Dr. Ir. Hari Santoso Sungkari minta desa wisata promosikan CHSE melalui medsos. ( Foto: HAS)
Direktorat Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Parekraf mengundang bisniswisata. co.id untuk menghadiri Rapat Kordinasi Desa Wisata Super Prioritas Borobudur di Hotel The Phoenix Hotel Yogyakarta – MGallery Collection. Berikut tulisan ke enam
MUNGKID, Kab. Magelang, bisniswisata.co.id: Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Dr. Ir. Hari Santoso Sungkari mengatakan masalah kebersihan menjadi modal bagi pengelola desa wisata memasarkan desa mereka untuk menyerap kunjungan masyarakat.
Berbicara saat penyerahan bantuan alat-alat kebersihan dan pengecekan kesehatan program Cleanliness, Healthy, Safety & Environment Sustainability (CHSE), Hari mengatakan desa wisata jangan hanya mempromosikan keindahan alam atau keunikannya saja di era tatanan baru ini.
Tapi penerapan unsur kebersihan adalah bagian dari Sapta Pesona yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah Tamah, dan Kenangan terus tampilkan di media sosial ” kata Hari Sungkari.
Sosialisasi program Cleanliness, Healthy, Safety & Environment Sustainability (CHSE) Kemenparejraf selama pandemi global yang merupakan bagian dari Sapta Pesona bukan hanya untuk internal pengelola tapi harus ditayangkan di Youtube, IG Live dan medsos lainnya untuk mendorong wisatawan memiliki kepercayaan tinggi dan mengunjungi desa-desa wisata di DSP Borobudur.
Menurut Hari, pengelola desa wisata juga harus memahami bahwa tipe wisatawan di era pandemi ini lebih kepada wisatawan nusantara atau wisnus yang berkendaraan overland. “Jadi desa-desa wisata di sini harus bersiap diri menyambut kehadiran wisnus pada liburan akhir tahun dan natal tahun ini,” terangnya
Penyerahan yang berlangsung di Taman Buah, Desa Wisata Karangrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (23/9/2020) diikuti warga desa setempat dan penerima bantuan.
“Tunjukkan juga kalau desa-desa wisata di sini bersih, menjalankan protokol kesehatan, dan aman. Itu menjadi modal pemasaran buat wisatawan datang ke sini nanti, ” terang Hari Sungkari.
Desa wisata yang mendapatkan bantuan di Kabuparen Magelang ini adalah Desa Wisata Karanganyar (Magelang), Karangrejo (Magelang), Borobudur (Magelang) dan Kaligono (Purworejo).
Jenis wastafel portable, handsanitizer, masker, sarung tangan medical latex, face shield, alat semprot sprayer elektrik, tempat sampah organik dan anorganik serta thermogun.
Kepala Desa Wisata Kaligono, Suroto yang hadir dalam acara penyerahan barang CHSE tersebut, berucap syukur karena terpilih menerima dukungan dari Kemenparekraf.
“Alhamdulillah kami senang dan berterima kasih, bantuan ini sangat bermanfaat dan kami akan menerapkan protokol kesehatan CHSE, Sapta Pesona, dan mempomosikannya agar wisnus tahu kalau desa kami siap menerima kunjungan dengan menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Suroto.
Kepala Desa tiga periode ini mengaku terbentuknya Kaligono sebagai desa wisata justru berdampak positif bagi masyarakat desa terutama dalam hal kesejahteraan.
“Kami juga penghasil duren yang jika panen harus menjual ke luar desa. Tapi setelah menjadi desa wisata maka warga desa tidak perlu repot-repot menjual hasil panen ke luar karena sekarang wisatawan yang datang membeli langsung,”jelas Suroto.
Desa wisata di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jateng ini a.l memiliki obyek wisata alam Curug Siklothok, Bukit Wukir Kencono (Gunung Condong), Taman Sidandang. Ada juga air terjun Walangan yang dapat digunakan untuk aktivitas outbond misalnya turun tebing untuk Canyoning.
Suroto yang memimpin 1400 KK dengan 4000 warga ini warganya rata-rata petani duren lokal dan hasil tani lainnya serta perajin suvenir dari hasil limbah. Program CHSE diyakininya membuat desa wisatanya mampu mengentaskan kemiskinan dan menambah peningkatan ekonomi.
Deputi Hari S Sungkari menegaskan desa-desa wisata yang menerapkan protokol kesehatan diyakininya akan didatangi wisatawan. “Kabarkan pula kalau desa-desa wisata di sini sangat konsen dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 tapi tetap menerima kehadiran para turis,” jelas Hari
Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf Oni Yulfian MBTM menjelaskan usai penyerahan bantuan CHSE, Pihaknya juga melakukan visitor management, dan sadar wisata di MesaStila Resort, Magelang, Jateng dengan jumlah peserta sekitar 60 orang dan diakhiri dengan
Dilanjutkan penyerahan bantuan untuk wilayah DIY ada 8 desa wisata yang juga akan menerima dukungan bantuan alat kebersihan dan kesehatan pada 26 September 2020.
Bantuan di pusatkan di The Atrium Hotel and Resort, Kab. Sleman untuk Desa Glagah, Segajih, Tinalah, dan Desa Jatimulyo di Kabupaten Kulonprogo; Desa Bleberan Sri Getuk (Kabupaten Gunung Kidul); Desa Pulesari dan Desa Garongan (Kabupaten Sleman); Desa Mangunan (Kabupaten Bantul); dan Desa Kaligono (Kabupaten Purworejo)
“Kita sudah mendengar bahwa vaksin COVID-19 ini paling cepat baru akan dipasarkan pada tahun 2022 mendatang.Tentu kita tidak bisa pasrah begitu saja dengan perkembangan kondisi ini,” kata Oni Yulfian.
Kondisi ini akan menyebabkan ekonomi akan semakin memburuk dan dapat menimbulkan berbagai dampak sosial dan keamanan sehingga masyarakat harus melakukan sesuatu yang dapat membangkitkan kembali ekonomi di tengah pandemik ini.
“Ini harus kita melakukan secara bersama, pemerintah saja tidak cukup. Kemenparekraf telah mengeluarkan pedoman peraturan ini untuk diterapkan di usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dalam mempersiapkan tatanan kenormalan baru di sektor parekraf adalah membangun destinasi yang menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE).
Selanjutnya Kemenparekraf akan menyiapkan proses sertifikasi terhadap usaha2 pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah mengimplementasikan protokol pencegahan Covid 19 tersebut.