NASIONAL

Menpar: Target Kunjungan Wisman 2018 Kurang 7 Juta

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersyukur terjadi kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Juli 2018 mencapai sebanyak 1,5 juta wisatawan. Dibandingkan bukan Juni 2018 hanya 1,4 juta wisman. Peningkatan bulan Juli ini melampaui angka psikologis.

“Ini berarti sejak Januari hingga Juli 2018 sudah mencapai 9 juta wisman berkunjung ke Indonesia. Berarti kurang 7 juta lagi untuk memenuhi target tahun ini. Jadi semakin confidence karena ini angka psikologis pertama yang terlampaui,” lontar Menpar Arief Yahya kepada Bisniswisata.co.id, disela-sela rilis Pesona Indonesia Synergy Run 2018 di gedung Kemenpar, Kamis kemarin.

Menurut dia, jika jumlah kunjungan wisman bisa dipertahankan 1,5 juta perbulan sampai akhir tahun ini, sangat bagus jadi memenuhi target kunjungan wisman selama 2018. Bahkan angka target untuk 2019 pasti dapat dipenuhi. Tahun 2018 ditetapkan target tinggi sebesar 18 juta wisman dan target rendah 16 juta wisman, sementara tahun depan jumlah target naik menjadi 18 juta-20 juta wisman.

Sebenarnya, sambung dia, sejak Agustus sudah yakin target kunjungan wisman 2018 terlampau. Sayangnya, di luar dugaan terjadi gempa bumi di Lombok. Dampaknya tidak kecil karena banyak terjadi pembatalan wisatawan datang. “Yang cancel di Lombok sekitar 30%. Misalnya yang melalui Jakarta ada 200.000 wisman dari negara-negara Asia turun menjadi 140.000 wisman,” katanya.

Kondisi ini diperparah dengan gempa susulan yang lebih besar dengan 7 SR pada Minggu (5/8/2018). Sehingga berdanpak besar pada industri pariwisata di Lombok benar-benar anjlok, jelasnya,

Untungnya, sambung menteri, Indonesia menggelar Asian Games 2018 yang menyumbankan kunjungan 100.000 atlet, ofisial, dan wisatawan sehingga total penurunan jumlah kunjungan akibat gempa Lombok tertutupi.

Dengan demikian total penurunan hanya sekitar 40.000 wisman. Selain itu Indonesia diuntungkan dengan rencana digelarnya pertemuan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018. Diperkirakan ajang internasional mampu menjaring 18.000-20.000 wisatawan high end dengan tingkat pengeluaran dua kali lipat lebih tinggi daripada wisatawan reguler.

Dilanjutkan, untuk mendongkrak target kunjungan wisman yang sisa 7 juta, ada tiga program marketing yang diterapkan Kemenpar. Pertama, memberikan isentif bagi airlines dan wholesaler. Kemenpar telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan 15 airlines dan delapan wholesaler.

“Dalam program isentif ini komitmen dari airlines dan wholesaler akan menghasilkan proyeksi sebesar 730.669 pax wisman pada periode Agustus – Desember 2018. Data menyebutkan, 75 persen wisman ke Indonesia melalui konektivitas udara (airlines) baik regular maupun chartered flight. Selain itu pola pembelian paket wisata ke Indonesia dilakukan melalui wholesaler dan retailers,” lontarnya.

Kedua, Hot Deals. Program ini mengoptimalkan kapasitas yang menganggur atau optimizing idle capacity. Hotl Deals dengan kata lain less for more tourism ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang tidak terpakai (idle capacity).

Ketika idle capacity pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform, akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga menjadi hal yang attractive dan competitive dalam meningkatkan kunjungan wisman.

“Program Hot Deals ini dilakukan di tiga pintu utama bagi kunjungan wisman. Yaitu Great Bali yang memberikan kontribusi wisman sebesar 40%, Great Jakarta 30%, dan Great Kepri 20%. Dengan paket Hot Deals Kepri, Paket Hot Deals Bali dan Paket Hot Deals Jakarta diharapkan dapat mengejar target kunjungan wisman sebesar 2,5 juta di tahun 2018,” urainya.

Ketiga, Competing Destination Model (CDM). Program ini sebagai customer acquisition. Metodenya menyediakan platform data driven marketing. Ini untuk mengarahkan calon wisatawan mancanegara yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi tertentu.

Dengan CDM memungkinkan untuk mengambil data trevellers dari berbagai sumber online, profiling dan segmentasi data travellers. Dan menargetkan travellers dengan kampanye iklan yang customized dan targeted. CDM melakukan targeted ads campaign di sepanjang customer journey (inspiration, searching, planning, booking and paying / LBP). Hal ini dilakukan secara terintegrasi (end-to-end) dengan menerapkan data-driven marketing.

“Saat ini Kemenpar akan bekerjasama dengan penyedia metode CDM dalam pencapaian target tambahan kunjungan wisman diperkirakan mencapai 1 juta wisman. Jadi melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai kekuatan Pentahelix,” sambungnya. (END)

Endy Poerwanto