KUALA LUMPUR, bisniswisata.co.id: Industri halal Malaysia diproyeksikan berkembang menjadi US$113,2 miliar (US$1=RM4,43) pada tahun 2030, dengan kontribusi produk domestik bruto (PDB) sebesar 8,1 persen pada tahun 2025 melalui Rencana Induk Industri Halal 2030 (HIMP 2030 ).
Dilansir dari www.thestar.com , Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz mengatakan kementerian berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan semua komponen ekosistem halal untuk meningkatkan posisi Malaysia sebagai pemain kunci di pasar halal global dan memanfaatkan dua miliar kekuatan populasi Muslim global.
“Dalam mencapai tujuan tersebut, Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) dan lembaga-lembaganya telah mulai bekerja untuk memposisikan industri sebagai sektor yang menguntungkan dan kompetitif, terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM),” katanya bersamaan dengan peluncuran HIMP 2030 di DPR pekan ini.
HIMP 2030 diluncurkan oleh Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, yang juga merupakan ketua Dewan Pengembangan Halal Malaysia.
Hadir pula Wakil Menteri Keuangan Datuk Seri Ahmad Maslan serta Tengku Zafrul.
Di bawah HIMP 2030, yang bertema “Prominent, Visible and Globalized Halal Malaysia”, Tengku Zafrul mengatakan total 23 inisiatif telah diidentifikasi untuk melabuhkan tujuh dorongan strategis dan memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan.
Dorongan strategisnya adalah meningkatkan kebijakan dan legislasi yang ramah halal; menciptakan ruang pasar baru dan lebih besar untuk produk dan layanan halal Malaysia; membangun kumpulan pakar dan profesional halal yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan global; serta meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan terintegrasi.
Ini juga terdiri dari pembinaan pemikiran kepemimpinan; menghasilkan lebih banyak juara halal buatan dalam negeri; serta memfasilitasi partisipasi Bumiputera yang lebih kompetitif dalam industri halal.
“MITI merasa terhormat menjadi penggerak strategis untuk HIMP 2030, dengan dukungan eksekusi yang kuat dari lembaga kami, Halal Development Corporation,” katanya.
Tengku Zafrul mencatat bahwa salah satu prioritas MITI untuk tahun 2023 adalah memperluas perdagangan, di mana barang dan jasa halal dapat memainkan peran yang lebih menonjol.
“HIMP 2030 akan didorong oleh lima hasil target utama, termasuk memiliki industri halal domestik yang kuat dan terdiversifikasi; menawarkan kepatuhan Syariah end-to-end; meningkatkan kemudahan berbisnis di Malaysia; memiliki ekosistem bisnis yang kompetitif; dan mempromosikan ‘ Halal Malaysia’ secara global,” ujarnya.
Menurut MITI, ekspor halal Malaysia melanjutkan lintasan pertumbuhannya pada tahun 2022 dengan total nilai ekspor halal RM59,46 miliar, meningkat RM23,16 miliar atau 63,8 persen dari tahun sebelumnya.
Dalam hal kontribusi sektoral, makanan dan minuman terus menjadi kontributor utama ekonomi halal Malaysia dengan total nilai ekspor RM27,84 miliar, mewakili 46,8 persen dari total ekspor halal Malaysia.
“Kontributor terbesar kedua adalah bahan halal, yang juga mencatat peningkatan signifikan sebesar 73,1 persen dari 2021 menjadi RM23,35 miliar atau 39,3 persen dari total ekspor halal,” kata MITI.
Sementara itu, sektor kosmetik dan perawatan pribadi tetap menjadi penyumbang terbesar ketiga dengan total nilai ekspor halal RM3,49 miliar, meningkat 43,5 persen dari tahun 2021.
Sementara itu, turunan minyak sawit tumbuh 63,6 persen dari 2021 menjadi RM2,79 miliar, mewakili 4,7 persen dari ekspor halal.
“Sektor kimia industri meningkat 69,7 persen dari 2021 menjadi RM1,27 miliar, sementara farmasi mencatat pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 156,7 persen dari 2021, menyumbang RM0,72 miliar atau 1,2 persen dari total ekspor halal,” katanya.