SURABAYA, bisniswisata.co.id: Museum 10 November yang terletak di Jalan Pahlawan, Surabaya Jawa Timur terus berbenah dalam upayanya meningkatkan jumlah pengunjung. Terbaru, museum ini dilengkapi teknologi modern yakni hologram. Teknologi ini menampilkan visualisasi tiga dimensi untuk menjelaskan dokumenter sejarah.
“Pemasangan hologram sebagai inovasi dan pengembangan museum. Teknologi ini mulai dipasang akhir September 2019. Tujuannya untuk menarik wisatawan datang. Selama ini ada stigma, saat ke museum pengunjung hanya datang , lihat koleksi kemudian pulang,” papar Kepala UPTD Tugu Pahlawan, Museum, Balai Pemuda dan THR Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Rusdi Ismet di Surabaya, Senin (21/10).
Dengan adanya hologram, lanjut dia, bisa menjadi media interaktif bagi pengunjung untuk bertanya kepada pemandunya. Penyajian hologram, selain visualisinya tiga dimensi, juga ada sumber suara yang menarasikan cerita. Di Museum 10 Nopember, hologram menceritakan tentang pembangunan Monumen 10 Nopember. “Siapa yang membangun Tugu Pahlawan, kenapa di dalamnya ada tingkatan 11, serta mengapa dibangun dengan konsep paku terbalik,” lontarnya.
Pemasangan hologram di museum 10 Nopember pertama kalinya di Indonesia. Nantinya, konten yang ada di hologram bercerita banyak hal tentang perjuangan. “Ke depan sesuai arahan Bu Wali Kota, teknologi digital akan terus dikembangkan di museum-museum yang ada di kota Surabaya,” katanya seperti diunduh laman Republika.
Pengembangan teknologi lainnya yang diharapkan bisa dipasang pada museum yang ada di kota Surabaya, seperti pengggunaan Tehnologi Augmented Reality. Teknologi ini telah diterapkan di Museum Fosil di Jerman. “Dengan teknologi yang diterapkan pada perangkat mobile berbasis Android ini, ketika kamera HP diarahkan ke zona fosil, maka akan kelihatan hidup. Dengan cara ini, diharapkan bisa menarik pengunjung datang,” kata Rusdi.
Museum 10 Nopember didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 Nopember 1945. Museum terdiri dari dua lantai. Di sana, juga terdapat ruang pamer senjata dan ruangan khusus yang menampilkan dokumentasi selama masa perjuangan. Di dalam museum, terdapat sejumlah koleksi menarik, seperti diorama, peralatan tempur, topi KNIL, hingga benda-benda peninggalan Bung Tomo.
Museum ini tiap hari buka, mulai 08.00-16.00 WIB. Berdasarkan data kunjungan, setiap hari jumlah wisatawan yang berkunjung ke museum rata-rata sekitar seribu orang. “Sebulan, sekitar 30 ribu orang yang berkunjung ke sini (museum), paling ramai di hari Sabtu dan Minggu. Selain wisatawan domestik, sejumlah wisatawan manca negara juga kerap berkunjung, seperti dari Jepang, Korea, dan Belanda,” tambahnya.
Kunjungan wisatawan ke museum meningkat terutama menjelang Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember. Pengunjung yang berstatus pelajar gratis masuk museum, sedangkan untuk pengunjung umum tiket masuknya Rp 5.000. UPTD Museum 10 Nopember berencana mendirikan photo booth multi media di dalam museum, untuk menarik kunjungan para wisatawan. (ndy/republika)