DAERAH

Gubernur Jabar: Pengelola Tempat Wisata Harus Profesional

BANDUNG. bisniswisata.co.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendesak agar setiap pengelola tempat wisata lebih profesional dalam melayani wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Mengingat Provinsi Jabar memiliki visi sebagai provinsi pariwisata.

“Poin saya adalah Jawa Barat karena sudah divisikan menjadi provinsi pariwisata, maka para pengelola harus lebih profesional,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Kantor DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (28/12).

Emil mengimbau, pengelola tempat pariwisata harus menyiapkan rambu-rambu khusus yang menyertakan informasi keselamatan. Sekalipun di lokasi tersebut tak terjadi bencana. “Dalam rangka profesional ini informasi keselamatan, pengetahuan kepada hal-hal yang emergency juga harus dilakukan,” katanya.

Selain itu, dihimbau kepada para wisatawan agar tak khawatir saat berlibur ke Jabar sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru ini. Karena, sejauh ini destinasi wisata di Jabar sangat aman dan terkendali. “Silakan berlibur di gunung di kota, di pantai juga. Karena kalau secara ilmiah, berliburlah dengan ilmu pengetahuan yang cukup jadi jangan menyamaratakan,” paparnya.

Emil pun mempersilahkan para wisatawan untuk bergembira tatkala berwisata di Jabar, namun tetap waspada. “Potensi tsunami dari dulu juga ada, tapi kalau tidak ada gempa atau jauh dari gunung berapi yang aktif saya kira potensinya kan kecil,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, masyarakat tak perlu was-was andai kata hendak mengisi hari libur di kawasan pantai. Walaupun, sebelumnya terjadi bencana di Selat Sunda hingga mengakibatkan tsunami di Lampung dan Banten.

Provinsi Jabar sendiri, memiliki potensi destinasi wisata pantai yang menjadi primadona, di masa liburan. Misalnya saja Pangandaran dan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

“Saya kira jangan ada rasa was-was untuk itu, silakan mereka untuk berwisata ke destinasi wisata di Jabar. Saya mendukung,” ujar Uu kepada wartawan di acara Seminar Nasional Dalam Rangka Milad Pusdai ke 21 dengan Tema Revitalisasi Pran Masjid Menuju Pembangunan Islam dalam Konteks Jabar Juara Lahir Batin di Masjid Pusdai, Kamis (27/12).

Uu mengatakan, pihaknya akan maksimal memberikan perlindungan kepada masyarakat di pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 ini. Salah satunya, dengan menerjunkan petugas keamanan dan tanggap bencana dari berbagai instansi.

Saat libur panjang ini, kata dia, petugas sudah disiapkan dari berbagai macam instansi di berbagai daerah termasuk dari provisi di tempat tempat yang dianggap rawan bencana. “Dan itu sudah disebar di awal libur ini,” katanya.

Selain itu, kata Uu, pihaknya juga sudah menyiagakan berbagai peralatan yang suatu waktu dibutuhkan ketika ada bencana. Hal itu, sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing. “Bukan maksud menantang bencana, tapi ibaratnya sedia payung sebelum hujan,” katanya.

Uu menambahkan, pihaknya sudah menyediakan layanan kesehatan. Termasuk alat deteksi tsunami, meskipun hanya benerapa pantai saja yang sudah tersedia. “Alat deteksi ada, tetapi tidak sempurna. Sudah ada seperti di Tasikmalaya, Langandaran juga sudah ada. Tetapi tidak semua pantai memiliki alat itu,” katanya.

Uu mengaku, memang tak hanya tsunami saja yang rawan terjadi di Jabar. Oleh karena itu, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) se-Jabar. Salah satunya untuk mengatisipasi terjadinya bencana.

Jadi, kata dia, pertama mengantisipasi. Kedua waspada. Ketiga mempersiapan dan memberikan kejelasan kepada masyarakat, tentang bahaya bahaya yang diakibatkan bencana. “Dan penyebab bencana juga harus disampaikan,” kata Uu.

Meskipun tak ingin masyarakat merasa was-was, Uu tetap mengimbau agar tetap waspada. Uu mengimbau agar tidak berada di lokasi yang rawan terjadi bencana sesuai dengan yang disebutkan oleh Badan Meteorologi, Klimitalogi dan Geofisika (BMKG). Misalnya saja, di area tebing dan dekat dengan sungai.

“Karena yang namanya bencana kan tidak bisa dilihat dikontrol. Secanggih apapun teknologi buatan manusia tetap saja tidak bisa mengontrol akan adanya bencana. Oleh karena itu kita harus waspada,” papar Uu. (EP)

Endy Poerwanto