Dollar AS Menguat, Garuda Genjot Terbangi Internasional

this formate

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat bakal mempengarui bisnis emiten yang dominan menggunakan mata uang dollar dalam ongkos operasionalnya. Salah satu yang akan terpengaruh yakni kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Mengutip Bloomberg, Jumat (2/3), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,07% ke level Rp 13.757 per dollar AS. Sepekan, pelemahan mata uang Garuda bahkan mencapai 0,65%.

Operasional Garuda bakal terpengaruh, lantaran emiten transportasi ini banyak menggunakan mata uang dollar AS dalam operasionalnya. Meskipun, untuk bahan bakar, GIAA sudah melakukan hedging.

“Ini memang mempengaruhi maskapai karena ada peningkatan fuel dan harga sewa,” kata Ikhsan Rosan, VP Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) seperti dilansir laman KONTAN, Jumat (2/3).

Di sisi lain, maskapai banyak menerima pendapatan dalam bentuk rupiah, lantaran dominan beroperasi di tingkat domestik. Alhasil, pemasukan dalam rupiah akan berimbas pada kinerja laporan keuangan.

Untuk itu, Garuda sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi kecenderungan penguatan dollar AS. Ke depan, GIAA ingin meningkatkan porsi penerbangan internasional sehingga bisa mengimbangi penerbangan domestik. “Saat ini, perbandingannya sudah hampir 50%:50%. Kami berusaha menaikan penerbangan internasional,” paparnya.

Sebelumnya, GIAA menambah penerbangan internasional ke China, karena dinilai memiliki pangsa pasar potensial. Terbaru, GIAA membuka penerbangan ke Zhengzhou dan Xi’an.

Selain membuka rute baru, Garuda Indonesia juga akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Diantaranya ke Melbourne dan Perth. “Available seat per kilometer (ASK) kami juga meningkat karena ada nambah frekuensi dan rute,” sambungnya. (BLOOM)

1 – 18 Maret 2018, Pameran Faith Fashion Fusion

this formate

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kedutaan Besar Australia di Indonesia menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menggelar pameran bertajuk Faith Fashion Fusion: Gaya Perempuan Muslim di Australia, yang diselenggarakan di Museum Sejarah Jakarta, pada 1 hingga 18 Maret 2018.

Faith Fashion Fusion: Gaya Perempuan Muslim di Australia, merupakan sebuah pameran yang diselenggarakan dengan menonjolkan aspek perempuan Muslim Australia melalui fashion yang dikembangkan oleh Museum of Applied Arts and Science (MAAS) di Sidney. Pameran ini menampilkan berbagai mode, termasuk baju renang terkenal burqini yang diciptakan Aheda Zanetti dari Australia.

Pameran digelar sekaligus menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret ini juga tidak ketinggalan menceritakan kisah-kisah pribadi perempuan Australia seperti Mecca Laalaa, yang merupakan perempuan Muslim pertama di Australia yang berprofesi sebagai penjaga pantai serta penyelamat selancar pertama di Australia.

Perancang dan blogger busana Muslim Australia, Delina Darusman-Gala dan kurator ternama Glynis Jones turut menghadiri pembukaan dan menyelenggarakan beberapa masterclass saat berada di Jakarta untuk kegiatan selama pameran berlangsung.

Saat pembukaan ditampilkan peragaan busana yang menampilkan koleksi terbaru Delina Darusman-Gala dan Jenahara Nasution, 2 peranang muda yang karya-karyanya sudah berkelas dunia. Faith Fashion Fusion juga menyoroti keragaman dan kreativitas komunitas Australia; kesamaan karakteristik yang juga dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

Faith Fashion Fusion: Gaya Perempuan Muslim di Australia merupakan sebuah pameran yang awal mulanya telah dikembangkan oleh Museum of Applied Arts and Sciences (MAAS) di Sydney, Australia. Digelarnya di Jakarta bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana kehidupan muslim di Australia.

Sekaligus menunjukkan tidak ada larangan bagi umat muslim di Australia, termasuk memakai hijab bagi kaum perempuan. Selama ini, masyarakat Australia terbuka terhadap muslim. Bahkan, ada 300 ribu penduduk Australia yang beragama Islam. Mereka kebanyakan berasal dari Asia Tenggara, dan Timur Tengah, seperti Palestina dan Lebanon.

