BAHARI

Disetujui, Batam Kembangkan Wisata Pulau Galang & Rempang

BATAM, Biniswisata.co.id: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyetujui rencana Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, mengembangkan Pulau Rempang dan Pulau Galang (Relang) menjadi daerah tujuan wisata.

“Dalam rapat dengan kementerian di Tanjungpinang beberapa hari yang lalu, Relang (Rempang dan Galang) dibahas untuk daerah pariwisata,” kata Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad di Batam, Kamis (18/1/2018) .

Pemerintah Kota Batam mengapresiasi dukungan pemerintah pusat tersebut. “Dan kami menyambut baik kalau ada pelaku usaha yang ingin mengembangkan pariwisata di Relang,” kata Amsakar seperti diunduh laman Tempo.co

Ia berharap kementerian terkait segera menerbitkan peraturan yang mendukung rencana pengembangan Relang sebagai daerah tujuan wisata. Bahkan ia mengusulkan agar Pulau Rempang dan Pulau Galang ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. “Kedua pulua itu memiliki potensi wisata bahari yang besar. Apalagi letaknya yang yang strategis di sekitar Selat Malaka,” ucapnya.

Diharapkan, pemerintah pusat mempertegas status Relang, yang saat ini masih menjadi sengketa antara Pemerintah Kota dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam.

Selain itu pemerintah perlu mengevaluasi Daerah Penting Cakupan Luas dan Strategis (DPCLS) dan hutan lindung di kawasan itu. “Kami mengharapkan DPCLS dan hutan lindung didudukkan, baru setelah itu bisa kita olah,” kata dia.

Pulau Rempang dan Pulau Galang merupakan dua dari ratusan pulau yang berada di wilayah Kota Batam. Pulau itu terletak di sebelah selatan pulau utama.

Presiden BJ Habibie, saat menjabat sebagai Ketua Otorita Batam (kini berubah nama menjadi Badan Pengusahaan KPBPB Batam) membangun enam jembatan penghubung dari Pulau Batam hingga Pulau Galang, demi memudahkan pengembangan Batam. Namun, hingga kini pulau itu belum bisa dikembangkan karena status quo.

Obyek wisata di Pulau Galang berupa wisata sejarah, dimana wisatawan yang berkunjung bisa melihat-lihat bekas pengungsian warga Vietnam. Kondisi wisata di pulau ini memang berbeda dengan pulau lain yang kebanyakan menampilkan keindahan alam. Di pulau ini, wisatawan seolah-olah berada di negara Vietnam zaman dulu. Peninggalan para pengungsi Vietnam:

#. Humanity Statue Tinhn Han Loai
Humanity Statue Tinhn Han LoaiSebuah patung yang berada di dekat area masuk Kampung Vietnam merupakan patung kemanusiaan yang dibuat untuk mengingatkan dunia bahwa masih diperlukan kedamaian. Patung itu dinamai Tinhn Han Loai karena mengambil satu dari nama seorang gadis Vietnam bernama Tibhb Han Loai yang mati karena bunuh diri. Konon, perempuan ini adalah korban kekerasan dan perkosaan yang dilakukan oleh sesama pengungsi Vietnam. Perempuan ini bunuh diri karena tidak kuasa menanggung malu. Di lokasi patung ini ada banyak monyet liar yang habitatnya tidak boleh diganggu. Namun monyet itu tidak akan mengganggu.

#. Monumen Perahu
Sebuah spot yang menampilkan perahu kayu kecil yang digunakan oleh para pengungsi Vietnam untuk menuju Indonesia. Di perahu kecil itulah ratusan pengungsi berdesakan untuk melarikan diri. Bisa dibayangkan bagaimana sengsaranya mereka. Perahu tersebut pernah ditenggelamkan oleh para pengungsi. Kabarnya itu adalah upaya pengajuan protes ke pemerintahan Indonesia karena mereka pernah akan dipulangkan ke negara Vietnam. Kini perahu tersebut direnovasi dan dijadikan satu bagian dari wisata sejarah Kampung Vietnam.

#. Pemakaman Nghia-Trang Galang
Di pulau ini juga ada kompleks pemakaman yang menampung sekitar 500 makam dari pengungsi. Mereka meninggal karena wabah penyakit yang mereka bawa dari Vietnam. Pemakaman tersebut berbentuk khas Vietnam dan kini sudah semakin tidak terawat. Pemakaman ini juga merupakan satu bagian dari sejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan para pengungsi. Di area masuk pemakaman ada satu tulisan dalam 4 bahasa yang merupakan pesan untuk mengingat sejarah kelam tersebut. Hingga saat ini, seringkali ada keluarga pengungsi dari Vietnam yang datang ke sini untuk berziarah ke makam keluarganya yang dikubur di sini.

#. Museum Kampung Vietnam
Museum ini merupakan museum yang menampilkan barang-barang peninggalan para pengungsi. Ada juga foto diri mereka yang kini dipasang di museum. Foto-foto tersebut dipasang dengan judul Seribu Wajah Kenangan Camp Sinam Pulau Galang. Selain foto, ada banyak peralatan hidup pengungsi Vietnam yang dipajang, seperti peralatan rumah tangga ataupun peralatan kantor PBB saat bertugas di pulau tersebut. Juga rumah sakit dan penjara Kampung Vietnam. Penjara di Kampung Vietnam ini digunakan untuk mengurung para pengungsi Vietnam yang suka melakukan kejahatan. Kedua bangunan tersebut terkenal angker.

# Tempat Ibadah
Juga bangunan ibadah seperti Vihara Quan Am Tu, beberapa gereja lainnya, dan juga sebuah mushola. Vihara tersebut sudah mengalami beberapa kali pemugaran dan kini bentuknya tidak sama persis dengan bentuk aslinya. Tapi, kesan sejarah dan nilai religi masih bisa didapatkan dari sana. Vihara ini adalah salah satu tempat ibadah yang sering dijadikan lokasi ibadah pada masa itu. ada patung Guang Shi Pu Sha di depan vihara.

# Wisata Pantai Vio Vio
Pantai Vio Vio namanya memang belum setenar pantai Nongsa karena memang ini termasuk salah satu tujuan wisata yang baru saja diperkenalkan ke publik. Pantai Vio Vio cukup mudah uutk ditemukan sekaligus dijangkau. Pantainya terletak di Pulau Galang, jadi wisatawan lebih dahulu harus melewati Jembatan Tuanku Tambusai atau lebih dikenal dengan Jembatan 5 Barelang.

Sementara obyek wisata yang ditawarkan di Pulau Rempang berupa wisata Pa-Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage, yang berada di dalam hutan Pulau rempang. Tempat tersebut tidak lain adalah sebuah rumah ibadah berupa vihara yang digunakan oleh para biksu untuk bermeditasi. (BBS)

Endy Poerwanto