MOSKOW, bisniswisata.co.id,- DUTA Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus, M. Wahid Supriyadi mengingatkan pentingnya WNI di Rusia untuk selalu menjaga persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. WNI di Rusia agar saling membantu, termasuk membantu sesama WNI di tanah air yang kurang beruntung, khususnya dalam memperoleh akses pendidikan.
“KBRI Moskow saat ini membina anak-anak pemulung di Bantar Gebang. Di antara anak-anak tersebut sudah ada yang lulus kuliah dan bekerja. Salah seorang dari mereka yang masih kuliah di semester 3 ikut serta pada Festival Indonesia lalu di Moskow dengan memamerkan produk-produk dan lukisan anak-anak keluarga pemulung Bantar Gebang,” demikian disampaikan Dubes Wahid dalam pernyataan tertulis yang diterima bisniswisata.co.id, serangkaian peringatan Kemerdekaan Indonesia ke – 74 di Moskow.
Perayaan RI ke-74 memadukan kebersamaan tidak hanya bagi WNI di Rusia, tetapi juga antara WNI dengan warga Rusia. Sekitar 350 orang mengikuti perayaan HUT RI mulai dari upacara pengibaran bendera Merah Putih, hiburan sampai penuruan bendera Merah Putih. Suhu yang dingin sekitar 16 derajat Celsius disertai hujan gerimis tidak menyurutkan semangat mereka hadir untuk merayakan HUT RI.
Selain staf beserta keluarga besar KBRI Moskow, tampak juga para mahasiswa dan tenaga kerja Indonesia. Hadir juga WNI yang sedang melakukan perjalanan di Moskow, baik untuk urusan kerja atau wisata, seperti rombongan dokter ahli bedah dari Makassar, asosiasi Bank Daerah, Universitas Teknologi Sumbawa.
Sementara itu, lebih dari 100 orang warga Rusia hadir, seperti para pecinta dan sahabat Indonesia, siswa-siswi dan pengajar dari berbagai sekolah di Rusia yang menjadi mitra Sekolah Indonesia Moskow. Tidak ketinggalan pula diaspora Indonesia di Rusia yang umumnya merupakan generasi kedua eks mahasiswa ikatan dinas era Presiden Sukarno.
“Meski masih dalam masa libur, kami datang ke KBRI Moskow dengan 100 orang siswa-siswi sekolah Rusia beserta para staf pengajarnya untuk ikut merayakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia,” kata Tatyana Nazarenko-Matveeva, Presiden Interregional Public Organization “Harmony of Peace”, Rusia.
Vladimir Protnikov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia tahun 1999-2004 hampir tidak pernah absen mengikuti perayaan HUT RI di KBRI Moskow dalam beberapa tahun terakhir dan menyampaikan kebanggaannya menghadiri rangkaian perayaan HUT RI. Dubes Vladimir Plotnikov merasakan dirinya bagian dari jembatan persahabatan Rusia-Indonesia.
HUT RI disemarakkan oleh acara panggung hiburan dari masyarakat untuk masyarakat. Pengisi acara tidak hanya WNI, seperti staf KBRI Moskow, termasuk Dubes Wahid Supriyadi, mahasiswa, dan pekerja, tetapi juga warga Rusia. Acara hiburan berupa persembahan nyanyian, tarian, pencak silat, pembacaan puisi, bahkan lomba joget “Syantik” yang akhir-akhir ini sedang populer.
Di antara pengisi acara adalah Dmitry Maloletov, seorang gitaris profesional Rusia yang membawakan lagu Bengawan Solo. Yang menarik lainnya adalah Masha Ostrovskaya, gadis cilik berusia 6 tahun yang berjoget dan menyanyi lagu “Syantik”, meski pun dia belum pernah ke Indonesia dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Masha bahkan terlibat dalam lomba joget “Syantik”.
Masha hafal lagu Syantik dan beberapa lagu lainnya, seperti Bangun Tidur dan Paman Datang. Masha tahu lagu-lagu ini dari ibunya dan sering mendengarkannya melalui internet. Pada Oktober mendatang Masha penyuka kecap manis dan nasi goreng ini akan berwisata ke Indonesia bersama ibunya yang sudah beberapa kali berkunjung ke berbagai daerah Indonesia.
Perayaan HUT RI diisi juga dengan acara kekonsuleran. Sebagai bagian dari perlindungan terhadap WNI di Rusia, KBRI Moskow menyampaikan hal-hal yang harus diketahui oleh WNI di Rusia, seperti mentaati peraturan yang berlaku di Indonesia dan Rusia, memperhatikan dokumen dan masa berlaku izin tinggal (visa, registrasi), dan paspor, serta menghimbau untuk lapor diri ke KBRI Moskow yang saat ini sudah dapat dilakukan secara online. Pada kesempatan ini, KBRI Moksow menyediakan kotak amal untuk mendukung anak-anak pemulung Bantar Gebang. *KBRI Moskow