DAERAH

Jumat, Pendakian Rinjani Dibuka bagi Wisatawan Pendaki

MATARAM, bisniswisata.co.id: Jalur Pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka pada Jumat (14/6) besok. Sebelumnya, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sebagai dampak akibat gempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun lalu.

Pembukaan kembali jalur pendakian Rinjani diputuskan berdasarkan hasil rapat bersama Pemdah hingga para pelaku wisata. Sebelumnya, tim gabungan melakukan lebih dari lima kali survei lapangan untuk mengecek kondisi jalur pendakian. “Semoga dengan dibuka kembali, aktivitas perekonomian masyarakat bisa kembali pulih,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono di Mataram, NTB, Kamis (13/6).

Dilanjutkan, jalur pendakian akan menggunakan beberapa jalur lama yang dianggap aman untuk dilewati serta sejumlah jalur baru. Balai TNGR juga menerapkan kuota terbatas. Untuk jalur pendakian dari pintu Sembalun dan Senaru, Balai TNGR memberikan kuota sebanyak masing-masing 150 pendaki setiap hari.

Sementara untuk jalur pendakian yang melalui pintu Aik Berik dan Timbanuh, pengelola memberikan kuota masing-masing 100 pendaki setiap hari. “Pengunjung yang ingin melakukan pendakian bisa mendaftar lewat aplikasi e-rinjani yang bisa diakses dengan mengunduh aplikasi di Playstore,” kata Sudiyono seperti dilansir laman Republika.

Tahap awal, pendaki belum bisa menuju puncak dan Segara Anak. Hal ini tak lepas dari pertimbangkan keamanan dan kenyamanan. Balai TNGR, juga akan memeriksa barang bawaan setiap pendaki, baik saat hendak mendaki maupun setelah turun dari pendakian. Kebijakan ini diterapkan guna menekan persoalan sampah yang ada di Gunung Rinjani, sambungnya.

Sebagai langkah mitigasi bencana, akan dilakukan sosialisasi kepada pendaki untuk terkait apa yang harus dilakukan saat terjadi kondisi darurat. “Kami sudah memasang rambu-rambu agar tidak tersesat dan ada tanda di ujung pendakian. Artinya pendaki tidak boleh melebihi garis batas itu, kami berharap semuanya bisa mematuhi dan tidak melewati dari yang sudah ditetapkan,” ucap Sudiyono.

Pelaku Usaha Pariwisata Bangga

Pelaku usaha menyambut baik dibuka kembalinya jalur pendakian Rinjani dan diharapkan semakin banyak wisatawan nusantara maupun mancanegara yang mengunjungi Gunung Rinjani, termasuk NTB. Bahkan dapat menumbuhkan sektor pariwisata di kawasan sekitar Gunung Rinjani seperti Sembalun di Lombok Timur dan Senaru di Lombok Utara yang sempat melesu akibat dampak gempa tahun lalu.

“Kunjungan wisatawan pendaki pasti akan sangat membantu okupansi hotel-hotel di sekitar Rinjani,” papar Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) atau Asosiasi General Manager Hotel Indonesia Chapter Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ernanda Agung Dewobroto.

Menurutnya, pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani membawa dampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata NTB. Tterlebih kini juga sudah ada penerbangan langsung rute Perth, Australia-Lombok dengan AirAsia yang diharapkan juga membawa para wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Lombok.

Ernanda menyampaikan, dampak positif pembukaan jalur pendakian juga akan berimbas pada sektor perhotelan di Mataram, di mana para pendaki bisa juga singgah untuk bermalam, baik sebelum atau setelah melakukan pendakian. “Ada beberapa dari calon pendaki yang datang dengan penerbangan malam menginap dulu di Mataram baru ke Gunung Rinjani,” kata Ernanda.

Ernanda juga menyampaikan sejumlah persoalan yang dihadapi para pelaku usaha yang bergerak di sektor pariwisata, salah satunya industri perhotelan. Pertama, berkaitan harga tiket pesawat yang melambung tinggi menyebabkan rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Mataram. “Awal-awal tiket mahal, banyak sekali yang membatalkan pesanan kamarnya,” lontarnya.

Padahal, kata Ernanda, hotel-hotel di Mataram sudah menurunkan tarif kamar hotel. Ernanda menyampaikan calon wisatawan sejatinya tidak keberatan dengan tarif kamar lantaran sudah sangat kompetitif, namun terkendala dengan tingginya harga tiket pesawat, terlebih jika yang datang dalam jumlah banyak.

Kedua, terkait kurangnya atraksi di Matatam. Ernanda menilai Mataram belum memiliki atraksi atau kegiatan pariwisata yang secara rutin digelar. Padahal hal ini sangat dibutuhkan wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi. “Kita berharap Pemkot Mataram memikirkan banyak hal yang berhubungan dengan pariwisata, di Mataram ini tidak ada kegiatan budaya atau seni yang rutin terjadwal,” pintanya.

Dicontohkan kegiatan Tari Kecak di Pura Uluwatu di Pulau Bali yang digelar setiap hari. Pun dengan ragam atraksi di Bali yang secara rutin digelar dan sudah terjadwal sehingga memudahkan wisatawan dalam merencanakan perjalanan. “Kita ke Uluwatu dan GWK (Bali) setiap hari ada kegiatan, di Mataram ini yang tidak ada, pemerintah kota seharusnya sadar dengan itu,” ucap Ernanda. (NDY)

Endy Poerwanto