Selain peragaan busana, diresmikan pula gallery exibition Faith Fashion Fusion yang di dalamnya dipamerkan foto serta profil sembilan wanita muslim inspiratif di Australia.

Sembiilan wanita muslim inspiratif itu adalah Imigran Palestina Arwa Abousamra, co-founderAuburn Tiger Women team sebuah club sepak bola besar sejak 2010 Amna Karra Hassan, desainer dan blogger Delina Darusman Gala, penyelamat selancar wanita di Australia Mecca Laalaa Hadid, Tutor bahasa Arab dan Al-Quran Mona Marabani, penulis Randa Abdel Fattah, dan Rayan Marabani gadis keturunan Lebanon. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Bintan International Marathon 2018 Targetkan Kunjungan 20.000 Wisman

this formate

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana bersama Luki Prawira ( kiri) dan Abdul Wahab ( kanan) 

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kementrian Pariwisata mendukung penuh kegiatan lomba lari marathon  Bintan International Marathon (BIM), 15 Juli 2018 sebagai event andalan sport tourism yang juga sudah menjadi bagian lifestyle wisatawan dunia, kata I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, hari ini.

“Kami sangat mendukung kegiatan Bintan International Marathon (BIM) yang baru pertama kalinya ini. Apalagi Provinsi Riau duduki posisi kedua yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara  setelah Bali, di susul  Jakarta di tempat ke tiga,” tambahnya.

Berbicara pada jumpa pers BIM, Kamis, hadir pula Kadispar Kabupaten Bintan,  Luki Prawira, GGM PT. BRC,  Abdul Wahab, Managing Director & Co Founder Orange Room Pte. Ltd,  Elvin Ting, CEO PT Medianusa Permana dan Manggara mewakili Wang Dong Dong.

Penyelenggaraan event sport tourism dengan tagline ‘Run and Discover’  ini diprakarsai oleh tiga negara yaitu;  China (Beijing Hualing Sports Culture Media Co.Ltd), Singapura, dan Indonesia (PT. Bintan Resort Cakrawala, PT. Medianusa Permana). Pemda Bintan dan pihak swasta bertekad event ini bisa menjadi event tahunan yang menarik kunjungan wisman.

I Gde Pitana mengatakan event ini sekaligus mendukung Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang tahun ini mentargetkan kedatangan 17 juta wisman serta menggerakan perjalanan 270 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.

Event  marahon mampu menjaring wisman dengan jumlah yang besar karena selain peserta juga ada para pendamping yang datang. Kali ini tergetnya 20 ribu wisatawan dari dalam dan luar negeri, kata I Gde Pitana.

Tak heran dari 100 event utama yang digelar pemerintah di berbagai daerah sepanjang tahun ini maka event sport tourism yang menjadi andalan untuk menjaring wisman,” jelasnya.

Pihak panitia penyelenggara mentargetkan 4.000 peserta mancanegara dan 1.000 peserta dari Indonesia dengan perolehan devisa diperkirakan mencapai Rp 70 miliar dan mendatangkan 20 ribu wisman karena peserta datang dengan para pendamping, tambah I Gde Pitana.

Selain mendatangkan direct tourism economic yang besar, event ini juga menghasilkan media value yang tinggi.  Itu sebabnya pemerintah daerah seperti Jakarta, Bali, Jogja, Lombok, Toba hingga Aceh banyak yang menjadikan sport tourism untuk mendatangkan  wisman dalam jumlah besar di daerahnya, jelasnya.

Oleh karena itu,  Kemenparpun mengikuti kegiatan pameran sport tourism di Jepang dan Gold Coast, Australia untuk memasarkan event sport tourism seperti Bintan International Marathon ( BIM) yang akan berlangsung di Bintan Beach International Resorts

I Gde Pitana ( tengah) bersama panitia penyelenggara.

