JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kebijakan pemerintah mengenai larangan mudik di Hari Raya Idul Fitri untuk mengurangi penyebaran virus Corona membuat industri pariwisata Prov. Lampung tak mampu menuai rejeki musiman dari kunjungan wisatawan nusantara ( wisnus) yang mudik atau sekedar transit.
Padahal dalam kondisi normal, Provinsi Lampung menjadi hub untuk para pemudik melanjutkan perjalanan lewat jalan darat ke kota-kota besar di Pulau Sumatra lainnya. Tahun 2020 ini di saat hampir seluruh negara di dunia menghadapi pandemi global COVID-19 maka larangan mudik memang terasa sangat ketat.
Sebagai info, ada tujuh titik penyekatan di Provinsi Lampung yang menghambat perjalanan pemudik nekad misalnya untuk bisa sampai ke kampung halamannya karena adanya penjagaan dimana-mana.
Ketujuh penyekatan itu adalah 1. Pos Bakau penyekatan dari/ke Pulau Jawa, Lampung Selatan. 2. Pos Pelabuhan Panjang, dari dan ke Jakarta/Semarang di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. 3. Pos Pelabuhan Bandar Bakau Baru dari/ke Jakarta, Lampung Selatan.
Penyekatan ke 4 atau Pos Krui dari/ke Provinsi Bengkulu, Pesisir Barat.5. Pos Sukau dari/ke Oku Selatan Sumatera Selatan, Lampung Barat. 6. Pos Way Tuba dari/ke Oku Timur Sumatera Selatan, Way Kanan dan 7. Pos Simpang Pematang dari/ke Sumatera Selatan, Mesuji.
Meski tidak bisa mudik, Adi Susanto, CEO Adiyatama Tours & Travel yang juga ketua DPD Asita Prov. Lampung malah meminta para pemudik untuk berfikir positif saja. ” Di Lampung memang tidak ada penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ikuti kebijakan pemerintah karena semua kebijakan untuk memutus penyebaran virus,” ungkapnya.
Berbicara sebagai nara sumber Reseller Travel Agent ( RTA) di Live Insta Story, Instagram @resellertravel Anton Thedy jelang Lebaran, pria kocak ini mengaku meski terpuruk dia tetap optimistis setelah pandemi COVID-19, wisata tetap booming.
” Saya tidak mau menyerah dengan keadaan, tak bisa jual paket wisata maka saya sekarang jual kurma dan minta teman-teman membeli dengan cara yang tidak biasa. Harus pakai trik dan cara halal dengan mengetuk-ngetuk hati calon pembeli. Hasilnya yang beli bisa borong antara 10 kg – 90 kg/ orang,” katanya terkekeh
Pentingnya Edukasi
Dia tergolong orang yang menjalani hidup dengan pola Positive Way jadi dengan jejaring pertemanan yang luas di berbagai organisasi masyarakat maka Adi Susanto mulai mengedukasi warga Lampung untuk mengenal obyek wisata di daerahnya sendiri mulai dari 10 km hingga 20 km dari rumah tinggalnya.
” Di ibukota provinsi Bandar Lampung saja banyak obyek wisata yang mungkin warga sendiri tidak tahu jadi saya ajak masyarakat Lampung mengenali obyek wisatanya sendiri,” ungkapnya.
Paska pandemi global berakhir atau jika sudah ada pelonggaran maka wisatawan domestik yang akan memulai bisnis travel dan tourism di negri ini. Untuk provinsi Lampung maka warganya sendiri yang akan memulai wisata, ujarnya.
” Saya sudah minta untuk pemulihan maka kebijakan study tour semua sekolah diprovinsi ini dilakukan di Provinsi Lampung karena kami memiliki dua kota yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro serta 13 kabupaten yang memiliki obyek wisata buatan, wisata alam, wisata bahari, budaya, kuliner dan lainnya,” kata Adi.
Dari sekian banyak pegunungan yang mengelilingi Lampung, Anak Krakatau adalah salah satu tujuan wisata yang paling sering dikunjungi oleh pendaki. Selain itu, provinsi ini juga menawarkan beragam wisata laut yang terkenal akan lokasi menyelam, seperti Pantai Ringgung, Pulau Tegal, Pahawang, Kelagian, Balak, Mahitam, dan Tanjung Putus.
