Uncategorized

Pagelaran Wayang Golek Perkuat Eksistensi Kampung Terban Sebagai Kampung Budaya

JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Dinas Kebudayaan Kota Jogja dan  Paguyuban Dalang Muda Jogjakarta di bawah Pepadi menggelar wayang golek di gedung LPKN kelurahan Terban untuk menghidupkan Kampung Terban sebagai kampung budaya, semalam.

Menghadirkan dalang Ki Gondo Suharno, sebelum acara di mulai pentas pagelaran wayang golek juga tampilkan dua dalang cilik Jogja untuk pelertarian warisan budaya pada generasi muda

Pentas pembukaan wayang golek menak oleh dalang cilik yaitu Ragil Jalu Pangestu dengan judul Maktal Manungkul, dilanjutkan oleh  Ki Ratnanto Adi Putro Wicaksono,dan Kii Gondo Suharno dengan judul Ampak-ampak Pringgodani,

Ampak-ampak pringgodani menceritakan kisah sang Gathotkaca, ketika jiwa kesatria muda dituntut untuk membuktikan pengabdian,maka dia harus berjuang dan berkorban.

Gathotkaca harus mengembalikan kepemimpinan dan kepercayaan di singgasana Pringgodani. Namun cobaan harus teratasi,  kabut tebal menghadang harus disibakan untuk kejayaan Pringgodani. Walaupun pengorbanan harus di lakukan demi tersingkapnya kabut Prenggodani hingga tercapai ketentraman.

Acara yang dihadiri dan di buka  oleh Walikota Jogjakarta, Haryadi Suyuti, dan ada tamu dari manca negara di samping dihadiri oleh pak camat pak lurah,pak dukuh dan warga kampung Terban dan penonton dari luar kota.

Mereka sangat antusias menonton pertunjukan pagelaran wayang golek, karena pentas wayang golek sendiri sangat jarang di pentaskan di Jogjakarta,bahkan hampir langka pementasannya,

Harapan diadakan pentas pertunjukan wayang supaya regenerasi bangsa tetep mencintai budaya warisan leluhur yang luar biasa. “Jangan sampai warisan budaya leluhur yang luar biasa di klaim lagi oleh nengara lain,” kata Haryadi yang hadir bersama tamunya dari Belanda.

“ Di dalam pagelaran wayang petuah-petuahnya sangat luar biasa sekali mengajarkan budi pekerti yang luhur mencintai bangsa dan tanah air, dan selalu menjaga persatuan dan perdamaian. Ingatlah bagwa bangsa yang besar adalah yang mencintai budaya warisan.

Laporan: Satrio Purnomo

Anton Bayu Samudra

Fotografer Senior, Advokat PERADI. Terlibat aktif dalam beberapa organisasi sosial dan budaya serta pendampingan masyarakat di beberapa daerah, seperti Asmat Fotografi, Journalist Divers Indonesia, tim redaksi Majalah MATA, dan Komunitas Indonesia Sosial Dokumenter (ISDC).