NEWS PENDIDIKAN

Novrizal Tahar: Gara-gara Sampah di Laut, Kapal Pesiar Batal ke Lombok

Suasana FGD Pengelolaan sampah di Hotel Bidakara (Foto:Bunda Yoely)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sampah makin menjadi momok di negeri ini. Bayangkan saja ada kapal pesiar dari luar negeri dengan jumlah turis asing yang banyak, batal berlabuh di Lombok karena lautnya banyak terdapat sampah.
Kejadian tersebut bisa merugikan bidang pariwisata, karena devisa yang akan masuk ke negeri ini, jadi batal dan hilang.

Hal itu disampaikan oleh Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Bahaya Beracun (B3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jakarta, hari ini.

Memperingati Hari Kartini & Hari Peduli Sampah Nasional 2019, Novrizal menuturkan sedikitnya ada empat permasalahan yang dihadapi dalam hal mengatasi masalah sampah dan sslah satubya adalah dari produsen beragam produk.

“Sampah yang dihasilkan masyarakat  berkaitan dengan tanggung jawab produsen produk. Awal penyebabnya adalah dari produsen. Setiap produk ada kemasan dan sampai di rumah akan jadi sampah. Bungkus mie instan jadi sampah. Bungkus kopi, teh, dan produk lainnya akan jadi sampah,” tegas Novrizal Tahar.

Pihaknya ingin mendorong para produsen produk juga bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan dari produknya.Salah satu caranya dengan mulai redesain. Packagingnya bisa didaur ulang, atau lebih ringan, dan lainnya.

Kepedulian masyarakat terhadap sampah hingga saat ini baru 28%. Artinya sebanyak 72% masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap pengelolaan sampah. Hal Ini berbahaya kalau tidak secepatnya diatasi dan dicari solusinya bersama.

Untuk itu Organisasi Poros Hijau bekerjasama dengan KLHK, mengadakan Focus Group Discussion (FGD)  tentang Sinergi pemerintah, Pemda, lembaga masyarakat, dan pemangku kepentingan melalui Peran perempuan dan ibu rumah tangga dalam pengurangan dan pengelolaan sampah bernilai ekonomi.

Masalah pengelolaan sampah lainnya yaitu kapasitas tempat penampungan sampah di tiap daerah masih kurang, sehingga sampah menumpuk, dan akhirnya masuk ke pengairan.

Selain itu, perilaku publik dan perubahan gaya hidup masyarakat yang kurang peduli pada pengelolaan sampah.
“Ini masalah serius. Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah,” ujarnya.

Komposisi sampah dominan bahan plastik. Ini jadi masalah sendiri. Plastik beda penanganannya. Kalau sampah plastik masuk ke perairan, ini bahaya. Karena terurainya bisa ratusan tahun.

Kalau plastik dimakan oleh biota laut, bisa membahayakan biota laut tersebut. Dan ikan dari laut dimakan manusia, bisa berdampak pada kesehatan manusia.
Sampah laut kalau berubah jadi mikro, katanya, berpotensi jadi media tempat polutan zat beracun.

Berpotensi jadi karsinogenik yang memicu penyakit kanker, dan lainnya. Menurut sebuah penelitian, mikro plastik berpotensi jadi penyebab terganggunya genital pria, ungkap Novrizal.

“Empat persoalan itu yang jadi masalah pengelolaan sampah. Melibatkan dari hulu ke hilir. Produsen, konsumen dan pemerintah. Untuk itu semua stakholder begerak bersama, agar masalah sampah bisa diatasi,” ujar Novrizal.

Rahma Yulis

Rahmayulis Saleh, Wartawan Senior, Dosen Jurnalistik, Pemegang Sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers, dan Anggota Pengurus PWI Peduli. Kini sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Humas PP IKWI (Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia) 2019-2023.