FASHION

Batik Dilirik Jamaah Haji Negara Lain

MINA, bisniswisata.co.id: Batik kian menyebar ke penjuru dunia. Penyebaran bukan hanya melalui pameran, bazar, fashion show di ajang internasional, namun saat jutaan orang dari berbagai negara menunaikan ibadah Haji di Mekkah pun, batik juga hadir. Kehadirannya bukan saat tawaf di Makkah maupun wukuf di Arafah. Namun saat mabit dan melontar jumrah di Mina.

Dalam rombongan besar, jamaah Indonesia berjalan mengenakan pakaian batik. Jamaah laki-laki mengenakan baju batik lengan panjang dipadu dengan kain sarung dan peci hitam. Jamaah wanita mengenakan baju gamis berbahan kain batik dipadu kerudung.

Memang, selama fase lontar jumrah di Mina, jamaah sudah tidak mengenakan pakaian ihram lagi. Mereka bebas memakai pakaian sesuai daerah masing-masing. Menariknya, jamaah setiap daerah di penjuru nusantara, pada hari dan jam yang sama keluar bersamaan mengenakan batik berbeda-beda sesuai daerah asalnya.

Seperti Lampunh mengenakan batik dengan motif gajah. Batik Papua dengan motif burung cenderawasih. Batik dengan motif Dayak dari Kalimantan. Batik Bogor dengan motif kujang. Batik gentong dari Madura, hingga batik Bali, Lombok, Solo, Yogyakarta dan daerah lainnya pun memakai pakaian batik yang sudah diakui UNESCO.

Tentu ini menjadi sebuah pemandangan indah, sebab keberagaman jamaah haji Indonesia ditunjukkan ke dunia melalui pakaian batik khas daerah masing-masing. Sehingga menjadi daya tarik bahkan dilirik jamaah haji negara lain. Dan upaya ini, untuk menduniakan batik Indonesia yang dilakukan jamaah selama berhaji berhasil mencuri perhatian jamaah negara lain.

“Awalnya baju batik ini diminta sebagai penanda saja, biar mudah dikenal bila ada jamaah tersesat,” kata ujar Slamet Hadi, jamaah asal Kabupaten Lamongan yang mengenakan pakaian batik.

Bukan itu saja, setidaknya melalui batik ini ada pesan yang ingin disampaikan ke dunia luar bahwa Indonesia kaya akan budaya. Selain itu, mengenakan batik ini merupakan bentuk kecintaan akan Tanah Air. “Setidaknya kalau kangen Indonesia, dengan melihat batik minimal rasa kangen bisa jadi terobati,” lontar Slamet seperti diunduh laman Sindonews, Jumat (24/08/2018).

Upaya menduniakan batik Indonesia yang dilakukan jamaah haji Indonesia selama berhaji ini ternyata berhasil mencuri perhatian sejumlah jamaah haji yang berasal dari negara lain. Juga banyak yang terpesona dengan pakaian khas Indonesia itu, ada yang meminta berfoto bersama hingga jamaah haji asal Turki yang kagum akan coraknya.

Mereka juga mau membayar mahal untuk mendapatkan batik yang dikenakan jamaah asal Lamongan itu. “Saya tadi ketemu mereka, dia ngajak foto bareng. Terus mereka juga meminta batik yang saya pakai. Karena hanya satu, tidak saya kasih, bahkan dia mau bayar mahal,” ujar Slamet.

Jamaah lainnya, Salim Fahrizal, menilai selain mengenakan pakaian batik dan membawa bendera Merah Putih, dia juga tak sungkan mengedarkan kotak bantuan untuk membantu korban gempa bumi Lombok. “Selain berhaji, kami hadir untuk mengetuk hati para dermawan jamaah kita membantu korban gempa Lombok. Setidaknya ini ikhtiar kita,” ujar jamaah asal Lombok. (END)

Endy Poerwanto