DESA WISATA

Keren, Desa Wisata Kutuh Bangun Sport Tourism Dari Dana Desa

KUTA SELATAN, bisniswisata.co.id: Nama desa wisata Kutuh di Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali semakin mendunia. Saking terkenalnya, mendapat perhatian tersendiri bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah melakukan kunjungan kerja ke Mandalika Lombok Barat NTB, kepala negara mendarat di Bali langsung meninjau desa wisata itu.

Kehadiran orang nomer satu di Indonesia ini, untuk meninjau pembangunan kawasan sport tourism Krida Mandala I Ketut Lotri, berupa lapangan sepak bola dan paralayang di desa wisata itu yang memanfaatkan Dana Desa. Kawasan seluas 16 hektare merupakan tanah milik masyarakat Gunung Payung, dan “disulap” menjadi kawasan sport tourism.

Presiden tiba di lapangan bola yang masih dalam proses pembangunan disambut antusias oleh warga setempat. Presiden berdialog dengan Kepala Desa, Kepala Adat setempat mengenai pembangunan kawasan wisata olahraga didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sanjojo, Seskab Pramono Anung, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Presiden juga menyempatkan berbincang bersama dengan 3 pemain paralayang asal Bali, sebelum mereka menunjukkan aksinya di hadapan Presiden. Keberadaan paralayang ini diharapkan dapat menghasilkan bibit baru olahragawan paralayang, sekaligus menjadi kawasan wisata paralayang sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dari kunjungan wisatawan.

Presiden Jokowi menilai Desa Kutuh merupakan salah satu desa yang berhasil betul memanfaatkan Dana Desa untuk kesejahteraan masyarakatnya, dengan berkonsentrasi di sport tourism yang menyewakan lapangan bola untuk latihan, bahkan untuk kompetisi internasional.

Kemudian ada paralayang yang juga setahun bisa menghasilkan Rp800 juta. Sehingga untuk desa sendiri memiliki pendapatan Rp50 miliar per tahun. “Coba bayangkan, Dana Desa itu bisa men-trigger ekonomi yang ada di wilayah setempat sehingga masyarakat betul-betul merasakan manfaatnya,” lontar Presiden seperti dilansir Setkab.go.id

Desa Kutuh sudah mendapatkan 6 kali dana desa sejak 2015, yaitu pada 2015 mendapat kucuran dana desa Rp290,936 juta, pada 2016 mendapat Rp639,892 juta, pada 2017 mendapat Rp 848,328 juta, pada 2018 mendapat Rp784,463 juta, dan Rp25,55 juta serta pada 2019 mendapat Rp 966,436 juta sehingga total mendapatkan Rp 3,555 milyar.

Dana desa digunakan untuk pengembangan kawasan “sport tourism” dengan anggaran Rp 784,463 juta yang dipergunakan untuk tanah dan lapangan rumput. Lapangan tersebut sudah digunakan sebagai tempat latihan setidaknya empat tim sepak bola asing yang ikut dalam kejuaraan internasional di Bali.

Hasilnya, menurut Kepala Desa, Desa Kutuh yang tadinya miskin sekarang tidak lagi miskin, dan bahkan tidak ada lagi warganya yang menganggur. Desa Kutuh juga memiliki Pantai Pandawa yang mendapat penghargaan Indonesia Sustainable Ecosystem Award dari Kementerian Pariwisata dan merupakan desa dengan kunjungan wisatawan domestik paling banyak ke-8 pada 2018.

Dilanjutkan model yang dilakukan Desa Kutuh bisa dikopi paste di desa-desa lainnya di seluruh Indonesia. “Yang memiliki kemiripan, entah di Sumatra, entah di Jawa, bisa menjadi sebuah model keberhasilan sebuah manajemen pengelolaan Dana Desa untuk kemanfaatan masyarakat,” harap kepala negara. (NDY)

Endy Poerwanto