NEWS

Laju Adopsi Teknologi Tanpa Kontak di Industri Pariwisata Makin Pesat

Indusri pariwisata adopsi teknologi tanpa sentuhan (foto: Forbes)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Perusahaan pariwisata makin gencar memanfaatkan teknologi tanpa kontak untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pelanggan.

Teknologi ini banyak diaplikasikan terutama di sektor transportasi dan penginapan. Lembaga riset inovatif GlobalData mencatat bagaimana mereka semakin masif menerapkan teknologi ini di era pandemi COVID-19.

Aturan lockdown yang berkepanjangan telah menghantam industri pariwisata. Kini, secara perlahan beberapa otoritas pemerintah di sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan perjalanan udara, membuka kembali bandara, dan hotel.

Pelaku industripun mencoba membangun kembali kepercayaan para pelancong. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi kontak fisik.

Perusahaan data dan analitik terkemuka GlobalData lewat kajiannya mengatakan teknologi tanpa sentuhan telah menjadi semacam pengubah dalam menjalankan industri pariwisata.

Sneha Nigade, analis teknologi disruptif di GlobalData, mengatakan pandemi COVID-19 telah menjadi wakeup call bagi industri perjalanan dan pariwisata untuk mempercepat investasi dalam bidang teknologi tanpa kontak, seperti: penerapan teknologi biometrik saat check-in di bandara dan sistem tanpa kunci di hotel-hotel. 

“Itu akan secara signifikan mengurangi potensi risiko yang ditimbulkan karena kontak fisik,” imbuhnya seperti dilansir traveldaily news.

GlobalData juga mengungkapkan area mana saja yang menjadi perhatian perusahaan perjalanan dan pariwisata dalam menerapkan teknologi tanpa kontak. Berikut sejumlah temuannya: 

Teknologi Biometrik untuk boarding

Bandar Udara Internasional di Kota Beijing telah menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi Swiss SITA untuk mengotomatisasi sistem dengan teknologi biometrik. Seluruh prosedur perjalanan telah menggunakan sistem yang memanfaatkan karakteristik fisiologi para penumpang pesawat.

Mulai dari check-in dan penyerahan bagasi, hingga pemeriksaan keamanan dan boarding terakhir, penumpang cukup berjalan di jalur khusus yang telah dilengkapi dengan sistem pengenalan wajah.

Check-in tanpa kontak

Bandara Changi di Singapura telah membangun banyak lokasi berupa kios-kios yang memungkinkan calon penumpang melakukan check-in tanpa kontak. Kios-kios ini terintegrasi dengan sistem sensor inframerah yang dapat mengidentifikasi data penumpang dengan hanya menggerakan jari yang menunjuk ke layar.

Elevator tanpa kontak

Bandara Internasional Abu Dhabi bahkan telah memasang fasilitas elevator tanpa sentuhan. Pemasangan teknologi panel lift tanpa sentuhan ini dikerjakan bekerja sama dengan perusahaan rintisan teknologi UEA Meta Touch. Panel kontrol yang terpasang di 53 elevator ini memungkinkan orang menggunakannya tanpa menekan tombol apapun.

Keramahan meski tanpa kontak

Jaringan hotel milik perusahaan Belanda citzenM telah meluncurkan aplikasi pintar yang menawarkan klien untuk menginap di hotel tanpa perlu kontak fisik dengan pengelola. Aplikasi ini memungkinkan para tamu untuk check-in dan check-out secara digitial. Selain itu, para tamu juga dapat mengontrol lampu dalam kamar, tirai, dan suhu di druangan dengan menggunakan aplikasi di smartphone.

Robot disinfektan

Bandara internasional di Hong Kong mengerahkan robot-robot cerdas untuk melakukan disinfeksi dengan cepat area-area publik dan fasiltas penumpang. Robot-robot ini dilengkapi dengan sinar ultraviolet dan alat sterilisasi udara yang dapat mensterilkan area dalam 10 menit dengan akurasi 99,9%.

Teknologi tanpa kontak memang sudah secara luas diadopsi oleh industri pariwisata termasuk dalam urusan pengecekan suhu tubuh, fasilitas cuci tangan otomatis, aplikasi seluler yang memungkinkan akses ke tujuan wisata tanpa sentuhan, dan pembayaran tanpa kontak.

Nigade menyimpulkan teknologi ini akan mampu memberdayakan perusahaan untuk segera pulih dari krisis akibat pandemi COVID-19. Caranya dengan mendigitalisasi urusan perjalanan para pelancong dari ujung ke ujung. 

Meski demikian, dia mengaku masih ada kekhawatiran sejumlah orang bahwa teknologi biometrik dapat membocorkan data pribadi sehingga meningkatkan risiko keamanan di masa depan. Ini menjadi tantangan yang perlu dicarikan solusinya.

 

Rin Hindryati