Ini Kunci Agar Adaptasi Perubahan Perilaku Pelancong Berjalan Efektif

Travel agent perlu adaptasi kebiasaan baru para pelancong jika ingin tetap bertahan (foto: Skift)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Hingga kini tak ada seorang pun yang tahu kapan dan bagaimana industri perjalanan akan keluar dari pandemi COVID-19. Perencanaan pemulihan menjadi sebuah tantangan besar. 

Saat ini pun pelaku industri perjalanan seolah jalan di tempat setelah sejumlah pembatasan kembali dikeluarkan pada menit-menit terakhir. Apalagi protokol kesehatan dan keselamatan kerap berubah-ubah.

Selama masa ketidakpastian ini, perusahaan perjalan perlu mencari cara otentik untuk kembali terhubung dengan para pelancong. Mereka juga perlu terus membangun brand sambil menangkap peluang permintaan lebih awal. 

Pemulihan dipastikan akan berjalan secara bertahap mulai dari tingkat lokal, kemudian meluas ke regional, nasional, lalu global. Pandemi yang bergerak secara eksponensial dan konstan menuntut ketangkasan untuk menghadapinya.

Menurut survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer, dua dari tiga partisipan yang disurvei mengatakan bahwa pertimbangan mereka menghubungi perusahaan travel dipengaruhi oleh bagaimana brand tersebut merespons pandemi COVID-19. 

Banyak pengiklan perjalanan mencoba mengolah persepsi negatif seputar pandemi corona, termasuk isu terkait kesehatan dan keselamatan, hilangnya kepercayaan, dan perubahan kebijakan pemerintah.

Misalnya, ketika pandemi memaksa Etihad Airways menghentikan penerbangan, manajer perusahaan Shefali Vyas menyadari betul pentingnya berkomunikasi dengan klien secepat dan seefisien mungkin. Caranya adalah dengan menjangkau mereka di sejumlah platform media sosial, tempat paling banyak para pelancong mencari informasi.

“Kami melakukannya dengan memanfaatkan Facebook Messenger untuk layanan pelanggan serta dengan cara lain seperti Facebok Notes dimana informasi diperbarui setiap jam,” kata Vyas seperti dilansir Skift.

Selain itu, penting juga untuk berempati kepada para pelancong yang hasratnya untuk berkelana terpaksa tertangguhkan karena pandemi. 

Banyak orang berangan-angan hendak melakukan perjalanan pertama begitu pembatasan dihapus. Oleh sebat itu penting bagi perusahaan untuk mendesain pesan yang sesuai dengan keadaan dan suasana hati para klien.

Mula-mula, orang mungkin akan bepergian ke tempat-tempat wisata yang dekat dengan rumah. Tapi mereka pasti akan berhasrat juga keluar menjelajah menjangkau tempat-tempat yang lebih jauh. 

Oleh karena itu bangunlah pesan yang berisi antisipasi bagaimana jika pembatasan mulai dilonggarkan. Jangan lupa sampaikan pengalaman-pengalaman mengasyikkan yang menunggu untuk dicobai jika larangan perjalanan dihapus.

Saat pelanggan mulai kembali melakukan perjalanan, penting untuk  tetap menerapkan kebijakan yang fleksibel termasuk aturan pemesanan. Sampaikan juga langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang benderang demi melindungi pelancong.

 

Rin Hindryati