INTERNATIONAL NEWS

Hindari Perceraian Selama Lockdown, Orang Jepang Pilih Menyepi ke Hotel

 

Orang Jepang memilih hotel untuk menyelamatkan perkawinan (foto: CNN)

TOKYO, bisniswisata.co.id: Cerita bermula saat Keisuke Arai, pegawai operator pariwisata yang berbasis di Tokyo, Jepang, mulai sering bertengkar dengan pasangannya selama masa lockdown. Seperti nasib penduduk di belahan  dunia lain, pandemi Covid-19 memaksa Arai untuk bekerja dari rumah.

Itu artinya dia menjadi lebih banyak menghabiskan waktu bersama pasangan hidupnya  di rumah. Ini pengalaman baru buatnya dan ternyata tidak mudah untuk menyesuaikan diri hidup bersama pasangan selama 24 jam 7 hari, di bawah satu atap.

Dia pun bertanya-tanya apakah pengalaman serupa juga dialami pasangan lain. Tak menunggu waktu lama, jawaban atas pertanyaan itu muncul. Pada 3 April lalu hashtag#coronadivorce menjadi trending topik di media sosial. Banyak orang ngomel tentang pasangan mereka dan mengeluhkan hidup bersama terus-menerus. 

Dengan tingginya ketidakpastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, banyak pasangan akan semakin stres. Arai melihat peluang bisnis sekaligus kesempatan untuk menyelamatkan hubungan para pasangan yang tengah terancam.

Komentar pasangan yang berseliweran di media sosial mencetuskan ide. Perusahaan tempat Arai bekerja, Kasoku, melihat peluang bagaimana menawarkan solusi sembari menghasilkan uang. Kasoku kemudian mengiklankan ratusan kamar hotel yang selama ini kosong kepada pasangan yang sedang stres; tentu dengan harga terjangkau.

Begini cara kerjanya: perusahaan menawarkan 500 kamar yang dilengkapi dengan perabot, di hotel maupun penginapan lain di seluruh Jepang. Para tamu dapat menginap sehari saja atau hingga enam bulan. Tarif sewa per unit sekitar US$ 37 per hari; sebulan US$ 844.

Sejauh ini sudah ada 140 orang yang menanyakan penawaran tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan berusia 30 sampai 40-an yang tengah mencari tempat yang tenang untuk bekerja jarak jauh. Ada juga pelanggan yang mencari kamar untuk sekadar menjauh dari pasangan mereka. Sudah 37 orang memutuskan untuk menyewa kamar.

“Kami ingin mencegah orang untuk bercerai,” kata Arai seperti dilansir CNN. “Tujuan di balik ide penyewaan kamar ini adalah agar pasangan yang sudah menikah mempunyai banyak waktu dan ruang untuk memikirkan kembali kondisi hubungan mereka.”

Saat Jepang tengah berjuang mengatasi wabah virus Corona, ada harga yang harus dibayar yaitu banyak kegiatan bisnis terhenti. Sektor pariwisata termasuk yang paling keras terdampak, karena para pelancong memilih menjauhi tempat-tempat wisata. Per 4 Mei, jumlah kasus Corona di Jepang tercatat 14.877 orang dan 487 orang  di antaranya meninggal dunia.

Selama 10 tahun terakhir, Jepang terus berupaya menciptakan iklim kerja yang lebih sehat bagi para karyawan. Di era 70 dan 80-an banyak pekerja kantoran lebih lama menghabiskan waktu di tempat kerja ketimbang di rumah. Saat itu mereka dituntut bekerja keras demi menyokong ledakan ekonomi Jepang. Kini, para karyawan pria lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.

Meski demikian masih ditemukan beberapa suami menghabiskan waktu berjam-jam di kantor. Tapi itu bukan karena bos mereka memaksa melakukannya; mereka begitu karena ingin menghindari berlama-lama di rumah. Demikian menurut Jeff Kingston, seorang ahli Jepang di Universitas Temple, Tokyo.

“Saya pikir (beberapa pria Jepang) kadang-kadang ingin lari dari kenyataan – mereka ingin terbebas dari pekerjaan rumah tangga, atau mereka tak ingin anak remajanya melihat mereka sebagai alien,” kata Kingston.

 

 

Rin Hindryati