NASIONAL

Pramuwisata Bodong di Bali Utara Resahkan Wisman

BULELENG BALI, bisniswisata.co.id: Penyedia jasa pariwisata di Bali Utara belakangan resah. Keresahan bersumber keberadaan oknum pramuwisata bodong, yang beroperasi dengan melakukan aksi penipuan sekaligus melakukan pencemaran nama baik pramuwisata resmi. Korban penipuan wisatawan mancanegara (wisman) bukan hanya sekali terjadi, namun sudah berulangkali. Sayangnya, belum ada tindakan terhadap pramuwisata ilegal.

Patrick, salah satunya menjadi korban penipuan. Wisatawan asal Jerman ditipu pramuwisata bodong bersama rekan-rekannya saat ingin berlibur di Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Modusnya, guide bodong memberikan layanan jasa kepada wisatawan. Hanya saja layanan yang dijanjikan tidak bisa dibuktikan.

“Kami ditawari oknum guide yang akan memberikan layanan jasa wisata. Tetapi harus membayar dulu. Setelah itu malah ingkar janji, tak sesuai dengan harapan yang dijanjikan,” beber Patrick dengan nada kecewa.

Kejadian inipun langsung disampaikan ke penggiat pariwisata, Nyoman Kusumadia alias Klaus dan khawatir korban pramuwisata bodong makin banyak dan taku melaporkan ke pihak berwajib. Disisi lain keberadaan pramuwisata ilegal ini dapat merusak citra pariwisata di Buleleng, khususnya Lovina.

Terlebih perkembangan medsos yang semakin marak dan cepat menyebar, sehingga pengalaman pahit yang dialami wisatawan asing kemudian di share di medsos dan dengan cepat menyebar ke penjuru dunia. “Kami khawatir dengan imbas adanya guide bodong ini. Bisa saja para turis enggan datang ke Lovina,” ujar Klaus prihatin.

Keluhan serupa juga disampaikan pemilik usaha Dive Center, Dewa Made Japa. Pihaknya mengaku kerap menerima keluhan dari wisatawan mancanegara terkait keberadaan pramuwisata bodong. Modusnya, pelaku kepada wisatawan mengatasnamakan dari sebuah perusahaan jasa wisata lewat nota palsu.

Korban diberikan layanan antar jemput untuk berkunjung ke beberapa objek wisata. Tetapi harus membayar terlebih dahulu kepada pelaku. Sayangnya, justru setelah melakukan pembayaran, guide bodong ini justru tak kunjung datang menjemput wisatawan seperti yang dijanjikan.

“Mereka sampai membuat harga yang tinggi hampir 3 kali lipat yang tidak diketahui oleh bersangkutan. Setelah perjanjian dengan nota palsu kemudian tamu itu beberapa harinya tidak dilayani, bahkan tidak dijemput. Kerugian tidak kecil bisa sampai jutaan rupiah,” ujar Dewa Japa seperti dilansir laman Liputan6.com, Senin (24/09/2018).

Terkait hal ini, pihaknya pun meminta agar aparat keamanan juga ikut turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini. Sebab bila tak ditangani, dikhawatirkan akan merusak citra jasa wisata yang memang benar-benar menjalankan usahanya secara jujur.

“Kami meminta agar sediakan call center bagi wisman. Saat ada kasus ada yang menerima minimal ada yang bertanggungjawab. Kami juga jangan terlalu ekstrim untuk menawarkan jasa, ya minimal jangan sampai mereka tidak nyaman saat berkunjung kesini,” sambungnya. (EP)

Endy Poerwanto