“Pulau Pahawang itu Maldivenya Lampung dan cukup menyelam setengah meter sudah jumpa dengan ikan hias Nemo yang sengaja di budidayakan dan disebar di sekitar pulau. Pengunjung per minggu dimasa normal bisa 10.000 orang ,” jelasnya.
Tempat wisata di Lampung selanjutnya, yaitu Tanjung Liwa tempat surfing yang banyak dikunjungi wisatawan Jerman dan Australia, ada juga Teluk Kiluan, lokasinya berada persis di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Selain menyuguhkan pemandangan laut biru yang indah, di sini juga bisa melihat langsung ikan lumba-lumba yang berenang bebas.
” Sekitar 10 km dari rumah saya sendiri di kota Bandar Lampubg ada obyek wisata Lembah Hijau memadukan unsur rekreasi dan pemandangan alam hijau. Tempatnya pun cukup luas, mencapai 30 hektar dengan beragam wahana menarik, mulai dari wahana air, outbound hingga camping ground,”
Pengelola membagi Taman Wisata Lembah Hijau seluas 30 hektar menjadi 2 bagian. 15 hektar untuk taman wisata dan 15 hektar berfungsi untuk taman satwa jadi banyak aktivitas yang bisa diciptakan di area ini untuk keluarga, study tour hingga outbond korporat.
Banyak orang pesimistis bisa mengemas obyek wisata lokal untuk warga lokal. Namun menurut Adi Susanto, orang yang berwisata tidak mau ribet dan aktivitas menjadi kunci utama juga sehingga turis Lampung ditawari berwisata ke Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas akan menikmati kegembiraan.
” Kita buatkan paket mandiin gajah, main bola dengan gajah dan aktivitas lain yang ketrampilannya juga sudah dikuasai sang Gajah,” ungkapnya.
Wisata Antar Provinsi
Satu hal lainnya yang membuat pihaknya optimistis menyongsong wisata paska COVID-19 adalah dibangunnya jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.974 Km, terdiri dari koridor utama 2.062 Km dan koridor pendukung 890 Km yang terus dikerjakan pemerintahan Presiden Jokowi.
” Jalan tol Palembang-Lampung sudah dibuka dan waktu Ulang tahun Asita Januari lalu anggota sudah coba. Cukup jarak tempuh 3,5- 4 jam saja dari Palembang padahal dulu butuh 12 jam loh,” kata Adi bersemangat.
Dibukanya tol Palembang- Lampung ini membawa dampak yang positif karena sebelum pandemi Adi bisa membuat paket wisata tanpa menginap bagi 850 pegawai dan keluarganya dari sebuah rumah sakit di Palembang untuk wisata sehari di Bandar Lampung.
Terbukanya akses tol ini akan sangat berpengaruh untuk kebangkitan bisnis wisata paska pandemi COVID-19 karena wisatawan antar provinsi dari Jambi, Bengkulu sudah sempat meramaikan hotel-hotel di Bandar Lampung.
Dia optimistis, paket wisata antar provinsi ini akan membuat boom lagi kegiatan wisata karena selama ini Provinsi Lampung juga banyak menerima wisnus asal Jakarta, Bandung dan Yogya. ” Tenang saja kita punya 5000 kamar hotel dan 12 hotel berbintang. Sekarang sih 8 hotel berbintang lagi tutup sementara,”
Adi Susanto minta kalangan industri pariwisatanya juga harus kompak dan bersatu termasuk pemprov dan pemkabnya dengan memperhatikan protokol kesehatan terutama berkaitan dengan masalah kebersihan.
” Kita ini yang dipariwisata sudah makan dengan lauk daun, jangan biarkan kami makan dengan lauk batu,” katanya kembali tertawa.
Alhasil bincang singkatnya dengan Anton Thedy, pendiri TX Travel dengan 250 an franchise yang diikuti para praktisi travel agent dari penjuru Indonesia membawa pesan bahwa dunia belum kiamat bro! dan teruslah berfikir positif dan kreatif karena Allah SWT sayang dengan umatnya.