NEWS

Tony Fernandes Bicara Soal Transformasi Digital di AirAsia

          Air Asia lounge (foto: AnalyticsWeeks)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: CEO Grup AirAsia Tony Fernandes baru-baru ini bercakap dengan Skift. Dalam wawancara eksklusif tersebut ia mantap menyatakan perusahaan yang dinakhodainya telah bertransformasi total secara digital menjadi perusahaan  yang ia sebut ‘digital lifestyle company’ yang fokus bukan hanya pada travel industri. 

Ia mengklaim AirAsia sebagai perusahaan penerbangan pertama di Asia yang menjual tiket secara online. Jadi menurutnya digitalisasi telah menjadi semacam DNA-nya AirAsia.

Padahal, kenang Tony, dua dekade silam tepatnya pada 2 Desember 2001, ia membeli AirAsia dari DRB-HICOM (BUMN Malaysia), dengan harga hanya 1 ringgit. Kala itu, kinerja maskapai ini terbilang buruk dengan keuangan yang defisit.

“Setiap maskapai [kala itu] tak ada yang menganggap kami,” kenang Fernandes. Semua menertawakan kami. Siapa dia, orang dari bisnis musik ini?” kenangnya. Sekadar info, Fernandes memang sukses membangun karier sebagai eksekutif Warner Music.

“Kini, saya yakin orang dari dunia gitial pun mengatakan hal yang sama: siapa orang dari bisnis penerbangan ini. Tapi waktu yang akan membuktikan. Kami [sebenarnya] tak perawan lagi di dunia digital,” kata Fernandes.

Ubah Slogan

AirAsia baru saja meluncurkan airasia.com, sebuah aplikasi baru yang memiliki lebih dari 15 jenis produk dan layanan di bawah tiga pilar, yaitu travel, e-commerce, dan fintech

Tony Fernandes mengubah slogan yang selama ini melekat dengan bisnis penerbangan murah “Now Everyone Can Fly” menjadi “For Everyone”. Tak hanya itu, logo perusahaan juga diubah menjadi huruf kecil “a” meninggalkan identitas lamanya yang identik dengan maskapai penerbangan.

Tony Fernandes dalam siaran persnya menjelaskan identitas baru perusahaan itu menunjukkan sebagai aplikasi super ASEAN, melengkapi transformasi AirAsia dari maskapai penerbangan digital menjadi platform gaya hidup yang komprehensif untuk semua orang.

Di tengah pandemi COVID-19 dimana industri penerbangan sedang terpuruk, platform airasia.com dapat menjadi sumber penghidupan baru bagi grup perusahaan.

Berikut ini petikan wawancara eksklusif skift dengan Tony Fernandes:

Apakah aplikasi ini akan menjadi poros bisnis atau sandaran di masa depan?

Fernandes mengatakan airasia.com akan menjadi identitas baru sekaligus aplikasi yang menyediakan paket layanan pesawat-hotel, food delivery, dan jasa keuangan.

Dia bahkan memproyeksikan bisnis e-commerce akan memakan porsi 50% aktivitas bisnis grup dalam lima tahun mendatang. 

Saat ditanya bagaimana strategi perusahaan menghadapi perusahaan yang telah lebih dulu berkembang seperti Agoda, Expedia, atau Trip.com dalam hal akuisisi dan pemasaran pelanggan, Fernandes blak-balakan mengatakan: “Kami tidak. Kami tidak bisa. Dan kami tidak akan mencoba.” 

Dia mengatakan strateginya adalah membujuk dan meyakinkan para pemesan tiket lewat platform airasia.com untuk sekalian pesan hotel dan sewa mobil di sana.

Ia yakin strategi ini dapat menambah pelanggan baru di layanan e-commerce. Apalagi menurutnya 70% pelanggan AirAsia membeli tiket lewat situs airasia.com. Ini berbeda dengan maskapai lain yang sebagaian klien membeli tiket melalui agen perjalanan online

“AirAsia akan memasarakan produk e-commerce melalui salurannya sendiri. Ini bukan permainan zero-sum,” kata Fernandes. Maksudnya, tetap saja akan ada banyak pemenang dan e-commerce akan terus bertumbuh meski COVID-19 akan hilang dari muka bumi.

Kadang tak ada salahnya meminjam pedoman yang selama ini dipakai para travel agency online: bermitra [dulu] dengan perusahaan, lalu akhiri kemitraan, kemudian buat sendiri tiruannya.

Expedia grup dan AirAsia telah menjalin kerjasama cukup lama untuk kegiatan di kawasan Asia Pasifik. Kongsi ini pun belum lama berakhir. Kini AirAsia lebih percaya diri untuk jalan sendiri meski untuk mencari hotel, ia masih memanfaatkan sumber dari Expedia.

Fernandes dengan terbuka mengatakan ia memiliki beberapa tutor terbaik di Grup Expedia, di antaranya Chairman Barry Diller dan mantan CEO Dara Khosrowshahi. Ia juga mengakui memperoleh banyak pengalaman lewat usaha patungan tersebut. “Hingga kemudian kami berkata, ‘Lihat, kita bisa melakukan ini sendiri,” kata Fernandes.

Kekuatan data

 “Ketika saya memulai [bisnis penerbangan] 19 tahun lalu, saya pikir kita memiliki model bisnis yang hebat,” katanya. Kini, ia pun merasa yakin telah menemukan model data hebat yang memungkinkan AirAsia mengejar ketertinggalan dari perusahaan yang telah lebih dulu terjun.

Fernandes berpendapat salah satu keunggulan kompetitif perusahaan penerbangan adalah pada kumpulan datanya, termasuk data yang diambil dari program hadiah dan kartu kredit merek bersama. 

“Itulah yang disebut mengenal [dengan baik] pelanggan Anda selama 19 tahun,” katanya. “Ini memiliki data dengan resolusi sangat tinggi, KYC (Know Your Customer Data).”

Fernandes kembali menegaskan AirAsia bukan pencipta model bisnis biro perjalanan online atau food-delivery tetapi ia adalah perusahaan yang belajar dari apa yang sudah dilakukan para pendahulunya. 

Yang dimiliki AirAsia adalah data. “Kami belajar dari mereka semua selama beberapa tahun terakhir. Setidaknya dalam dua tahun ini. Kami telah menempatkan data yang kami miliki pada posisinya. Semua keranjang berada di satu tempat, dengan bantuan Palantir, dengan bantuan Google.”

Mengubah perilaku pelanggan itu sulit

AirAsia tengah bertaruh bahwa mereka dapat mengubah perilaku konsumen. Mereka berharap dapat mengubah pola pikir orang-orang.

Kalau  semula hanya memesan tiket pesawat kini juga mencari penawaran lain seperti memesan hotel bahkan membeli hal-hal di luar bisnis pariwisata seperti baju atau segala yang berkaitan dengan mode.

 “Etos kami tetap sama. Kami tidak akan menjual Hermes di website kami.”  kata Fernandes yang merujuk pada filosofi perusahaan yang menjual tiket murah.

Ia kemudian memberi contoh Grab, perusahaan aplikasi di Asia Tenggara yang memulai usaha dengan hanya menawarkan tumpangan atau Amazon yang awalnya menjual buku. Fernandes berpendapat perusahaan itu kemudan berkembang pesat.

 “Amazon adalah pemimpinnya. Selama bertahun-tahun mereka menjual buku. Sekarang mereka menjual ruang cloud.”katanya

Tony juga menuturkan telah mempercepat bisnis digital dan memperluas penawaran produk airasia.com dari perjalanan ke kehidupan sehari-hari.

Sama seperti cara perusahaan membangun AirAsia sebagai merek, airasia.com akan muncul sebagai aplikasi super Asean, pendamping perjalanan dan gaya hidup. 

“Saya tidak sabar menunggu semua orang merasakan airasia.com dan semua yang ditawarkannya saat dunia siap melakukan perjalanan lagi,” ujarnya.

 

Rin Hindryati