Sementara itu Kadispar Kabupaten Bintan,  Luki Prawira mengatakan, setiap tahun secara rutin sejumlah event sport tourism internasional digelar di Bintan antara lain; Tour de Bintan, Bintan Triathlon, dan Ironman Bintan.

“Untuk event Tour de Bintan masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) 2018. Event ini mendatangkan wisman dalam jumlah besar setiap penyelenggaraannya,” kata Luki.

8Lomba lari marathon BIM akan memakan waktu sekitar 8 jam dengan mengambil start & finish yang dipusatkan di  Plaza Lagoi, Lagoi Bay di Bintan Beach International Resorts.

Sementara itu untuk rute marathon  akan melewati danau, pantai, memasuki wilayah-wilayah hotel, serta spot-spot menarik di kawasan resort tersebut. “Para peserta marathon selain akan menguji ketahanan fisik mereka juga befpeluang untuk mengeksplorasi lebih jauh akan keindahan alam di Pulau Bintan,” kata Luki.

Peserta lomba lari marathon BIM terbagi dalam tiga kategori, yakni; full marathon (42.2 km), half marathon (21.1 km), dan 10 km charity run. Bagi para elite-runners akan mengikuti full marathon, sedangkan  non-elite runners bisa mengikuti half marathon.

“Untuk jarak 10 km charity run  ditujukan bagi yang tetap  ingin berpartisipasi, namun bukan dalam kategori marathon. Kategori ini  untuk menggaet partisipasi peserta dari lingkungan perusahaan dengan tujuan pengumpulan dana yang kemudian disisihkan kembali untuk masyarakat di Pulau Bintan,” kata Luki.

Menurut dia , kunjungan wisman ke Batam dan Bintan memang naik 20%. Saat ini pembangunan baru airport  Bintan tengah berlangsung dan ditargetkan siap tahun 2019.  Di kawasan Bintan Beach Resort  juga tengah ada pembangunan hotel baru karena jumlah 3500 kamar hotel  yang ada tingkat huniannya sudah tinggi.

Kegiatan BIM juga telah dipromosikan di 9 provinsi di China dan pelaksanaannya di dukung peliputan dari Media Corp, FOX, Euro Sport Channel dan dukungan pers nasional.

“Bintan mempunyai keunggulan dalam unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) terutama jalur penyeberangkan dengan kapal fery yang hanya beberapa menit dari Singapura. Penyelenggaraan BIM ini semakin menguatkan popularitas Bintan sebagai destinasi sport tourism kelas dunia,” kata I Gde Pitana.

 

 

Festival Makanan Khas Nias, Daya Tarik Wisata Gunungsitoli

this formate

GUNUNGSITOLI, SUMUT, bisniswisata.co.id: Gunungsitoli Sumatera Utara (Sumut) punya kalander wisata yang menarik. Festival makanan khas Nias, namanya. Festival yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Gunungsitoli digelar di pusat jajanan dan kuliner di Pasar Gomo, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Gunungsitoli Yasokhi T Harefa, di Gunungsitoli, Jumat (2/3), mengatakan, tujuan pelaksanaan festival untuk melestarikan serta mempromosikan kuliner Nias sebagai salah satu daya tarik wisata kuliner di Kota Gunungsitoli khususnya dan Kepulauan Nias pada umumnya.

Selain itu, menjadikan kuliner sebagai salah satu faktor penggerak ekonomi masyarakat dan meningkatkan kreatifitas kuliner Nias melalui pemanfaatan “bulu damo” (Daun Damo) sebagai pembungkus nasi yang menjadi salah satu ciri khas atau branding khas Nias.

“Dalam festival, peserta yang terdiri dari tiga orang setiap kelompok harus memasak salah satu makanan khas Nias, dimana bahan mentahnya telah disiapkan dari rumah, dan peserta tinggal mengolah dan memasak di lokasi festival,” katanya.

Makanan khas Nias yang dipertandingkan dalam festival diantaranya Nibini’ogo (makanan yang dibungkus pakai daun pisang dan dibakar), Lehe Dalo (Sayur dari daun talas), Ni’Unago (daging babi atau ikan yang diawetkan dengan diasapi),

Kumudian Kofo Kofo (ikan yang dibuang kulitnya dan dimasak dengan santan kelapa setelah digoreng), Gowi Nifufu (Ubi yang ditumbuk), dan beragam macam lainnya makanan khas Nias.

