INTERNATIONAL NEWS TRANSPORTASI

WTTC Dukung Kebijakan IATA Tolak Kebijakan 14 Hari Karantina

 MONTREAL, Kanada, bisniswisata.co.id: Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menilai kebijakan wajib karantina selama 14 hari bagi orang-orang yang baru mendarat dapat memukul industri penerbangan.  

“Perjalanan internasional tidak mungkin dapat dimulai dalam kondisi seperti itu,” kata Alexandre de Juniac di IATA Media Briefing pada COVID-19, seperti dilansir dari website mereka. hari ini, dan dia pun menegaskan IATA menolak kebijakan itu.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Inggris minggu ini mengumumkan kebijakan wajib karantina selama 14 hari bagi orang-orang yang baru mendarat. Kebijakan ini merupakan bagian dari rencana negara tersebut melonggarkan aturan lockdown. 

Sayangnya, tidak ada keterangan detil soal berapa lama kebijakan ini akan berlangsung dan dalam kondisi bagaimana. Hal serupa juga dilakukan Pemerintah Spanyol. Mereka memberlakukan wajib 14 hari karantina bagi siapapun yang baru mendarat. Kebijakan ini akan berlaku hingga setidaknya 24 Mei atau mungkin lebih lama. 

Menurut Juniac perjalanan internasional tidak mungkin dapat dimulai dalam kondisi seperti itu. Survei terbaru IATA terhadap 11 maskapai penerbangan besar menunjukkan 84% penumpang mengatakan kebijakan karantina merupakan salah satu masalah utama dan 69% di antaranya mengatakan mereka tidak akan kembali melakukan perjalanan dalam kondisi seperti itu.

Juniac menambahkan, “Prioritas utama kami adalah memulai kembali industri ini dengan aman.” Solusinya, menurut dia bukan pada penerapan wajib 14 hari karantina, tetapi dengan pendekatan risiko yang berlapis serta perlunya koordinasi secara global. Negara asal orang-orang ini harus betul-betul menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan. 

“Sistem berbasis risiko yang kami tawarkan termasuk pemeriksaan suhu dan tindakan lain saat keberangkatan. Ini penting untuk memastikan mereka yang memiliki gejala COVID-19 tidak dapat terbang,” imbuh Juniac.

Sistem yang kuat di masing-masing negara, termasuk mencatat dengan baik jumlah orang terinfeksi serta penelusuran kontak yang ketat, dapat membantu mengelola risiko terutama mengidentifkasi mereka yang tidak menunjukkan gejala.

“Kami menentang kebijakan karantina karena masih ada cara lain. Kombinasi tindakan di atas, jika diterapkan dengan baik secara global, dapat mengelola risiko,” tegasnya.

IATA juga bekerjasama dengan organisasi penerbangan sipil internasional ICAO – salah satu badan PBB – dan pemangku kepentingan lain dalam menerapkan sistem berlapis berbasis risiko ini. Tujuannya untuk mengembalikan konektivitas global dengan aman dan efisien.

Sikap WTTC

Sementara itu World Travel & Tourism Council (WTTC) menyoroti sektor pariwisata yang akan menghadapi pemulihan bertahap selama beberapa bulan mendatang serta bagaimana penanganan industri ini terhadap proses perbaikannya.

WTTC juga mengingatkan negara-negara anggota Uni Eropa untuk ‘hati-hati’ bertindak sebelum memutuskan apakah turis yang datang perlu melewati karantina 14 hari karena tindakan karantina saat kedatangan turis akan menjadi ketidaknyamanan bagi turis itu dan menempatkan negara-negara yang memberlakukan aturan itu pada posisi yang tidak menguntungkan.

“Kami menyerukan kepada pemerintah untuk menemukan solusi alternatif daripada mempertahankan atau memperkenalkan tindakan karantina kedatangan. Setelah seorang pelancong diuji dan dinyatakan aman untuk bepergian, maka selanjutnya tidak perlu lagi ada karantina,” ujar Presiden & CEO WTTC, Gloria Guevara dari situs resminya.

WTTC mendukung sikap Komisi Eropa bahwa karantina tidak perlu dilakukan jika tindakan pengamanan yang tepat dan efektif dilakukan di titik keberangkatan dan kedatangan, baik itu untuk penerbangan, feri, kapal pesiar, bus, dan kereta api 

Survey dari lembaga penerbangan internasional IATA, sebanyak 69 persen pelancong mengklaim mereka tidak akan pergi ke tempat di mana ada pemberlakuan karantina 14 hari untuk turis yang datang.

Guevara mendukung penuh Komisi Eropa yang mengumumkan akan mulai kembali membuka Travel & Tourism 2020. Paket pedoman dan rekomendasi Komisi Eropa telah dirancang untuk memastikan pendekatan terkoordinasi untuk pariwisata dan transportasi di tingkat Eropa berdasarkan tindakan pembatasan.

“Langkah oleh Komisi Eropa ini diharapkan akan memulai kembali perjalanan secara bertahap di Eropa pada musim panas ini, sambil memastikan keselamatan dan kesehatan para pelancong dan mereka yang bekerja di sektor travel & tourism,” tambahnya.

Rin Hindryati