan ikan endemik di Danau Lindu.
Di hutan ini juga tumbuh flora endemik, yakni wanga dan leda. Karena baunya yang harum, dua jenis pohon ini sering dijadikan bahan kosmetik kecantikan. Anda juga bisa menemukan tumbuhan sejenis rotan, pohon Ara, aren, damar, kantung semar, serta pangi.
Anda tidak hanya bisa menikmati keindahan flora dan fauna di sini, tapi Taman Nasional Lore Lindu juga menyajikansisa peradaban megalitik yang akan membuat Anda berdecak kagum. 431 situs megalitik peninggalan peradaban Lembah Besoa membuat situs ini menjadi monument megalitik terbaik di Indonesia. Di sini Anda bisa menemukan patung batu manusia, jambangan besar, piringan, batu-batu cembung, mortar batu, serta tiang penyangga rumah dengan ukuran yang berbeda-beda dengan usia yang mencapai ratusan tahun. (redaksi@bisniswisata.co.id)