FASHION

Sisi Gelap Asisten Dunia Mode

PARIS, bisniswisata.co.id: Dunia mode yang gemerlap dan glamor tak akan ada tanpa usaha keras para pekerja balik layar. Seperti halnya karier-karier di bidang lain, industri mode memiliki sisi gelap yang mungkin hanya dialami oleh asisten-asisten industri mode di posisi tertentu.

Akun Instagram @fashionassistans meminta para pengikutnya untuk membagi kisah-kisah horor yang pernah mereka alami selama menjadi asisten perancang busana ternama atau perusahaan mode tertentu.

Dari perancang busana yang galak, kerja keras yang tidak dibayar, hingga aturan-aturan tidak masuk akal di sesi pemotretan, berikut adalah beberapa kisah horor dari asisten fesyen, seperti dilansir dari laman Refinery29, Jumat (02/03/2018).

1. Dilempar sepatu Louboutin

Seorang asisten menceritakan pengalamannya ketika bekerja di lokasi pemotretan editorial. Tiba-tiba, perancang busana terjebak di lift karena listrik di gedung mulai dimatikan. Setelah akhirnya bisa keluar dari lift dan kembali ke lokasi pemotretan, perancang busana tersebut terus berteriak sambil menendang dan melempar barang-barang. Berada di lokasi, asisten tersebut ikut terkena lemparan sepasang sepatu boots Louboutin tumit tinggi. Sakit? Tentu saja. Ditambah lagi, asisten tersebut baru saja menghabiskan sehari penuh membantu mengangkut barang-barang berat.

2. Marah-marah

Seorang asisten mode berusia 18 tahun mendapat perintah untuk mengisi daya ponsel seorang perancang busana di mobil. Setelah menemukan bahwa alat pengisi daya (charger) milik perancang busana tersebut rusak, asisten pun melaporkannya kembali. Karena marah, perancang busana tersebut tiba-tiba melempar ponselnya sendiri dan mengomeli sang asisten. Selama sembilan bulan, asisten tersebut bekerja tanpa dibayar. Perancang busana tersebut juga kerap melontarkan kata makian kepada sang asisten.

3. Tidak boleh makan

Ada satu peraturan tidak masuk akal yang digalakkan seorang perancang busana. Menurut cerita seorang asisten, perancang busana tersebut melarang semua orang untuk makan di lokasi pemotretannya atau di kantornya. Padahal, mereka disuruh bekerja keras seharian untuk mempersiapkan pemotretan perancang busana itu.

4. Dilempar alas setrika

Seorang asisten sedang membantu sesi pemotretan majalah fesyen. Ketika itu, sang editor melihat bahwa kemeja yang dikenakan model memiliki bagian yang kusut. Ia pun memerintahkan asisten tersebut untuk menyetrikanya. Karena tidak sabar, editor merebut setrika dari tangan asisten tersebut dan menyetrika kemeja itu sendiri. Setelah selesai, sang editor melempar alas setrika tersebut ke arah asistennya dan berkata bahwa ia harus bekerja lebih cepat. (NDHYK)

Endy Poerwanto