Melongok Desa Wisata Bahoi di Likupang Barat, Sulawesi Utara
MANADO, bisniswisata.co.id: Likupang terus berbenah. Sebagai salah satu destinasi super prioritas, pemerintah terus mengembangkan pariwisata di sana termasuk ketersediaan resort kelas premium dan menengah, aktivitas budaya serta pengembangan Wallace Conservation.
Salah satu obyek wisata yang hendak dimaksimalkan pembangunan pariwisatanya adalah Desa Wisata Bahoi di Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Sejak Desa Bahoi ditetapkan sebagai desa wisata, masyarakat setempat diberdayakan untuk terlibat langsung dalam kegiatan ekowisata. Di bawah bimbingan pemerintah dan LSM, aktivitas turisme dikelola oleh masyarakat Desa Bahoi.
Melalui kolaborasi pemerintah-LSM, masyarakat bahkan sudah mampu mengupayakan pengadaan peralatan selam lengkap, tabung oksigen beserta kompresornya. Ini dilakukan untuk memenuhi permintaan para turis yang terus meningkat.
Lokasi yang mudah dijangkau juga menjadi nilai tambah Desa Bahoi. Dari Bandara Sam Ratulangi ke Desa Bahoi hanya butuh waktu sekitar satu setengah jam menggunakan mobil.
Keindahan terumbu karang pada Daerah Perlindungan Laut (DPL) menjadi andalan tempat tersebut. Tak hanya itu, Desa Bahoi juga memiliki flora dan fauna di hutan mangrove, kawasan pasir putih, dan panorama desa yang asri.
Saat memasuki Desa Bahoi, pelancong akan disuguhkan pemandangan memesona pesisir desa. Itulah lokasi puncak tertinggi bukit sebelum menuruni jalan ke perkampungan dengan rumah-rumah sederhana yang tak berpagar.
Lalu, apa yang menarik jika kita berwisata ke Desa Bahoi? Desa ini terkenal dengan kekayaan budaya dan ekowisata. Kita bahkan dapat menginap di rumah-rumah penduduk sambil menyaksikan dan terlibat dalam atraksi budaya desa.
Apalagi kesadaran warga terkait status desanya sebagai kawasan wisata prioritas sudah demikian tinggi. Wisatawan umumnya akan nyaman berlama-lama di sana. Meski terlihat sederhana, kawasan pedesaan ini juga teramat bersih. Nyaris tak terlihat ada sampah, terutama plastik di areal pedesaan itu.
Sampah rumah tangga dan dedaunan nampak terkumpul rapi dalam tempat-tempat sampah yang terbuat dari karung dan digantung pada dua tiang kayu.
Desa ini memiliki beragam tempat wisata, mulai dari bawah laut hingga hutan bakau.
Maxi Lahading, Ketua kelompok Daerah Perlindungan Laut (DPL) Desa Bahoi, seperti dikutip menado.com mengatakan, dari Desa Bahoi, wisatawan bisa menggunakan perahu boat menuju ke area Daerah Perlindungan Laut (DPL).
Punya spot diving dan snorkeling yang bagus, kegiatan lain yang bisa dilakukan di Desa Bahoi adalah snorkeling dan diving. Ada sekitar dua hektar Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang memiliki terumbu karang yang dilindungi.
Kawasan DPL itu dijaga ketat. Jika ada wisatawan atau masyarakat setempat yang melanggar, mereka akan dikenai sanksi berdasarkan Peraturan Desa (PerDes).
Masyarakat juga menyediakan perahu berukuran 10×8 meter untuk berkeliling hutan bakau, membawa wisatawan snorkling dan diving.