YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Mark duduk di atas bangku kayu di bawah rimbunnya pohon pinus di objek wisata Seribu Batu, Hutan Pinus Mangunan, Bantul. Tangannya sibuk mengayunkan kuasnya di atas sebuah buku kecil berukuran sekitar 5×8 cm. “Ini sketsa saja. Saya mendapat ide gambar ini setelah kemarin menemukan lampu stroberi,” kata pria asal Belanda, Sabtu (14/9/2019).
Ia mengaku, dirinya sering membuat sketsa dulu di buku kecil agar tidak lupa. Mark mengatakan, ia banyak inspirasi ketika berada di Yogyakarta. Banyak hal menarik. Salah satunya adalah ketika dia melihat lampu penerang jalan di Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta. “Lukisan lampu ini saya beri judul, The Time of Dreaming,” kata Mark sambil menunjukkan tiga lukisan dalam kesatuan yang baru saja diselesaikannya.
Mark adalah salah satu seniman yang mengikuti Yogyakarta International Art festival 2019. Sebanyak 34 seniman dari 19 negara, termasuk Indonesia, berada di Yogyakarta selama lima hari untuk mengenal budaya dan objek-objek wisata di Yogyakarta.
Setiap seniman diwajibkan membuat karya seni yang akan ditampilkan di Limanjawi Art House, Borobudur, Magelang pada 16 September 2019. Pameran itu akan berlangsung selama 2 minggu.
Hadi Soesanto selaku penggagas Yogyakarta International Art Festival menjelaskan, kegiatan dua tahunan yang dilangsungkan sejak 2015, sudah memasuki tahun ketiga. Ajang ini, kata dia seperti dilansir laman MediaIndonesia, menjadi tempat pertukaran budaya. Kita bisa melihat karya-karya seniman-seniman dari luar negeri lengkap dengan prosesnya. “Seringkali pameran hanya menampilkan lukisannya saja. Tidak tahu cara membuatnya. Ternyata, cara membuatnya berbeda-beda,” sambungnya.
Menurut dia, tidak ada tema khusus dalam Yogyakarta International Art Festival. Dengan cara ini, seniman bisa lebih dalam mengeksplorasi ide mereka dan menjadikan karya seni sesuai dengan ketertarikan masing-masing seniman. “Setiap tahun seniman yang datang ke sini tidak pernah sama, berbeda-beda dan mendorong seniman muda,” kata dia.
Dengan cara itu, seniman akan mendapatkan pengalaman baru dan karya yang dihasilkan lebih segar. Anang Batas dari SatabGnana Foundation, selaku penyelenggara, mengungkapkan Yogyakarta International Art Festival sekaligus menjadi ajang memperkenalkan budaya dan objek wisata di Yogyakarta kepada para seniman dari luar negeri.
Selama di Yogyakarta, selain menyaksikan tarian tradisional, peserta juga diajak Tur Merapi, Tebing Breksi, tur keliling Kota Yogyakarta, hingga diskusi di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Para seniman dari 19 negara, yaitu Amerika, Taiwan, India, Malaysia, Turkey, Siprus, Belanda, Korea Selatan, Banglades, Kanada, Jepang, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan tuan rumah Indonesia.
Berbagai event digelar Yogyakarta International Art Festival 2019, antara lain:
⠀
9-12 September : Omah Petroek
13 September : Tebing Breksi
14 September : Yogyakarta Street
15 September : City Tour
16 September : Opening Exhibition
17 September : Farewell Party