Teknologi contacless menjadi penting di era pandemi (foto: skift)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pandemi Covid-19 melahirkan kebiasaan baru. Saat kelak orang kembali bepergian, mereka dipastikan akan mempertahankan perilaku hidup bersih, termasuk mengurangi sentuhan baik ke sesama maupun benda-benda di sekitar. Adaptasi perilaku baru ini mulai direspons sejumlah perusahaan penyedia jasa teknologi.
Mereka bahkan berharap para pelaku bisnis di industri perjalanan dan pariwisata segera membeli perangkat digital yang memungkinkan terjadinya sentuhan seminimal mungkin. Industri perjalanan, misalnya, sangat berkepentingan karena mereka ingin para pelancong yang kini cenderung rewel soal kebersihan dan kesehatan ini perlu diyakinkan. Sayangnya, saat ini banyak perusahaan yang terpukul akibat pandemi Covid-19 sehingga sulit untuk berinvestasi dalam proyek teknologi.
Skift.com melakukan studi lebih jauh tentang bagaimana hotel, bandara, perusahaan penerbangan, dan para manajer perjalanan perusahaan mengadopsi keadaan dengan memanfaatkan teknologi yang memungkinkan contactless terjadi.
“Jangka pendek, teknologi contactless memberi jaminan pada pelanggan. Selain itu, ia juga memberi solusi bagaimana mengurangi biaya,” kata Katherine Grass, CEO perusahaan teknologi perjalanan Optii dan mitra usaha di Thayer Ventures.
Dia menambahkan jika sebuah hotel kembali buka dengan tingkat hunian rendah, maka upaya membangun pengalaman contactless dapat mengurangi biaya.Teknologi dapat menggantikan upah tenaga kerja.
Data dari perusahaan konsultan McKinsey menunjukkan konsumen akan dengan sendirinya merangkul inovasi teknologi tanpa kontak. Sebagian bahkan sudah memiliki preferensi untuk memilih merek yang menunjukkan upaya disinfeksi paling jelas.
“Ini merupakan tipe baru pelancong yang sangat sadar kesehatan,” kata Menteri Pariwisata Jamaika Edmund Bartlett.
Sejumlah pekerja hotel juga menginginkan perlu upaya mengurangi seringnya mereka menyentuh permukaan yang sama yang kerap disentuh baik oleh rekan sekerja maupun para tamu.
Beberapa perusahaan bisa mencoba teknologi biometrik, seperti pengenalan wajah, atau mengganti sistem lama dengan mengenalkan teknologi sensor pada barang-barang yang sering disentuh. Atau menghapus prosedur dimana seorang pekerja harus menyentuh puluhan kartu kredit sepanjang hari yang sibuk.
Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat di situsnya menyebut bahwa penularan virus kemungkinan besar dapat terjadi jika seseorang menghirup langsung virus dari orang yang terinfeksi saat mereka bersin, batuk, berbicara, atau bernyanyi.
Teori yang menyebut bahwa permukaan dapat menjadi media penularan, tidak terlalu populer. Itu sebabnya penerapan teknologi contactless lebih dirancang untuk mengurangi interaksi langsung orang per orang, seperti antara resepsionis hotel dengan para tamu. Sistem ini sekaligus dapat meningkatkan efisiensi.
Hotel L’hotel Island South di Hong Kong telah mengganti staf dengan robot untuk menyajikan makanan dan minuman bagi para tamu yang menjalani karantina. Para tamu hanya perlu menyentuh keypad robot untuk dapat menerima makanan.
Airlines dan Bandara
Bandara dan maskapai penerbangan terus berupaya menciptakan keadaan aman bagi para traveller. Pekerja call center yang dirumahkan belum akan kembali bekerja hingga pandemi mereda.
Pembuat perangkat lunak Automation Anywhere berhasil menciptakan software berbasis robot yang memungkikan informasi tiket para pelanggan diekstrak, membuka sistem perusahaan penerbangan, dan menerbitkan voucher untuk rencana perjalanan berikut. Proses tanpa kontak ini memotong waktu dan dana.
Banyak penyedia teknologi menawarkan solusi yang relevan. Salah satunya, Amadeus. Mereka membuat teknologi yang memungkinan wisatawan melakukan pembayaran di bandara tanpa kontak seperti biaya bagasi check-in menit terakhir. Lufthansa merupakan salah satu maskapai yang telah meluncurkan Amadeus Airport Pay.
Sementra itu OTG, pengelola 300 restoran dan toko di 10 bandara telah memasang perangkat otomatisasi Just Walk Out untuk mengurangi interaksi langsung.
Seluruh proses menjalani kehidupan norma baru, termasuk meminimalisir kontak, harus kita lakoni. Pasti tidak mudah. Tetapi penting bagi masyarakat untuk beradaptasi demi menjaga kesehatan.