“Juri yang menilai masakan para peserta ada sebanyak lima orang, semua warga Nias yang sudah berpengalaman dan tidak diragukan lagi kemampuannya dalam mengolah dan menilai makanan khas Nias,” katanya seperti dilansir laman Antara.

Para peserta berasal dari unsur pelaku usaha kuliner yang ada di Kota Gunungsitoli, dari tim penggerak PKK/DWP di Kota Gunungsitoli, organisasi perempuan, perwakilan kecamatan, perwakilan sekolah, dan masyarakat umum.

Dalam festival kuliner tersebut, yang diperlombakan ada tiga kategori, yaitu kategori makanan nasional khas Nias, makanan daerah khas Nias dan makanan ringan/jajanan/oleh oleh khas Nias. “Festival akan diselingi dengan pembukaan secara resmi pusat oleh oleh dan kuliner Nias di Kota Gunungsitoli, serta lounching pemanfaatan bulu damo sebagai salah satu ciri khas kuliner khas Nias,” katanya. (NDHYK)

Sisi Gelap Asisten Dunia Mode

this formate

PARIS, bisniswisata.co.id: Dunia mode yang gemerlap dan glamor tak akan ada tanpa usaha keras para pekerja balik layar. Seperti halnya karier-karier di bidang lain, industri mode memiliki sisi gelap yang mungkin hanya dialami oleh asisten-asisten industri mode di posisi tertentu.

Akun Instagram @fashionassistans meminta para pengikutnya untuk membagi kisah-kisah horor yang pernah mereka alami selama menjadi asisten perancang busana ternama atau perusahaan mode tertentu.

Dari perancang busana yang galak, kerja keras yang tidak dibayar, hingga aturan-aturan tidak masuk akal di sesi pemotretan, berikut adalah beberapa kisah horor dari asisten fesyen, seperti dilansir dari laman Refinery29, Jumat (02/03/2018).

1. Dilempar sepatu Louboutin

Seorang asisten menceritakan pengalamannya ketika bekerja di lokasi pemotretan editorial. Tiba-tiba, perancang busana terjebak di lift karena listrik di gedung mulai dimatikan. Setelah akhirnya bisa keluar dari lift dan kembali ke lokasi pemotretan, perancang busana tersebut terus berteriak sambil menendang dan melempar barang-barang. Berada di lokasi, asisten tersebut ikut terkena lemparan sepasang sepatu boots Louboutin tumit tinggi. Sakit? Tentu saja. Ditambah lagi, asisten tersebut baru saja menghabiskan sehari penuh membantu mengangkut barang-barang berat.

2. Marah-marah

Seorang asisten mode berusia 18 tahun mendapat perintah untuk mengisi daya ponsel seorang perancang busana di mobil. Setelah menemukan bahwa alat pengisi daya (charger) milik perancang busana tersebut rusak, asisten pun melaporkannya kembali. Karena marah, perancang busana tersebut tiba-tiba melempar ponselnya sendiri dan mengomeli sang asisten. Selama sembilan bulan, asisten tersebut bekerja tanpa dibayar. Perancang busana tersebut juga kerap melontarkan kata makian kepada sang asisten.

3. Tidak boleh makan

Ada satu peraturan tidak masuk akal yang digalakkan seorang perancang busana. Menurut cerita seorang asisten, perancang busana tersebut melarang semua orang untuk makan di lokasi pemotretannya atau di kantornya. Padahal, mereka disuruh bekerja keras seharian untuk mempersiapkan pemotretan perancang busana itu.

