TRANSPORTASI

Insiden JT 160, Lion Air Diaudit Total

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan perintah audit total terhadap PT Lion Mentari Airlines pasca insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang, yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018 yang mengakibatkan 189 nyawa melayang.

Perintah audit itu tertuang dalam surat penugasan kepada Inspektur Special Audit yang tertanggal 29 Oktober 2018. Surat ini ditandatangani oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Capt Avirianto.

“Berdasarkan kejadian kecelakaan pesawat B 737- 8 Max registrasi PK – LQP yang dioperasikan oleh PT Lion Mentari Airlines tanggal 29 Oktober 2018, bersama ini disampaikan bahwa Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara akan melaksanakan special audit terhadap AOC 121 – 010 milik PT Lion Mentari Airlines dan AMO 145D-914 milik PT Batam Aero Technic,” tulis surat tersebut.

AOC (Air Operator Certificate) 121 adalah sertifikat izin terbang yang diberikan kepada maskapai maskapai yang mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk. Sedangkan Approval Maintenance Organization (AMO) 145 adalah sertifikat persetujuan pengoperasian perusahaan maintenance pesawat.

Dalam surat perintah audit tersebut, Kemenhub setidaknya akan mengirimkan lima orang auditornya untuk melaksanakan tugas tersebut. Surat perintah audit dari Kementerian Perhubungan terhadap PT Lion Mentari Airlines pasca terjadinya kecelakaan JT-610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang.

Surat perintah audit dari Kementerian Perhubungan terhadap PT Lion Mentari Airlines pasca terjadinya kecelakaan JT-610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang.

Hari Kedua Pencarian

Hari kedua pencarian korban insiden pesawat Lion Air JT-610 dilanjutkan Selasa (30/10). Tim gabungan mengerahkan sejumlah penyelam dalam proses pencarian hari kedua dengan menyelam ke dasar laut. Pencarian dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Fokus pencarian adalah mencari korban baik penumpang maupun kru pesawat nahas.

Selain mengerahkan para penyelam, pencarian hari ini juga akan dibantu oleh TNI Angkatan Laut yang akan mengerahkan sejumlah KRI yang dilengkapi teknologi sonar. Pengerahan KRI ini selain untuk mencari korban juga menemukan puing badan pesawat Lion Air JT-610.

Pencarian terhadap korban tak hanya dilakukan di Tanjung Priok. Pencarian juga dilakukan di Karawang, tepatnya di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sementara proses evakuasi dilakukan sejak kemarin. Tim evakuasi sejauh ini telah menemukan puing atau patahan pesawat dan barang-barang pribadi termasuk kartu identitas diduga milik korban penumpang pesawat.

Selain itu tim evakuasi juga telah menemukan sebagian jenazah diduga penumpang pesawat Lion Air JT-610. Pihak Lion Air mengatakan sudah ada 24 kantong jenazah korban insiden JT-610. Jenazah para korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk kemudian dilakukan proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.

Basarnas Jawa Barat mengatakan pencarian korban akan dilakukan selama tujuh hari setelah kejadian atau sesuai dengan prosedur tetap. Waktu pencarian itu bisa diperpanjang tergantung kondisi di lapangan.

Tim Basarnas Bandung, melibatkan 40 penyelam pada hari kedua pencarian, Selasa (30/10). Para penyelam dilibatkan guna mengevakuasi korban serta badan pesawat Lion Air JT-610 yang hilang di sekitar perairan Tanjung Karawang. “Saat ini kita kerahkan kembali penyelam dan tim evakuasi ke tengah (laut). Di tengah sudah ada 40 penyelam yang standby,” kata Koordinator Humas Basarnas, Joshua.

Menurut dia, puluhan personel Basarnas Bandung diterjunkan dari pesisir laut Karawang di Tanjung Pakis menuju titik koordinat yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat di KM206 Tanjung Karawang. “Personel ini dilepas pagi ini dengan mengendarai sembilan perahu karet ke tengah laut untuk bergabung bersama rekan lainnya,” kata Joshua.

Upaya pencarian juga melibatkan empat kapal berfasilitas alat sonar untuk mendeteksi keberadaan badan pesawat. “Saat ini sudah ada 15 kapal evakuasi di tengah, ditambah empat kapal sonar,” katanya.

Pesawat Lion Air type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak. Padahal sebelumnya kru pesawat sempat meminta kembali ke bandara (return to base) sebelum akhirnya hilang dari radar.

Pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S – 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar. (EP)

Endy Poerwanto