KUTA, bisniswisata.co.id: DENGAN tagline “Mai Melali” Festival, bertema “Manusia, Alam dan Inovasi”, kolaborasi Forkom Dewi Bali dan PT Kirana Bali Wisata 27-28 November menggelar Festival Desa Wisata. Bertempat di Park-23 Creative Hub, Tuban, Kuta, MAI Melali Festival secara harfiah mengundang siapa saja untuk “berwisata- melali ala Bali”. Adalah festival bagi penggiat kepariwisataan desa dengan industry kreatifnya memamerkan potensi desanya. Ajang mengundang masyarakat dan wisatawan untuk mengunjungi desa sebagai bentuk cintai budaya dan kekayaan alam Bali .
“MAI”, jelas Ketua Forkom (Forum Komunikasi) Desa Wisata (Dewi) Bali, Made Mendra Astawa, mengandung 3 unsur yaitu huruf M= Manusia, A = Alam dan I = Inovasi. Makna MAI yaitu manusia selalu berinovasi dengan alam dalam setiap gerak langkah untuk dapat bertahan hidup. Terlebih dimasa Pandemi COVID-19, seluruh komponen masyarakat dan pemerintah Bali berupaya bagaimana lepas dari dari pandemi menuju Bali era baru.
Mai Melali Festival jelas Desak Putu Krisnawati, salah satu upaya membangkitkan, menghidupkan kegiatan wisata ke desa dan membantu promosi kan potensi desa. Sekaligus memperkenalkan lebih dekat destinasi wisata perdesaan di Bali, Nusantara kepada masyarakat Bali dan pengunjung pulau Bali.
“Mengenal untuk kemudian ikutserta membangun, melestarikan, memberdayakan potensi lokal, serta mengantar desa ke kinian digitalisasi perekonomian. Caranya dengan berkunjung, berbagi pengalaman, pengetahuan dengan masyarakat ditujuan wisata,” ujarnya menambahkan.
Kegiatan
Melibatkan 20 desa wisata se Bali yang selama dua hari menampilkan 8 unsur kebudayaan mereka. Mai Melali Festival berupa aktivitas pameran desa wisata & UMKM dari masing masing desa wisata. Dan gelar Travel Fair B to C dari kalangan pebisnis hotel, destinasi , atraksi wisata, jasa acara pernikahan.
“ Tidak sekedar memamerkan potensi, saujana desa, tetapi juga terbuka untuk pemasaran produk wisata ke desa yang telah dirancang. Masyarakat pengunjung dapat memilih produk wisata ke desa yang diminati,” papar Mendra Astawa.
Terbuka peluang bagi pengelola hotel, atraksi wisata, wedding organizer melakukan dealing program ke desa dalam area B to C travel fair. Didukung pameran dan basar UMKM serta dimeriahkan beragam lomba, quiz, hiburan tradisi dan modern
Sepanjang festival ditampilkan atraksi kesenian dan budaya dari beberapa desa wisata, lomba menghias serta penyajian makanan tradisional desa. Peragaan busana kerja new normal pasca pandemic dari pelaku pariwisata. Lomba konten pariwisata di Instagram dan media facebook, Tiktok dance competisi perseorangan dan group stand up comedi . *