JAKARTA, bisniswisata.co.id: Widyawati, aktris senior peraih tiga Piala Citra lewat One Way Ticket, Arini, dan Bayi Tabung, menerima penghargaan khusus Lifetime Achievement Award dari Festival Film Indonesia. Sejak 1967 hingga 2018, Widyawati telah bermain dalam 50-an film cerita panjang, termasuk Pengantin Remaja yang melambungkan nama bersama mendiang Sophan Sophiaan.
Dalam momen sentimentil di Teater Besar Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Minggu malam kemarin, 9 Desember, Ketua FFI Lukman Sardi membacakan riwayat singkat Widyawati sebelum mempersilakan dia naik dan memberikan trofi di podium.
“Kedisplinan dan keteguhan dalam karier, komitmennya, ditambah keluwesan dalam bersikap dan berkomunikasi, tidak saja dengan sesama pemain, tetapi juga seluruh kru, membuatnya selalu dicintai,” kata Lukman seperti dilansir laman Medcom, Senin (10/12/2018).
“Terbukti, kariernya tak meredup sampai sekarang. Kiprahnya masih terus dinantikan sampai sekarang, bahkan setelah melewati lima dekade dalam berkarier,” lanjutnya, merujuk ke drama komedi terbaru Mama Mama Jagoan yang dibintangi Widyawati, Niniek L Karim, dan Ratna Riantiarno
Dalam pidato kemenangan, aktris kelahiran Jaarta 68 tahun lalu ini mengenang awal mula dirinya terjun ke perfilman. Kala itu, mendiang ibunya Aryati sering mengajak pergi ke lokasi syuting dan mengenalkan ke sineas senior seperti Jamaluddin Malik dan Wim Umboh.
“Saya tidak akan pernah berhenti mengucap syukur dan terima kasih kepada orang yang saya cintai karena beliau, saya bisa berada di sini – ibunda saya, Aryati,” ungkap Widyawati yang berjaya sejak dekade 1970-an dan 1980-an.
“Beliau yang menggiring saya ke dunia ini meskipun saya dulu tidak pernah bermimpi untuk bisa terjun ke dunia ini (…). Namun di balik itu, ibu saya menggiring saya tanpa bilang, Kamu harus main. Saya enggak tahu kenapa, satu hari ada yang meminta saya untuk main film. Filmnya masih hitam putih, ketahuan tuanya saya ya.” lontarnya yang mulai melambung saat bermain sebagai Yuli dalam Pengantin Remaja (1971) bersama Romi yang diperankan almarhum Sophan Sophiaan.
“Dari situlah sampai sekarang, bahkan 50 tahun lebih saya berada di dunia ini. Saya merasakan begitu nikmat dan merasa mendapatkan segalanya di dunia ini – mendapatkan suami juga,” lanjut Widyawati mengenang mendiang suami Sophan.
“Entah sampai kapan saya akan berada di dunia ini, semua tergantung kepada Allah karena beliau juga yang menentukan ke mana manusia. Skenario, semua Tuhan yang menentukan. Mudah-mudahan saya diberi umur panjang dan bisa eksis di dunia ini.” sambung ibu dua anak Romy Sophiaan dan Roma Sophiaan.
“Harapan saya, kita semua tetap semangat berkreasi dan memberi wawasan serta inspirasi bagi penonton film Indonesia,” tutup Widyawati yang pernah menyebaet sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik tahun 1987 dalam film Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat).
Dalam Mama Mama Jagoan, yang digarap sutradara Sidi Saleh, Widyawati berperan sebagai Dayu, satu dari dua sahabat Myrna (Niniek) yang membantu dia mencari anak lelakinya yang sudah setahun tidak pulang akibat berselisih dengan sang ayah. Mereka mencari sang anak di Bali, tetapi justru terlibat petualangan baru.
Bagi Widyawati, jarang film produksi dalam negeri yang memberikan peran utama kepada aktor atau aktris berusia di atas 50 atau 60 tahun. “Aktris utamanya tua-tua, di Indonesia, mereka jarang (memberi) peran utama kepada yang sudah 60 tahun. Kami semua di atas 60 tahun. Mereka berani,” kata Widyawati kepada wartawan usai menerima trofi.
Dia juga menyebut perfilman adalah dunia yang mengasyikkan. Dia mengaku pernah bekerja di kantor sejak 1985, tetapi berhenti pada 1990 karena bosan. “Lumayan membosankan, sementara film tidak. Kru berganti, pemain berganti, lokasi berganti – sesuatu yang menyenangkan sekali. Ada rasa yang sulit untuk diungkapkan,” tukasnya.
Bermain film sejak usia belasan tahun, hingga sekarang, Widyawati masih menunjukkan eksistensinya. Pada tahun 2008, Widyawati bersama suaminya, Sophan Sophiaan membintangi film berjudul Love, sebuah film yang mengangkat tema cinta dari berbagai karakter dengan beragam latar belakang. (EP)