Wisatawan Muslimah berfoto bersama di tepi pantai. Potensi besar wisata halal setelah pandemi perlu fokus digarap bersama (Foto: okezone)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Industri pariwisata termasuk sektor paling terdampak pandemi COVID-19. Demikian pun pariwisata ramah muslim.
Saat ini masih banyak negara memberlakukan aturan lockdown demi mencegah penyebaran virus yang bergerak secara eksponensial itu. Perbatasan masih ditutup dan banyak negara melarang warganya bepergian ke tempat-tempat yang dianggap belum aman.
Pemerintah Indonesia juga tengah memberlakukan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena di sini pun pandemi belum mereda.
Hal ini tentu berdampak pada anjloknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari s/d Juli jumlah turis asing yang datang ke Indonesia turun 89,12%, menjadi hanya 159,76 ribu orang dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Pekumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan dalam keterangan tertulisnya mengatakan pelaku wisata ramah muslim di Indonesia juga turut merasakan dampak krisis hebat akibat pandemi Covid-19.
“Selain pendapatan yang berkurang, sebagian usaha perjalanan wisata, penginapan ramah muslim, hingga restoran dan destinasi wisata harus tutup operasional dalam jangka waktu lama,” katanya.
Di tengah situasi sulit seperti ini, komunikasi intens sesama pelaku bisnis perlu dibangun. Itulah yang mendorong perhimpunan pelaku bisnis pariwisata halal menyelenggarakan serangkaian acara virtual. Tujuannya untuk saling menguatkan dan sharing.
Salah satunya lewat konferensi internasional yang bertajuk “Strategic Innovation for Sustainable Muslim Friendly Tourism” yang akan diselenggarakan pada akhir Oktober.
“Pelaksanaan konferensi internasional yang kedua ini merupakan komitmen PPHI dalam menebarkan semangat optimisme bagi para pelaku pariwisata, khususnya pariwisata ramah muslim di Indonesia,” ungkap Riyanto.
Konferensi tahun ini akan hadir beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri, yaitu Reem Elshafaki (Senior Associate Dinarstandard – USA), Ufuk Secgin (Chief Marketing Officer HalalBooking.com, Inggris), Mikhail Melvin Goh (Chief Operating Officer Have Halal Will Travel – Singapur), dan Riyanto Sofyan (Chairman PPHI & Chairman SofyanCorp – Indonesia).
Sebelum acara puncak tersebut, sejumlah pertemuan virtual juga telah digelar. Selain untuk menjaga dan menjalin silaturhami, acara itu juga dimaksudkan untuk menyebar optimisme, dan saling berbagi pengalaman.
Khusus mengenai International Halal Tourism Summit (IHTS), penitia mengatakan pelaksanaan konferensi ini sekaligus ingin mengembalikan semangat kebangkitan industri pariwisata halal di Indonesia.
“Kami berharap pelaku usaha bisa mendapat banyak insight bisnis dan strategi terkait pengembangan usaha di bidang industri pariwisata halal di Indonesia,” jelas Ketua pelaksana IHTS 2020 Noveri Maulana.