TRANSPORTASI

Utamakan Kemanusiaan, Bandara Palu Beroperasi Terbatas

MAKASSAR, bisniswisata.co.id: Bandara PaluPerusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Air Navigation atau AirNav) wilayah Makassar, melalui Notam Nomor H0778/18 menginformasikan, bahwa Bandar Udara (Bandara) Mutiara SIS al-Jufri, Palu, sejak Minggu (30/9) pukul 08.57 WITA sudah bisa beroperasi kembali dengan terbatas.

“Terbatas untuk penerbangan komersial, namun tetap diutamakan untuk kegiatan emergency, SAR, dan kegiatan kemanusiaan,” demikian bunyi Notam yang dikeluarkan pada Ahad (30/09/2018).

Melalui Notam nomor H0737/18, AirNav wilayah Makassar telah menyampaikan penutupan Bandara Mutiara SIS al-Jufri, Palu itu sampai dengan Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA menyusul gempa bumi dan tsunami yang melanda Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) petang. Gempa dengan magnitudo 7,4 itu menyebabkan kerusakan di beberapa bagian bandara.

Menko Polhukam Wiranto pada rapat koordinasi di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, menyebutkan, ada retakan sekitar 500 meter dari runway sepanjang 2.500 meter di Bandara Mutiara, Palu. Dan sisa runway yang tidak rusak sepanjang 2.000 meter masih bisa didarati oleh Hercules dan pesawat yang lebih ringan.

“Pengecekan besok, agar bandara bisa didarati oleh Hercules atau pesawat-pesawat yang lebih ringan, sehingga bantuan bisa cepat datang terutama bantuan berupa rumah sakit lapangan, tenda, selimut, makanan. Harus segera sampai di sana,” ujar Wiranto.

Pihak Kementerian Perhubungan sendiri telah melakukan beberapa upaya penanganan fasilitas transportasi pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah itu.

“Upaya ini dilakukan menindaklanjuti arahan Bapak Menteri Perhubungan untuk secepatnya melakukan recovery pada fasilitas transportasi seperti bandara dan pelabuhan agar bisa beroperasi kembali, baik untuk keperluan bantuan kemanusiaan maupun komersial,”kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Baitul Ihwan.

Upaya yang telah dilakukan dari sisi transportasi diantaranya adalah mengirimkan kapal bantuan berisi bahan-bahan makanan dan obat-obatan dari Samarinda, Bitung dan Makassar, melakukan pembersihan area dermaga Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu agar bisa beroperasi dan disandari kapal-kapal bantuan kemanusiaan maupun komersial, serta melakukan pemeriksaan fasilitas Bandara Mutiara Sis Al Jufri pasca penutupan operasional.

Ditempat terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban bencana gempa dan tsunami Palu bertambah menjadi 405 orang.

“Sampai dengan Minggu pagi ini tercatat korban meninggal 405 orang yang sudah berhasil diidentifikasi dan masih banyak yang belum teridentifikasi,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Ahad (30/9/2018).

Kata Sutopo, ini adalah data yang didapat di kota Palu, sedangkan yang di daerah Donggala pihaknya masih belum mendapatkan informasinya. “Karena kondisi listrik masih padam total dan komunikasi lumpuh. Di kota Palu juga demikian, malam dalam kondisi gelap gulita,” ucap Sutopo.

Selain itu menurut Sutopo, akibat gempa bumi yang menguncang Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan kekuatan 7,7 Skala Richer (SR) ini, masyarakat masih memilih untuk tinggal di luar rumah. “Untuk mengantisipasi gempa-gempa susulan dan tercatat lebih dari 170 gempa susulan,” pungkasnya. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto