JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Acara Pembukaan Jogja Fashion Week (JFW) 2022 mengusung tema ‘Wastra Bhinneka” resmi di buka dan diawali dengan Dialog bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang menyatakan kesiapan Yogyakarta berkonsolidasi dengan pihak-pihak untuk menciptakan industri fesyen.
” Saya berharap JFW kali ini betul-betul memberikan nilai yang berbeda serta kemanfaatan yang lebih luas dan bisa memberikan nilai berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, tuturnya.
Menyinggung soal tema, Sri Sultan HB X mengatakan tema Karya Wastra Bhinneka karena kata Wastra yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sehelai kain yang dibuat secara tradisional menjadi keunggulan Indonesia dalam dunia fashion.
Oleh karena itu dialog bersama Gubernur DIY dengan pelaku IKM Fesyen untuk mewujudkan Jogja sebagai pusat industri fashion dunia yang dipandu oleh desainer Lia Mustafa menjadi bahasan menarik terus ditindaklanjuti dan diwujudkan.
Selain Gubernur DIY Sultan HB X. dialog melibatkan Selly mewakili perajin aksesoris / designer aksesoris, Kharim mewakili perajin dan ketua road map fashion dunia serta Afif Syakur mewakili fashion designer dari Indonrsia Fashion Chamber ( IFC)
Sultan optimistis potensi fesyen di DIY bisa tumbuh dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Dia melihat bahwa fasyen di Yogyakarta berkembang luar biasa bisa menjadi kekuatan baru untuk memberikan kontribusi dengan persentase tertentu untuk pertumbuhan ekonomi di DIY.
“Industri ini bisa menjadi lapangan kerja baru bagi warga DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) khususnya. Oleh karena itu konsolidasi agapr lebih berfokus pada meningkatkan industri tekstil dengan Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur,”
Mengkonsolidasikan fashion ini, bukan hanya segi pakaian batik non batik tapi aksesoris, tas, sepatu harus kita konsolidasikan ke arah industri agar memberi potensi dan sumbangan yang lebih besar. ” Jadi kita jangan hanya menjual produk batik, tapi juga non batik. Jadi ruang fashion kami backup untuk menjadi industri fasyen, “tutur Sultan.
Selain itu, Sultan berharap ke depan pelaku fesyen di DIY mulai berorientasi menyasar pasar internasional . menandatangani kerjasama dengan pihak luar negeri.
“Untuk itu kami berharap teman-teman punya orientasi yang lebih ke arah internasional. Kalau sependapat dengan saya, harapan saya nanti di bulan Maret (2023) kami menandatangani kerjasama dengan Victoria, fasyen masuk sebagai terobosan untuk bagaimana kita belajar manajemen hingga marketing dengan orientasi ekspor,” tambah Sultan.
Usai dialog, acara di lanjutkan dengan Fashion Show sebagai pembukaan perhelatan Akbar Jogja Fashion Week 2022 dan para designer dari IFC Jogja maupun desainer non IFC lainnya antara lain Aulia Hijriastuti, Brahm Italia,Dani Paraswati, Desti Nataliani, Dewi Roesdji,Dewi deeJE, Erwin Yuniati Hesti Nugraheni , Iffah M Dewi ,Lanny Amborowati, Luffi Luv Nining, Soewarto Reni Irawati. Vitalia Pamoengkas ,Wening Angga.
Afif Syakur mewakili fashion designer dari IFC mengatakan tujuan dialog ini adalah membangun kesamaan persepsi serta memperkuat sinergi antar stakeholders dalam mengakselerasi Jogja sebagai pusat fashion dunia.
“Sebagai sarana diseminasi dan alignment kebijakan lintas institusi khususnya terkait upaya peningkatan pertumbuhan industri fasyen dan perdagangan tujuan Jogja sebagai Pusat Fashion Dunia,” tegas Afif