4. Dilempar alas setrika

Seorang asisten sedang membantu sesi pemotretan majalah fesyen. Ketika itu, sang editor melihat bahwa kemeja yang dikenakan model memiliki bagian yang kusut. Ia pun memerintahkan asisten tersebut untuk menyetrikanya. Karena tidak sabar, editor merebut setrika dari tangan asisten tersebut dan menyetrika kemeja itu sendiri. Setelah selesai, sang editor melempar alas setrika tersebut ke arah asistennya dan berkata bahwa ia harus bekerja lebih cepat. (NDHYK)

2018, Bali Tourism Board Optimis Kunjungan Wisman Tembus 6,5 Juta

this formate

DENPASAR, bisniswisata.co.id: Bali Tourism Board (BTB) optimistis mampu menembus target 6,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2018 di Pulau Dewata. Optimis itu seiring membaiknya kondisi pariwisata setelah aktivitas vulkanik Gunung Agung menurun. Juga Bali bakal menjadi tuan rumah konferensi internasional World Bank – IMF pada Oktober 2018.

“Target kunjungan wisman di Bali tahun ini sekitar 40 persen dari total nasional sebanyak 17 juta wisman,” kata Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana seperti dilansir laman Antara, Jumat (02/03/2018).

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bali tahun 2017 mencapai hampir 5,7 juta orang, naik 15,6 persen jika dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 4,92 juta orang.

Dengan adanya peningkatan target tersebut maka pihaknya bersama pelaku pariwisata di Bali lainnya akan bekerja sama untuk melakukan promosi langsung menyasar pangsa pasar wisatawan mancanegara.

Para pelaku pariwisata di Kabupaten Badung misalnya juga akan terbang ke Berlin, Jerman untuk mengikuti promosi pariwisata langsung di ajang eksebisi pariwisata skala internasional di ITB Berlin, 7-11 Maret 2018.

Dengan promosi itu, pariwisata Bali diharapkan semakin dikenal sehingga menarik kunjungan wisatawan khususnya dari pasar Eropa. Pasar lain yang juga dinilai gemuk adalah pasar yang selama ini dinilai sudah biasa yakni Australia dan negara lain di Asia seperti China dan India yang kini muncul menjadi sumber wisman baru dengan jumlah yang banyak.

Partha menambahkan upaya promosi itu dilakukan sekaligus untuk memulihkan pariwisata Bali yang sempat tersendat karena terdampak peningkatan aktivitas Gunung Agung akhir tahun 2017.

Pihaknya juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mengambil inisiatif salah satunya dengan mengundang para duta besar negara sabahat untuk berwisata di Bali termasuk mengunjungi Kabupaten Karangasem yang paling terdampak erupsi Gunung Agung.

“Mengundang duta besar merupakan salah satu cara jitu karena beberapa negara membutuhkan campur tangan pemerintah. Dengan undangan itu mereka dapat melihat langsung kenyataan Bali yang masih aman,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tidak akan mengesampingkan kualitas para turis yang berkunjung di Bali agar citra pariwisata di Pulau Dewata tidak dicap murah. “Kami lebih baik juga mengejar kualitas daripada kuantitas misalnya turis China harus siap undang mereka yang lebih berkualitas,” katanya. (NDHYK)

Tiga Tahun Rugi, Hotel Indonesia Natour Cetak Laba

this formate

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Setelah tiga tahun merugi, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) sepanjang tahun 2017 berhasil mencetak laba sebesar Rp9 juta. Memang laba yang dihasilkan sangat sangat kecil, namun Hotel plat merah ini mampu keluar dari daftar BUMN yang merugi mengingat pada 2015 kerugian mencapai Rp140 miliar.

“Hasil 2017 sudah positif lagi, meskipun cuma Rp9 juta. Tapi, yang jelas kita bukan termasuk BUMN yang merugi,” ungkap Direktur Utama Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said dalam keterangan tertulis yang diterima Bisniswisata.co.id, Jumat (02/03/3028).

Ia memaparkan saat dirinya bergabung pada 2015, HIN membukukan kerugian sebesar Rp140 miliar, kemudian pada 2016 kerugian bisa diturunkan menjadi Rp89 miliar. Pada 2017, HIN melakukan banyak pembenahan baik renovasi kamar maupun peningkatan pelayanan hingga akhirnya bisa menutup semua kerugian.

Menurut Iswandi, laba perseroan sebenarnya bisa lebih besar lagi jika tidak terjadi bencana erupsi Gunung Agung di Bali yang membuat seluruh sektor pariwisata lumpuh dari November sampai Desember 2017. Apalagi, HIN memiliki tujuh hotel di Bali sehingga dampak bencana tersebut terhadap tingkat hunian amat signifikan.

