Sultan HB X saat keliling dan menyapa para seniman yang berpartisipasi pasa pameran. ( Foto: Satrio Purnomo)
YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Mensyukuri lahirnya Undang Undang Keistimewaan ( UUK ) Yogyakarta sekaligus refleksi implementasinya yang semakin berdampak positif diwujudkan melalui pameran lintas seni di Grhatama Pustaka, Jl Raya Janti Bantul.
Kegiatan yang melibatkan 80 seniman dan dibuka oleh Sultan HB X didampingi GKR Mangkubumi. Peringatan ini merupakan ajang berpikir reflektif, introspeksi-kritis yang sifatnya aktif, terus-menerus dan teliti.
Dengan demikian, kara Sultan, bisa menemukan ide-ide inovatif yang menghasilkan kesimpulan transformatif yang memiliki perspektif peradaban ke masa depan.
“Tujuan akhirnya adalah kesejahteraan segenap rakyat DIY yang gradasinya semakin meningkat secara berkelanjutan,” ungkapnya
Pencaoaian ini merupakan hasil dari perjuangan rakyat dan semua eleman bersatu padu. Elemen Kraton, kaprajan (pemda), kampus, kampung dan komunitas saling bersinergi.
Gubernur DIY Sultan HB X mengatakan, Keistimewaan DIY ditegaskan dalam UUK yang diatur dalam UU No.13 Tahun 2012. Hal ini memberi landasan hukum yang jelas dalam mengatur kewenangan dan merumuskan tujuan Keistimewaan DIY.
“Sekarang setelah 8 tahun (sewindu), kita pun perlu mencermati bersama. UUK ini perlu disyukuri dan juga direfleksi agar implementasinya semakin berdampak positif,” jelas Sultan HB X.
Pameran ini berlangsung dari 31 Agustus hingga 30 September. Karya dari sejumlah komunitas unjuk gigi. Ada komunitas Sakato, Ikaiso, IPI, Sanggar Bambu, Dewata.
Publik pun bisa menikmati karya dari sejumlah maestro. Seperti Yusman, Djoko Pekik, Nasirun, Godod Sutedjo, Amboro Liring, Bambang Heras, Budi Barnabas, Edi Sunarso dan seniman yang lain.
Nampak hadir dalam sesi pembukaan pameran: Gusti Putri (istri Wagub DIY), Kapolda DIY Irjen Asep Suhendar, Bupati Bantul Suharsono, Wawali Yogya Heroe Poerwadi, Danrem 072 Pamungkas Brigjen Ibnu Bintang, Dandim 0729 Bantul Letkol Didi Carsidi dan sejumlah pejabat forkompimda.
Tazbir selaku ketua panitia mengaku, proses persiapan pameran ini sangat mepet. Namun pihaknya optimis acara bisa berjalan lancar dan sukses, serta disambut positif oleh khalayak luas.
“Visi yang kami usung adalah Yogya Istimewa dalam berkarakter, bersinergi, berkarya serta berdampak bagi Indonesia dan dunia. Tujuan digelarnya pameran ini jelas dalam peringatan sewindu UUK DIY,” jelasnya.
Ada juga peluncuran sejumlah karya buku, lagu, gendhing, tarj. Lalu ada edukasi, seminar dan promosi wisata DIY. ” Kami berharap para seniman terus produktif menghasilkan karya. Walaupun situasi sedang sulit, namun ide dan kreatifitas tidak boleh surut,” kata Tazbir di sela acara.
Sementara itu pematung handal, Yusman yang didapuk menjadi koordinator pameran mengutarakan sifat dari acara ini gotong-royong sukarela. Pihak Pemda DIY mendukung dengan memberikan fasilitas gedung pameran.
“Terkait dana penyelenggaraan, kami semua seniman patungan. Kami tidak menggunakan Danais (dana keistimewaan) dengan alasan agar Danais bisa dioptimalkan untuk penanganan COVID-19.
Selain pameran patung, lukis, instalasi, fotografi ada juga diskusi seni, bedah buku, sarasehan Yogya Semesta, peluncuran buku, tari, gendhing dan film. Semoga pameran ini memberikan khasanah seni bagi publik secara luas,” pungkas Yusman optimis.