RIYADH, Bisniswisata.co.id: Festival Unta Raja Abdulaziz di Rama, sekitar 120 km dari Riyadh, tahun ini terasa beda. Ini karena adanya unta tertinggi di dunia yang diharapkan akan masuk ke dalam Guinness World Records. Tiket Al-Dalbji, seorang supervisor di festival tersebut, mengatakan bahwa unta yang tingginya tiga meter memecahkan rekor sebelumnya dari unta tertinggi yaitu 190 cm.
“Unta kuning berusia delapan tahun itu milik Sultan Al-Rashidi dari Ha’il. Kami memiliki dua ekor unta lainnya dari jenis yang sama namun mereka tidak setinggi ini” kata Dalbji seperti dilansir laman saudigazette.com, Sabtu (27/01/20180.
Dilanjutkan, untuk memecahkan rekor dunia, pihaknya menghubungi Guinness yang menyuarakan persetujuan awal. Guinnes menanyatalan sedang melakukan pendaftaran unta. Sebuah tim dikirim ke festival awal minggu untuk memeriksa unta, mengambil sampel. dan memasang chip elektronik, serta sertifikat kesehatan. Baru kemudian nantinya akan dikeluarkan untuk melanjutkan proses registrasi resmi.
Dalbji mengakui ada tawaran untuk membeli unta seharga 80.000 dolar Amerika atau (300.000 Real). Dia mengatakan harga akan meningkat setelah terdaftar di Guinness.
Festival memasuki tahap penting pada minggu depan karena kompetisi dalam kategori kecantikan dan kecepatan meningkat. Apalagi kontestan berusaha memenangkan hadiah mencapai jutaan dolar. Festival ini adalah edisi kedua festival unta terbesar di dunia. Menurut panitia, festival ini digelar di 30 juta meter persegi di tengah padang pasir.
Lokasi tersebut memiliki makna sejarah yang penting karena merupakan titik awal dari tentara pendiri Kerajaan Raja Abdulaziz dalam misi mereka untuk mempersatukan negara tersebut. Festival ini dimulai pada 1 Januari dan akan berlanjut sampai 1 Februari.
“Jumlah pengunjung bervariasi antara 25.000 sampai 30.000 per hari,” kata Sultan Al-Bokami, juru bicara festival tersebut. “Orang datang ke sini mencari keaslian, warisan, dan budaya. Ada juga jumlah pengunjung yang meruapakan warga asing dan anggota staf kedutaan besar,” sambungnya
Festival ini juga dalam usaha untuk menghentikan ketergantungan terhadap minyak dan diversifikasi ekonominya. Pemerintah Arab Saudi menyatakan, festival unta yang dikunjungi jutaan orang setiap tahunnya itu, telah menghidupkan kembali sektor pariwisata dan suaha untuk menambah pendapatan tambahan seiring dengan turunnya harga minyak. Tercatat sekitar 26.000 unta berpartisipasi dalam kontes “Camel Mazayen” tersebut.
Kerasnya persaingan menyebabkan pula beberapa pemilik unta melakukan operasi plastik pada hewannya untuk meningkatkan peluang mereka untuk menang. “Lebih dari 20 kasus tersebut tertangkap sejauh ini,” menurut penyelenggara.
“Pemantauan kecurangan dan gangguan telah terbukti berhasil,” kata Pangeran Muhammad Bin Bin Bin Saud yang ikut dalam kontes tersebut. “Operasi plastik itu dianggap menyiksa unta dan menaruhnya pada rasa sakit yang parah, yaitu perilaku yang tidak berperikemanusiaan.”
Kompetisi balap unta dimulai pada hari Rabu lalu dan berlanjut sampai akhir festival dengan hadiah jutaan dolar untuk diperebutkan. Pemilik dari Bahrain, UEA, Kuwait dan Oman ikut serta dalam ajang ini.
Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman, wakil perdana menteri dan menteri pertahanan, pun telah dijadwalkan menghadiri upacara penutupan festival tersebut. Pangeran dan pejabat Kuwait dari negara-negara tetangga juga akan hadir. (NDHYK)