“Erupsi datang November, antusiasme kamar sampai 5.000 kamar hotel hilang sampai Desember. Tapi sekarang sudah mulai membaik karena justru Januari biasanya `low season`, orang-orang yang kemarin tertahan mulai berdatangan,” kata dia.

Ia menambahkan tingkat hunian hotel secara konsolidasi pada 2017 bisa mencapai 75 persen, meningkat dari 2017 yang sebesar 69 persen dan 62 persen pada 2017. “Insya Allah bisa tercapai karena Grand Inna yang di Bali itu okupansinya bisa 80 sampai 90 persen,” kata Iswandi.

Dilanjutkan tingkat isian kamar atau occupancy room rate tahun 2017 mencapai sebesar 67,1% meningkat dari 60,2% pada tahun 2016. “Sejalan dengan berbagai pengembangan yang dilaksanakan, pada tahun 2018 HIN menargetkan tingkat isian kamar akan mencapai sebesar 72,8%,” ungkap dia

Selain itu, inventory (jumlah) kamar juga meningkat dari 842.166 pada tahun 2016, menjadi 851.638 di tahun 2017. Peningkatan sekitar 1,12% tersebut dicapai sejalan dengan pelaksanaan renovasi kamar serta bergabungnya Hotel Grand Inna Daira Palembang pada Kuartal IV tahun 2017. “HIN menargetkan untuk menambah jumlah kamar menjadi 853.370 di tahun 2018,” ujar Iswandi.

Secara umum, ia mengatakan jumlah tamu meningkat dari 356.218 pada 2016 menjadi 486.274 tahun 2018, atau meningkat sekitar 36,5%, di mana 71% di antaranya didominasi oleh wisatawan Nusantara. Wisman juga mengalami peningkatan sebesar 132% dibanding tahun 2016, dengan tamu terbanyak dari China, Australia dan Eropa.

Harga rata-rata kamar (average room rate/ARR) meningkat sebesar 8,4% dari Rp 650 ribu menjadi Rp 713 ribu. Kenaikan teraebut di atas tingkat inflasi tahunan Indonesia.

Pada 2017, pendapatan usaha HIN mengalami peningkatan cukup signifikan, dari Rp 539 miliar tahun 2016, menjadi Rp 637 miliar pada 2017. Tiga penyumbang pendapatan terbesar berasal dari “Online Travel Agent” (OTA) dan Domestic Travel Agent dan Government.

“Ini merupakan perbaikan signifikan, mengingat pada tahun sebelumnya, HIN rugi. Tahun 2017 ini kami mudah-mudahan sudah bisa mencatatkan break event point. Namun angkanya masih diaudit jadi belum bisa disebutkan sampai sekarang,” sambungnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Gapkodar: Nelayan Muara Gembong Ingin Kembangkan Ekowisata

this formate

BEKASI, bisniswisata.co.id: Pantai Mekar, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Jawa Barat ternyata memiliki potensi untuk menarik kunjungan wisatawan, dengan mengembangkan ekowisata mangrove. Para nelayan Pantai Mekar optimis jika kawasan seluas 650 meter dijadikan kawasan wisata, akan mengangkat taraf kehidupan dan pemasukan pendapatan para nelayan serta warga sekitar.

Sayangnya impian nelayan serta warga Pantai Mekar terganjal anggaran pengembangan, dan hingga kini masyarakat susah menggaet investor untuk membangun ekowisata mangrove. “Untuk membangun ekowisata mangrove tahap awal seluas 100 meter menghabiskan anggaran Rp20 juta. Kami nggak punya dana,” papar Ketua Kelompok sadar wisata (Gapokdar), Ahmad Daryanto saat dikunjungi Kandidat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil.

Masyarakat Pantai Mekar hanya bisa berharap jika Kang Emil menjadi Gubernur Jabar, warga desa nelayan hanya minta agar Kang Emil bisa mewujudkan ekowisata mangrove. “Karena dengan membangun pariwisata, para nelayan optimis ada pemasukan dari kunjungan wisatawan mulai tiket masuk, jualan kuliner, souvenir dan usaha lainnya,” sambungnya.

