AIRLINES NASIONAL

Setelah Garuda Menyusul Lion Air Group Rumahkan 35% Karyawan

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Setelah berita restrukturisasi di perusahaan jasa angkutan udara Garuda Indonesia. Kebijakan serupa terjadi diperusahaan swasta Lion Group — Wing Air, Batik Air, Lion Air–. Menutup bulan Juli 2021, menejemen Lion Air Group merumahkan hampir 35 persen dari total pekerjanya – 23.000 karyawan–.

Merumahkan karyawan merupakan salah satu strategi pemulihan serta sikap proaktif dalam mempertahankan kelancaran pengoperasian pesawat udara. Seiring memastikan agar tetap berkontribusi bagi masyarakat dengan menyediakan layanan penerbangan aman, sehat dan terjangkau. Demikian keterangan tertulis yang diberikan Danang Mandala Prihantoro Corporate Communications Strategic Lion Air Group kepada bisniswisata.co.id.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa selama masa waspada pandemi, menejemen Lion Air Group berusaha beradaptasi, tanggap dan cepat menyesuaikan terhadap bisnis melalui langkah-langkah strategis korporasi. Melayani penerbangan penumpang berjadwal, sewa tertentu (charter) dan angkutan kargo sesuai permintaan pasar. Mendukung program pemerintah sejalan percepatan vaksinasi untuk seluruh karyawan, awak pesawat (air crew), teknisi, bagi calon penumpang dan penumpang Lion Air Group serta mengakomodir kategori masyarakat umum,  Kontributif mendukung pemerintah dalam rangka pengendalian, pencegahan dan penanganan COVID-19 di Indonesia,

“Lion Air Group juga tengah mengeksplorasi peluang, serta memiliki keseriusan pandangan bisnis kedepan bahwa nantinya pasar penerbangan ini tetap masih ada dan akan menjadi sentra pertumbuhan kuat,” paparnya lebih jauh.

Recovery dan Reorientation

Merumahkan karyawan, merupakan langkah atau keputusan terbaik, berdasarkan nilai optimis bahwa Lion Air Group selalu berkontribusi dengan menyediakan dan menawarkan layanan penerbangan yang tetap mengutamakan aspek-aspek keselamatan, keamanan, terjangkau dan sehat.

Hingga saat ini, menurut Danang Lion Air Group senantiasa menjalankan berbagai inisiatif atas kesepakatan bersama guna mendukung operasional dan layanan perusahaan termasuk menghadapi ketidakpastian situasi dampak pandemi.  Dalam tindakan proaktif berdasarkan mitigasi guna menjaga kontinuitas, perusahaan tetap beroperasi secara bertahap, rata-rata mengoperasikan 10-15% dari kapasitas normal sebelumnya (sebelum pandemi COVID-19) yakni rerata 1.400 penerbangan per hari.

Kondisi pasar dan jumlah penumpang yang mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan jumlah frekuensi terbang (produksi layanan penerbangan) juga menurun. Kondisi pendapatan sangat minimal, perusahaan masih mempunyai komitmen finansial yang harus dipenuhi.

Masih menurut Danang, pembatasan perjalanan dan pengurangan frekuensi serta biaya-biaya harus ditanggung masih cukup besar, mendorong manajemen menjalankan pemetaan agar lebih fokus penguatan di seluruh lini bisnis yang terdampak. Skema pemulihan (recovery and reorientation) ditempuh guna menjaga keberlangsungan usaha dan menjadikan bisnis berada pada sektor yang tepat.

“Keputusan merumahkan karyawan dilakukan untuk mempertahankan bisnis berkesinambungan dan perusahaan tetap terjaga. Upaya merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal,” tegas Danang.*

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*