PARIS, bisniswisata.co.id: Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) dalam Tourism High light Report 2018 menyebutkan, posisi Indonesia dalam mendatangkan wisatawan asing masih jauh dari 10 besar sebagai negara dengan jumlah kunjungan wisatawan terbanyak.
Indonesia juga harus terus bekerja keras mengatasi ketertinggalan dari negara lain di industri pariwisata. Sejumlah sektor harus dibenahi agar mampu mendukung pariwisata yang menjadi andalan mendatangkan devisa.
UNWTO menyebut Prancis menjadi negara paling sukses mendatangkan wisatawan dari seluruh dunia dengan menarik lebih dari 86,9 juta orang pada 2017 lalu. Adapun Indonesia hanya mampu memikat 12,94 juta wisatawan asing untuk berlibur. Padahal potensi wisata Tanah Air tidak kalah menarik.
Indonesia pun harus belajar dari Thailand karena mampu menduduki peringkat ke-10 dengan menarik 35,4 juta wisatawan dari berbagai belahan dunia. Berdasar dari sumber data yang sama, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2017 hanya 12,94 juta.
Angka ini meningkat 16,9% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun jumlah ini masih kalah telak dari Malaysia dengan 25,94 juta turis dan di bawah Singapura yang mendapat kunjungan 13,90 juta pelancong. Dalam hal pendapatan yang diperoleh dari wisatawan, pada 2017 Indonesia mendapat USD12,52 miliar.
Di Asia Tenggara, Thailand masih menjadi juara dengan meraih USD57,47 miliar, diikuti Singapura dengan USD19,70 miliar dan Malaysia dengan USD18,32 miliar. Secara umum, menurut UNWTO, jumlah wisatawan secara global mengalami peningkatan 6,8% pada 2017 atau sebanyak 1,32 miliar orang.
Angka ini meningkat 84 juta wisatawan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan tertinggi sejak krisis ekonomi global pada 2009. Indonesia, walaupun masih tertinggal jauh dari Prancis dan negara lain, optimistis industri pariwisatanya akan terus menggeliat.
Berdasar data UNWTO, keunggulan Prancis di antaranya karena kekuatan lukisan Monalisa dan Museum Louvre. Kedua ikon wisata negeri tersebut menjadi favorit wisatawan di seluruh dunia.
Kendati demi kian tidak serta-merta Prancis mampu mendatangkan begitu banyak wisatawan karena banyaknya tantangan terkait keamanan dan serangan teroris yang meng guncang negara ter sebut. Namun Prancis tidak tinggal diam menghadapi persoalan tersebut.
Mereka berupaya keras memulihkan keamanan hingga wisatawan dunia masih merasa nyaman datang. “Kita melihat destinasi wisata di Pran cis masih sangat kuat,” kata pejabat UNWTO John Kester seperti dilansir The Independent, Sabtu (08/09/2018).
Kepala Strategi Global di Standard Life Investments itu melihat, selain lukisan Monalisa dan Museum Louvre, Prancis juga telah memiliki brand yang kuat untuk pasangan yang sedang memadu kasih dan romantisme. “Banyak pa sangan romantis masih menjadikan Prancis sebagai destinasifavorit,” ujarnya.
Di bawah Prancis, Spanyol menampung 81,8 juta wisatawan dan Amerika Serikat di peringkat ketiga dengan 75,9 juta turis. China menduduki peringkat keempat dengan menarik 60,7 wisatawan dan Italia pada posisi kelima dengan 58,3 juta.
Spanyol menjadi negara kedua yang mampu menarik kunjungan wisata karena mampu menggabungkan duku ngan infrastruktur dan budaya. Padahal Spanyol tidak memiliki maskapai penerbangan nasional besar yang mampu mengangkut wisatawan dari berbagai negara.
“Tapi Spanyol mampu mengoneksikan dengan efisien wilayahnya dengan negara Ero pa lainnya,” ujarnya seperti dilansir Xinhua. Sementara itu, dari sisi pendapatan, negara yang paling diuntungkan dari pendapatan sektor pariwisata adalah Amerika Serikat dengan meraih USD210,7 miliar pada 2017.
Kemudian negara lain yang ma suk dalam 10 besar pemasukan uang terbesar dari wisata ada lah Spanyol (USD68 juta), Pran cis (USD68 juta), Thailand (USD60,7 juta), Inggris (USD57,5 juta), dan Italia (51,2 juta). Kedepan, tren industri wisata akan terus tumbuh.
Negara yang mampu mengonsolidasikan sektor pariwisata bisa menjadikannya sebagai kunci utama pembangunan ekonomi. Bahkan di tengah perekonomian global yang bergerak menurun, data awal 2018 justru menunjukkan kenaikan jumlah wisatawan sebesar 9% pada Januari hingga April.
“Sebagai sektor pemasukan terbesar ketiga di dunia, pariwisata menjadi pencipta lapangan pekerjaan dan kesejahteraan komunitas di seluruh dunia,” ujar Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili. (EP)