ART & CULTURE

Teater Koma Ajak Milenial Nonton Mahabarata

[vc_row][vc_column][vc_column_text]JAKARTA, bisniswisata.co.id: Dunia wayang dan milenial sering dianggap sebagai dua dunia yang terpisah jarak sangat lebar. Pasalnya, banyak yang mengganggap dunia pewayangan itu dunianya orang tua. Sedangkan milenial lebih senang menikmati hiburan-hiburan kekinian. Namun, hal itu ditampik oleh Nano Riantiarno, penulis naskah dan sutradara Teater Koma.

“Kalau orang muda sangat menggandrungi Thor dan produksi Marvel, mengapa juga tidak menyukai kisah-kisah wayang seperti Mahabarata? Lakon Mahabarata kali akan dipentas sedemikian menarik dengan kolaborasi antara musik, cerita, kostum, hingga animasi yang kekinan,” ujar Nano dalam keterangan tertulis, Kamis (08/11/2018).

Teater Koma akan mementaskan lakon “Mahabarata: Asmara Raja Dewa”, pada 16-25 November 2018 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Pada pementasan kali ini, Teater Koma mengangkat kisah kehidupan para dewa dan wayang. Dan lokan ini menjadi pembuka bagi semesta lakon-lakon Mahabarata lainnya.

Tergolong kisah lawas, roman para Dewa ini akan dikemas dengan sentuhan multietnis sehingga tak terpatri pada satu pakem budaya. Setelah membawa penonton menilik masa depan melalui pementasan ‘Gemintang’ yang sarat akan unsur futuristik, Teater Koma mengajak para penonton untuk kembali masa lalu dan menyaksikan cerita klasik para dewa ini. Namun, cerita klasik ini akan dikemas secara modern dengan menggabungkan unsur budaya lokal hingga global.

Karenanya, pentas ini memang berbeda pakemnya. Pasalnya selama ini ada yang memegang pakem wayang dari Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. Tapi di “Mahabarata: Asmara Raja Dewa”, para lakonnya tidak masuk kepada tiga pakem tersebut. “Ini lakon yang sumbernya bisa dari mana saja. Tak heran jika kali ini Tanah Batak, Bugis, Toraja, Bali, bahkan Yunani, Mesopotamia, dan Afrika menjadi sumber yang mampu menciptakan berbagai jenis seni dan daya kreativitas manusia,” lanjut Nano.

Dilanjutkan, kisah-kisah wayang tak kalah menarik dari kisah-kisah lainnya yang saat ini digandrungi generasi milenial. Jika melihat YouTube, viewer video yang mengangkat cerita wayang cukup banyak. Dan, pentas Teater Koma ini akan dikemas sedemikian menarik dengan sentuhan modern, sentuhan keinginan anak muda baik dalam musik maupun koreografinya yang sarat multimedia.

“Kisah ini pantas ditonton oleh anak-anak muda. Apalagi kisah wayang memuat ajaran yang luar biasa. Wayang akan mengajari kita untuk melihat dunia tidak hitam putih. Anak-anak muda saat ini suka dengan kisah-kisah fantastis. Dan, kisah-kisah fantastis ini ada banyak dalam kisah-kisah lokal Indonesia,” ujarnya.

Ditambahkan, 70% pemain dan musisi Teater Koma adalah anak muda. “Bisa dibayangkan bagaimana anak-anak muda ini tampil dengan gaya mereka. Yang tua, paling cuma kami-kami saja. Karena itu kami mengajak generasi milenial untuk nonton kisah Mahabarata, kisah abadi yang tetap lenggang hingga sekarang ini,” lontarnya.

Ratna Riantiarno selaku Pimpinan Produksi Teater Koma mengatakan sejauh ini penjualan tiketnya sudah habis terjual sebanyak 75 persen. Pementasan ini bertujuan mengajak 200 pekerja seni teater, guru, dan mahasiswa di Jakarta untuk menonton pertunjukan hingga mengintip proses di belakang panggung.

Secara garis besar, pentas ‘Mahabarata: Asmara Raja Dewa’ berkisah tentang perjuangan kebaikan melawan kejahatan. Dari kekosongan, Sang Hyang Wenang mencipta Tiga Dunia, yaitu Mayapada (dunia atas), Madyapada (dunia gelap), dan Marcapada (dunia bawah) beserta seluruh penghuninya.

Lalu, terjadi perang dahsyat, perebutan kekuasaan antara Idajil dan Hyang Tunggal, pewaris Wenang. Idajil kalah, dibelenggu dan diasingkan.

Setelah beberapa waktu, Hyang Tunggal lengser dan digantikan oleh Batara Guru. Dalam pentas inilah kisah tentang perjuangan Rajadewa, Batara Guru, menjaga kedamaian akan dipertunjukkan.

Batara Guru memang bertugas menjaga kedamaian Tiga Dunia yang selalu diusik penghuni Dunia Gelap. Terlebih Idajil, yang masih menghasut para perusuh dari belenggu tempat pengasingannya. Konflik pun bermunculan, menguji kemampuan Batara Guru mampu melindungi Tiga Dunia dari gangguan Idajil dan pengikutnya yang haus kuasa.

Di bawah asuhan Nano dan sang istri sebagai pimpinan produksi, pementasan kali ini didukung penampilan Idries Pulungan, Budi Ros, Sari Madjid, Alex Fatahillah, Dorias Pribadi, Daisy Lantang, Ratna Ully, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Toni Tokim, Bayu Dharmawan Saleh, Angga Yasti, Rangga Riantinarno, dan lainnya.

Pementasan ke-154 Teater Koma ini diadaptasi dari karya sastra kuno India yang terdiri dari delapan belas kitab bernamaAstadasaparwa. Apakah Batara Guru mampu melindungi Tiga Dunia? Apakah kaum Wayang akan termakan provokasi dan hasutan jahat? Jawabannya bisa ditemukan pentas ini. (EP)

The post Teater Koma Ajak Milenial Nonton Mahabarata appeared first on Portal Berita Bisnis Wisata.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Endy Poerwanto