JAKARTA, bisniswisata.co.id: Akibat virus COVID-19 traveling ke mancanegara maka manusia yang biasa melakukan perjalanan antar kota, antar negara bahkan antar benua justru harus berfikir ulang jika akan melakukan perjalanan dinas maupun perjalanan wisata sekalipun.
Hal itu diungkapkan oleh Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle pada webinar Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era Pandemi, Senin (15/2/21). Dia dapat tugas membahas strategi jangka Panjang, Menengah dan jangka Pendek dalam webinari, Senin (15/2/21) yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetya Mulya.
“Perencanaan memang penting apalagi hidup di era pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Saat ini dunia terbalik, sekarang virusnya yang jalan-jalan, travelernya di rumah saja,” ” kata Sapta Nirwandar sambil mengingatkan pentingnya wisata domestik dan menawarkan peluang berwisata dengan harga yang ramah kantong alias terjangkau.
” Hasil survey kami 65% orang Indonesia mengatakan belum merasa aman untuk berwisata di luar negri, sementara negara-negara di dunia juga masih buka-tutup dan lockdown lagi karena ada varian baru dari virus ini,” ungkapnya di webinar yang dibuka oleh Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno dan Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak.
Oleh karena itu dengan beredarnya vaksin, pihaknya mengharapkan agar pekerja Parekraf mendapat prioritas karena sektor pariwisata memiliki dampak multi ganda. Jika pariwisata bangkit maka motor penggerak perekonomian di seluruh dunia juga akan kembali lagi.
” Kalau bahasa sekarang ini namanya jangka pendek banget alias quick-win jadi perlu kebijakan yang terintegrasi, perlu dorongan/ stimulus agar rakyat Indonesia bisa berwisata kembali kalau perlu bekerja dan berwisata dari destinasi wisata seperti yang digaungkan Menparekraf Sandiaga Uno,” tegas Sapta.
Mengingat wisata domestik jadi tulang punggung maka harus ada kebijakan terintegrasi dan aturan yang jelas. Jika satu keluarga ingin berwisata dari Jakarta ke Jogja Lewat jalan darat maka seluruh rute yang dilalui jangan ada aturan pembatasan yang berbeda-beda misalnya.
Sapta juga mengingatkan agar Pemprov dan swasta mendorong outdoor activity sehingga wisatawan yang datang di era pandemi bisa berwisata aman di ruang terbuka dengan protokol kesehatan yang ketat.
” Untuk menarik wisatawan nusantara ( wisnus) ini masing-masing daerah genjot digitalisasi destinasi wisatanya sehingga ketika seseorang searching di Google obyek yang dicari, ternyata di Indonesia juga ada,” ungkap Sapta Nirwandar.
Dia mencontohkan ketika mencari Ha Long Bay di Vietnam ternyata obyek yang sama-sama pantai dan sangat mirip ada di Jawa Timur, tepatnya Pantai Licin, Malang. Bedanya yang mencari Ha Long Bay tercatat 4.625 dan Pantai Licin yang lihat hanya 214.
Webinar yang terdiri dari dua sesi dan melibatkan 11 nara sumber termasuk Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno dan Wakil Menparekraf Angela Tanoesoedibjo ini terdiri dari dua sesi dan mengupas tuntas dari berbagai sisi.
“Quick wins, kita harus turunkan prioritas nasional. Kita harus pulihkan yang paling penting, sosial ekonomi. Kita tak mau ini memicu masalah lain yaitu sosial. Karena membangkitkan pariwisata dan ekraf artinya membangkitkan ekonomi.” Papar Sandi yang kerap diungkapkan di berbagai kesempatan.
“Kita harus kobarkan api optimisme, cegah PHK, percepat kebangkitan, buka lapangan kerja kembali pada saatnya. Ayo kita bertahan, bangkitkan pariwisata, pulihkan ekraf, tentukan kebangkitan nasional pada saat nanti mudah-mudahan kita mampu mengakhiri pandemi ini.” Tandas Sandiaga Uno.