Dilanjutkan, selama ini desa nelayan Muara Gembong memiliki masalah sangat kompleks. Masalah yang dihadapi mulai kesehatan dimana Pantai tercemar limbah pabrik yang menyebabkan banyak ikan mati. Air menjadi tercemar, kotor, bau dari limbah industri yang seenaknya membuang ke sungai dan pantai . juga banyak penyakit seperti penyakit kulit, koreng dan penyakit lainnya.

Selain itu, sambung dia, masalah ekonomi dimana hasil nelayan susah dijual mahal. Bahkan tambak ditinggal nelayan karena tidak ada hasilnya. “Sekarang nelayan melautnya sangat jauh di tengah laut dengan resiko sangat besar,” paparnya

Ahmad pernah membuat gerakan ibu-ibu wirausaha, dengan mengolah ikan hasil tangkapan suaminya. “Sudah dikemas bagus tapi bingung soal penjualan,” kata dia.

Ketua Gabungan Kelompok Nelayan (Gapokyan), Nari menambahkan pihaknya sudah melaporkan masalah limbah ke pemerintah Kabupaten dan KLH. Namun sampai sekarang belum ada penanganannya. “Saya malah disuruh cari darimana asal limbah itu. Bagaimana saya mau nyari, caranya saja saya tidak tahu dan setiap hari saya sibuk cari ikan di laut,” ujarnya.

Sejumlah nelayan Muara Gembong mengeluhkan soal abrasi yang sering terjadi karena tidak ada dam atau pemecah air. Selama ini, untuk menghindari abrasi, nelayan menanam mangrove. Tapi mangrove tak mampu menahan abrasi yang cukup kuat. “Kami ingin pemimpin Jabar nanti, Pak Ridwan Kamil bisa membangun dam agar abrasi tidak terus terjadi,” katanya

Dia juga mengungkapkan bahwa di desanya kesulitan air bersih. PAM jarang ke desanya. Selain itu, kali menuju laut yang tidak terlalu luas, sebaiknya dilebarkan atau dinormalisasi. Tujuannya, kata dia agar air dari Sungai Citarum bisa mendorong air laut hasil abrasi ke laut.

Menanggapi keluhan nelayan, Kang Emil menyatakan pihaknya sudah mencatat dan akan mencarikan solusinya. Menurut dia, solusi abrasi, maka laut harus di dam dan mangrove harus tetap dilestarikan. “Soal limbah laut, biar pemerintah yang mencarikan solusinya. Nggak masuk akal kalau nelayan yang harus selidiki limbah,” ujarnya.

Terkait ekowisata, Kang Emil memperlihatkan gambar yang dibuatnya beberapa menit setelah menyusuri muara, membuat mantan Walikota Bandung yang sukses mengelola pariwisata Kota Bandung, sangat tertarik dengan konsep ekowisata mangrove.

“Saya berencana membangun ekowisata di sepanjang sungai Muara Gembong Bekasi. Nanti rencananya ada teras di sepanjang sungai yang jual makanan, suvenir, dan wisata mangrove. Sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan para nelayan, karena kondisi lingkungan di wilayah ini sudah tercemar sehingga hasil tangkapan ikan rendah,” pungkasnya. (NDHYK)

Pelaku Pariwisata Perlu Antisipasi Disrupsi Teknologi

this formate

SLEMAN, bisniswisata.co.id: Co Founder dan Direktur PT Java Bagus Indonesia, Cunduk Bagus Sudarwono menilai, pelaku industri pariwisata harus bisa mengantisipasi disrupsi teknologi. Hal itu dirasa harus dilakukan agar bisa bertahan dalam persaingan global.

Mengingat, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan berbagai perubahan dalam berbagai bidang. Termasuk, industri pariwisata, yang tentu bisa jadi peluang sekaligus ancaman bagi para pelakunya.

“Sektor pariwisata telah mengalami disrupsi, disrupsi ini membawa keberkahan bagi konsumen tapi menjadi ancaman bagi usaha jasa pariwisata,” kata Bagus di Seminar Strategi UPW Menghadapi Disrupsi Teknologi Pemasaran Jasa Pariwisata di Pusat Stufi Pariwisata UGM.

