DAERAH

Bunga Bangkai Mekar di Kebun Raya Bogor Jadi Daya Tarik Wisata

BOGOR, bisniswisata.co.id: Bunga bangkai raksasa setinggi 1,94 meter mekar sempurna di kebun raya Bogor. Bunga langka Jenis Amorphophallus titanum termonitor mekar sampai hari Ahad, dan kemungkinan pada Senin (06/01/2020) sudah gugur kembali. Bunga bangkai ini, membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk berbunga kembali.

Wakapolresta Bogor Kota AKBP DR. Muhammad Arsal Sahban, ikut menyaksikan mekarnya bunga bangkai di Kebun Raya Bogor mengatakan kalau momen ini sangat penting, dan mengharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan. Dan wisatawan banyak yag menyerbu menyaksikan bunga bangkai yang jarang ditemui.

“Mekarnya bunga bangkai merupakan momen penting karena akan terjadi lagi sekitar 4 tahun kedepan. Momen ini saya harapkan dapat menarik banyak wisatawan yang datang ke Bogor apalagi saat ini bersamaan dengan hari libur anak sekolah. saya berharap anak-anak bisa berwisata sekaligus mendapatkan edukasi tentang bunga langka yang hanya ada di Indonesia tersebut” Ujar Arsal kepada Bisniswisata.co.id, Ahad (5/1).

Peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) DR Dian Latifah menilai Bunga bangkai yang mekar hari ini adalah jenis Tumbuhan amorphophallus titanum, berbeda dengan rafflesia yang juga dikenal sebagai bunga bangkai.

Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang tetrastigma spp atau anggur hutan, Sedangkan amorphophallus titanum memiliki fase daun dan fase bunga yang tidak bersamaan. Fase daun bisa mencapai satu sampai dua tahun.

Setelah itu umbi akan memasuki masa istirahat atau dorman. Bisa lebih dari satu setengah tahun, kemudian berbunga. tinggi spadiks bisa mencapai tiga meter. Amorphophallus titanum dijuluki juga bunga raksasa” ucap Dian peneliti bunga bangkai di Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya.

Masyarakat banyak mengenal bunga bangkai dengan sebutan Bunga Rafflesia, padahal selain bunga Rafflesia ada jenis lain yaitu salah satunya yang mekar hari ini dari jenis amorphophallus titanum.
Perbedaan Kedua jenis bunga bangkai tersebut yaitu Bunga Rafflesia Patma merupakan tanaman parasit yang butuh pohon inang agar bisa hidup.

Rafflesia patma tanaman parasit dan bukan jenis Amorphophallus. Sementara Amorphophallus atau bunga bangkai adalah tanaman utuh yang bisa mencari makan sendiri tanpa tanaman inang. Ia pun memiliki umbi, batang, dan akar sendiri. Perbedaan lain terletak pada bentuk kedua bunga bangkai itu sendiri.

Rafflesia berupa bunga raksasa yang pendek dan melebar ke samping, sementara Amorphophallus tumbuh menjulang. Rafflesia memiliki tonggol, lubang besar di tengah dan kelopaknya yang indah berwarna merah bata, Sedangkan Amorphophallus mengeluarkan bau busuk yang muncul pada saat bunga mekar.

Bau busuk ini untuk menarik perhatian bagi serangga. Kehadiran serangga ini dapat membantu penyerbukan tumbuhan langka tersebut. Bau bunga bangkai akan tercium mengikuti arah mata angin.

Pihaknya saat ini telah meneliti kandungan umbi bunga bangkai. Pasalnya, umbi dari bunga bangkai tersebut bermanfaat karena kandungan glukomanan yang memiliki kegunaan sebagai zat pengental. “Bahkan jelly kaya serat (dietary fibers) dan suplemen untuk diet kolesterol, gula darah, dan agen kontrol berat badan,” jelasnya.

Dia menyebutkan Amorphophallus Titanum sendiri masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

“Berdasarkan penelitian yang dilakukan Poerba dan Yuzammi (2008), kelestariannya memerlukan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan, dan diikuti reintroduksi di alam,” katanya.

Sementara Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan LIPI Kebun Raya Bogor Hendrian menjelaskan kegiatan konservasi dan penelitian yang dilakukan pihaknya berperan penting dalam mengupayakan pembudidayaan bunga bangkai untuk pemanfaatan berkelanjutan dan lestari.

“Konservasi jenis-jenis tumbuhan terancam di Indonesia akan menjadi salah satu fokus utama kegiatan penelitian LIPI di tahun ini. Beberapa kegiatan eksplorasi juga akan dilakukan untuk meningkatkan secara signifikan jumlah jenis tumbuhan terancam yang terkonservasi secara ex-situ di Kebun Raya Indonesia,” terangnya.

Pihaknya mengapresiasi Pemkot Bogor, khususnya Wali Kota Bogor Bima Arya atas dukungan dan kolaborasinya selama ini. “Ini adalah menegaskan sinergi di antara KRB dan Pemkot Bogor, kami sangat senang bisa berkontribusi lebih besar kepada Pemkot misalnya dalam hal jasa lingkungan,” jelasnya.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berkesempatan melihat momen langka mekarnya Amorphophallus titanum atau Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor, (KRB). Di bawah rintik gerimis, Bima Arya bahkan sempat mendekat ke bunga raksasa yang memiliki tinggi 194 centimeter itu. Ia penasaran dengan aromanya. “Baunya bikin ketagihan,” ucap Bima, berkelakar.

Menurut Bima, tumbuhnya Bunga Bangkai ini merupakan salah satu ‘harta karun’ dari sekian banyak keunikan yang ada di Kebun Raya Bogor. “Momen langka salah satu harta karun di Kebun Raya kita ekspos bersama-sama dengan LIPI dan pengelola Kebun Raya. Ini juga menyimbolkan semangat dari Kebun Raya sebagai pusat konservasi, bukan hanya rekreasi saja,” ujar Bima.

“Ke depan, kita ingin terus di eksplore harta karun’ yang banyak sekali di sini, sesuai arahan Pak Presiden Jokowi agar Kebun Raya Bogor ini bisa dikelola seperti di Singapura. Bahkan, menurut saya Kebun Raya Bogor memiliki nilai histori yang sangat luar biasa dibandingkan dengan kebun raya lain yang ada di dunia. Jadi, saya titip agar KRB dikelola lebih profesional dan seimbangkan antara riset dan wisata,” tambahnya.(end)

Endy Poerwanto