JAKARTA, bisniswisata.co.id: Gambo Muba belakangan ini menarik perhatian para fashionista. Batik khas jumputan Musi Banyuasin berbasis pewarna alami ini juga menarik pehatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketertarikan itu usai membuka Export BRILianpreneur 2019 dan mengunjungi stand Gambo Muda di Jakarta Convention Center, 20-22 Desember 2019.
“Tadi Presiden RI Joko Widodo beli jaket Gambo Muba. Presiden bilang sangat senang dengan motifnya. Apalagi setelah batik Gambo Muba berbahan dari limbah getah Gambir untuk warnanya,” ungkap Desainer Gambo Muba, Dovi Rustam.
Dovi menceritakan kepada Kepala Negara bahwa proses pembuatan Gambo Muba menggunakan pewarnaan alami juga dapat mengangkat derajat petani gambir serta kesejahteraan pelaku UMKM di Muba. “Pak Jokowi juga apresiasi kepada ibu Thia Yufada yang sangat getol dengan mempromosikan Gambo Muba. Di tangan Thia, kini Gambo Muba jadi trend dunia fashion,” ucapnya.
Ketua KPK Muba, Thia Yufada Dodi Reza menjelaskan Gambo Muba sebagai eco fashion yang mampu mengangkat ekonomi petani getah gambir lantaran dikerjakan oleh tangan-tangan terampil para ibu di desa. Hasilnya telah menambah penghasilan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan.
Gambo Muba adalah tekstil khas metode jumputan, diwarnai dengan dicelup getah gambir yang awalnya dianggap limbah dan dibuang percuma. Keberadaan batik khas Muba ini, mampu mendorong perajin gambir dengan merubah limbah menjadi pewarna utama kain. Sebagai produk eco fashion, Gambo Muba memakai 100 persen pewarna anti kimia.
Karena itu, Gambo Muba dikenal bukan cuma di nasional tetapi juga dunia internasional. Sebagai prosuk Eco fashion, Gambo Muba memakai 100 persen pewarna anti kimia. “Ini menjawab isu international bahwa lebih dari 50 persen limbah kimia berasal dari limbah tekstil. Gambo Muba adalah aksi alternatif dan sumbangan Muba untuk dunia tekstil. Kami tidak menghasilkan limbah kimia tetapi memanfaatkan limbah kimia getah gambir untuk pewarna Gambo Muba,”.
Kampanye hijau yang melekat pada produk Gambo Muba sudah hinggap beberapa kali di ajang fashion nasional dan internasional. Pecinta fashion memberikan respons positif pada kerajinan tangan Gambo Muba. Bahkan, kehadiran Gambo Muba mampu memberikan warna bagi khasanah batik Indonesia yang selama ini dipenuhi batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Bali. Gambo Muba mendudukkan Sumatera Selatan pada peta batik.
Disisi lain, Kain Gambo memiliki keunikan pada warnanya yang kuat, bernuansakan warna-warna bumi seperti cokelat, hijau, dan abu. Metode pewarnaannya pun menggunakan bahan-bahan alami dari getah Gambir, membuat warna yang dihasilkan sangat kuat, kontras, dan tidak akan merusak kain.
Selain dalam bentuk kain, Gambo Muda juga dijadikan jaket bomber, baju batik, payung dan tas yang unik. Cara membuatnya memang tak mudah, pengrajin harus tahu akan tradisi mode perkainan agar dapat mewujudkan hasil yang baik. Terutama teknik penggunaan malam dengan menutup sebagian kain saat proses pewarnaan.
Setelah pewarnaan selesai, pengrajin mulai membuat motif dengan keunikan dan arti tertentu. Motifnya disesuaikan dengan kebutuhan pasaran dan sesuai minat pembeli, termasuk tren kekinian. Untuk pembuatannya sendiri, diperlukan kesadaran dan ilmu pengetahuan untuk melestarikan budaya batik ini. Terutama tingkat pengrajin lokal karena kerajinan ini dikerjakan secara manual alias pakai tangan (batik tulis).
Batik Gambo khas Jumputan, yaitu jenis batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Tidak ditulis dengan malam seperti batik pada umumnya, kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna. Teknik celup rintang menggunakan tali, ini untuk menghalangi bagian tertentu di kain agar tidak menyerap warna lain sebelum terbentuk motif. Gambo Muba, menjadi tren mode baru batik Jumputan dengan sentuhan modern. (end)