Menghadapi gelombang disrupsi, Bagus mengimbau pelaku usaha jasa pariwisata untuk dapat beradaptasi, melakukan perubahan dan mengikuti tren yang tengah berlangsung. Pasalnya, disrupsi dapat menghempaskan siapa saja yang tidak siap dengan perubahan dan inovasi.

Ia melihat, tren industri saat ini berubah dari owning economy ke sharing economy. Hal itu mengharuskan pelaku usaha mengasah kejeliannya melakukan perubahan-perubahan, supaya bisa terus bertahan.

Bagus menekankan, para pelaku usaha jasa parisiwata harus melakukan redefinisi terhadap bisnis yang dijalankan, disesuakan dengan perkembangan zaman. Selain itu, mereka harus bisa menyesuaikan terhadap nilai-nilai, visi dan misi perusahaan dan restrukturisasi.

Strategi lain, lanjut Bagus, dapat dilakukan dengan mengubah arah perusahaan, menggarap pangsa pasar yang belum banyak dijamah dan memangkas produk yang dinilai tidak efisien. Selain itu, dapat pula dilakukan shifting, merger, akusisi, konsolidasi dan afiasi.

“Harus go digital juga, karena pangsa pasar saat ini kebanyakan adalah generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi, pemasaranpun dilakukan secara digital,” ujar Bagus seperti dilansir laman Republika.co.id, Kamis (1/3/2018). (REP)

IHGMA Yogya Dorong Penguatan Budaya & Pariwisata

this formate

YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Komunitas Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) chapter Yogyakarta mengadakan rapat kerja daerah (rakerda) dengan tema “Budaya untuk Pariwisata, Pariwisata Untuk Budaya”, yang digelar di Yogya, pada 24 Februari 2018. Rakerda bertujuan untuk mereview kegiatan sejak awal berdiri, sekaligus merencanakan program kerja di 2018.

Berlangsung di Grand Keshia Hotel by Horison Yogyakarta, rakerda dihadiri oleh seluruh anggota DPD Yogyakarta yang berjumlah 35 general manager (GM). Humas IHGMA chapter Yogyakarta, Atik Damarjati, mengatakan sejak awal berdirinya pada 2016 hingga sekarang ini berbagai kegiatan telah dilakukan oleh IHGMA.

Antara lain, membantu masyarakat Kulonprogo untuk menyongsong hadirnya bandara internasional Kulonprogo dengan memberikan pelatihan di SMK setempat selama empat bulan. Kemudian, mendukung Sendratari Ramayana Ballet Purawisata dengan press conference dan acara dinner dengan mengajak kerja sama para seniman untuk tampil di hotel masing-masing anggota.

“Selain itu juga, memberikan training dan pemagangan terkait materi perhotelan selama empat bulan yang dilakukan oleh anggota IHGMA dengan cuma-cuma, dan masih banyak lagi,” katanya, dalam siaran pers yang diterima Kamis (01/03/2018).

Menurutnya, setelah rakerda berakhir, diadakan pertemuan pra rakernas IHGMA. Kegiatan dihadiri oleh sebagian besar pengurus DPP dari Jakarta, Bali, dan berbagai kota lain. “Kami selama ini telah ikut aktif mendukung program pemerintah daerah dalam meningkatkan nilai-nilai budaya dan pariwisata di DIY,” tandasnya.

Ketua IHGMA chapter Yogyakarta, Heryadi Baiin, menegaskan semua kepala bidang di IHGMA mempunyai rencana yang selalu mengedepankan peningkatan sumber daya manusia sebagai tolok ukur kemajuan pariwisata di DIY tanpa meninggalkan nilai–nilai budaya setempat.

IHGMA adalah organisasi resmi asosiasi General Manager yang berbadan hukum yang diresmikan pada 20 April 2016 di Hotel Bali Beach-Bali. Saat ini berangotakan sekitar 1.000 general manager dari seluruh wilayah di Indonesia. (redaksibisniswisata@gmail.com)