Uncategorized

Turki Makin Populer Jadi Destinasi Wisata Muslim

Turki makin populer di kalangan wisatawan muslim (foto: trtworld)

TURKI, bisniswisata.co.id: Setelah muncul pertama kali di China akhir tahun lalu, COVID-19 kini telah menyebar ke 215 negara. Hal ini memicu ketakutan global serta kejatuhan ekonomi parah. 

Banyak negara kemudian membatasi perjalanan udara dan memberlakukan aturan lockdown. Tujuannya agar penyebaran virus yang menyerang saluran pernafasan itu dapat dicegah.

Sektor pariwisata dan industri penerbangan termasuk yang paling parah terdampak akibat pandemi COVID-19. Kini, pandemi masih membayangi wisatawan. 

Studi terkini menunjukkan jumlah wisatawan yang melancong ke luar negeri masih minim. Di tengah keadaan ini ternyata  minat terhadap wisata halal yang menawarkan privasi lebih besar justru meningkat.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Turki Anadolu Agency, Sekjen Organisasi Wisata Halal Internasional, Emrullah Ahmet Turhan, mengatakan wisata halal menawarkan bentuk wisata yang memahami kebutuhan privasi.

Inilah keunggulan yang bisa ditawarkan kepada para pelancong yang menuntut privasi lebih tinggi di masa yang penuh ketidakpastian seperti saat ini.

Wisata halal dirancang khusus bagi pelancong yang hendak taat menjalankan hukum Islam, antara lain menginap di hotel yang tidak menyajikan alkohol serta ketersediaan fasilitas spa dan kolam renang yang terpisah untuk pria dan wanita.

Menurut Turhan orang-orang dapat menikmati liburan musim panas dengan tetap menaati aturan jarak sosial yang sebetulnya merupakan bagian dari konsep wisata halal. Di Turki, misalnya, hampir 30 hotel telah mentransformasi diri menjadi hotel yang mengusung konsep  wisata halal.

“Pengembangan wisata halal mendapatkan momentumnya setelah jumlah pelancong internasional yang datang ke Turki menurun tajam di tengah pandemi,” ujarnya, seperti dilansir Hurriyetdailynews.

Pemilik fasilitas akomodasi pun kini semakin banyak yang beralih menyasar wisatawan domestik untuk mengkompensasi kerugian akibat berkurangnya wisatawan asing. Ada tren peningkatan jumlah hotel yang menawarkan jasa wisata halal, tambahnya.

 ”Dia menambahkan, semua hotel kini memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Selain untuk melawan COVID-19,  hal itu dilakukan juga ntuk menjaminan keamanan tamu yang menginap di sana.

Sekadar catatan, kata Turhan, wisata halal adalah ‘bisnis serius’ yang pada 2018 nilainya secara global telah mencapai US$171 miliar. Ada 121 juta muslim di seluruh dunia yang melakukan perjalanan wisata ke luar negeri setiap tahun.

 “Sekitar 8,5 juta Muslim datang ke Turki untuk liburan,” katanya. Angka itu mewakili 10% total wisatawan muslim global.

Wisatawan muslim juga dapat menggairahkan ekonomi lokal. Menurut Turhan rata-rata pelancong muslim membelanjakan uangnya setidaknya US$1.296  atau sekitar 18 juta rupiah di Turki.

Semakin populer 

Belum lama ini Pemerintah Turki mengembalikan Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid setelah sebelumnya berfungsi sebagai museum dan diakui UNESCO sebagai warisan dunia. 

Menurut sejarahnya, Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral di jaman Kekaisaran Bizantium Kristen.Tak lama berselang, tepatnya pada Jumat (21/8) lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali memerintahkan Museum Kariye yang merupakan bekas gereja untuk menjadi masjid lagi. 

Seperti dilansir Al Arabiya,museum yang dahulu merupakan gereja Kristen Ortodoks kuno, dikembalikan fungsinya menjadi masjid kembali oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdrogan, pekan lalu. 

Keputusan untuk mengubah museum kariye menjadi masjid datang hanya sebulan setelah konversi kontroversial serupa untuk Hagia Sophia yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO. 

Sejarah bangunan berusia 1.000 tahun itu sangat mirip dengan Hagia Sophia. Bahkan museum Kaiye banyak yang menyebut sebagai bangunan ‘tetangga’ Hagia Sophia  yang berada tak jauh dari wilayah Chora yakni di tepi barat bersejarah Tanduk Emas di sisi Eropa Istanbul.

 

 

Rin Hindryati